Kebebasan Pers Tahun 2010 Makin Buruk

Jakarta, POS KUPANG.Com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengemukakan bahwa kondisi kebebasan pers di Indonesia selama tahun 2010 semakin buruk karena pemerintah tidak serius menangani kekerasan terhadap jurnalis dan lahirnya regulasi-regulasi baru yang berpotensi membatasi kemerdekaan pers.

AJI melaporkan bahwa tindak kekerasan terhadap wartawan meningkat menjadi 47 kasus selama 2010, lebih tinggi ketimbang 2009 yang berjumlah 37 kasus.

"Dari jumlah itu setidak-tidaknya ada empat kasus pembunuhan, 15 kasus serangan fisik, dua kasus penyerangan kantor media, tujuh kasus larangan meliput, enam kasus tekanan melalui hukum, dua kasus perusakan alat, dan pengerahan massa dua kasus," kata Ketua AJI Nezar Patria saat pemaparan laporan akhir tahun organisasinya, Selasa (28/12/2010).

Dia mengemukakan, salah satu indikator ketidakseriusan pemerintah dalam menjaga kebebasan pers adalah adanya kesan impunitas terhadap para pelaku kekerasan kepada wartawan atau institusi pers selama 2010.


"Pelaku kekerasan terhadap wartawan seakan mempunyai kekebalan terhadap hukum, dalam banyak kasus mereka dibiarkan lepas dari jerat hukum," kata Nezar.

Ia mencontohkan tewasnya dua wartawan di Maluku yakni Ridwan Salamun, kamerawan Sun TV yang tewas ketika sedang meliput bentrokan antarkelompok di Tual dan Alfrits Mirulewan, pemimpin redaksi Mingguan Pelangi yang sedang menginvestigasi dugaan penimbunan minyak di Pulau Kisar.

Nezar mengemukakan, dalam kasus Ridwan penyidikan dihentikan dan korban ditetapkan sebagai pihak yang terlibat bentrokan sedangkan dalam kasus Alfrits penyidikannya tidak dilakukan dengan profesional sehingga harus diambil alih oleh Kepolisian Daerah Maluku.

"Hal ini menunjukkan bahwa aparat dan pemerintah belum memahami posisi wartawan sebagai wakil publik yang menjalankan tugas sesuai undang-undang," tukas Eko Maryadi, kordinator divisi advokasi AJI.

AJI juga menilai bahwa pers Indonesia juga sedang mendapatkan cobaan keras dari pemerintah yang selama 2010 banyak membuat regulasi, yang meski tidak secara langsung, berpotensi memasung kemerdekaan pers yang telah dinikmati pasca-reformasi.

Menurut AJI , beberapa rancangan undang-undang atau peraturan yang bisa mengebiri kebebasan pers di Indonesia antara lain Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi tentang Konten Multimedia, RUU Rahasia Negara, dan RUU Tindak Pidana Teknologi Informasi.

Beberapa RUU juga mendapat perhatian khusus dari AJI karena mereka nilai bisa membahayakan kebebasan pers antara lain revisi UU Penyiaran, RUU Konvergensi Telematika, revisi UU Informasi dan Transaksi Elektronika, serta Rancangan KUHP. (ant)

Wartawan Akan Disertifikasi

KUPANG, POS KUPANG.Com--Tahun 2012 nanti, profesi wartawan maupun perusahaan-perusahaan pers akan disertifikasi oleh lembaga-lembaga independen. Rencana sertifikasi wartawan ini ada setelah adanya ratifikasi kompetensi wartawan yang dilakukan oleh semua pimpinan media massa nasional tahun 2010, di Palembang.

Untuk itu, dalam menjalankan tugas wartawan harus memiliki standar kompetensi yang memadai yang disepakati oleh masyarakat pers. Dan standar kompetensi ini menjadi alat ukur profesionalitas wartawan.

Demikian Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Nusa Tenggara Timur (NTT), Dion DB Putra, dalam pembekalan kepada wartawan media massa cetak dan elektronik yang tergabung dalam wadah PWI Cabang NTT, di aula UPT Taman Budaya, Kamis (9/12/2010).

Kegiatan ini mengusung thema 'Mari Tingkatkan Profesionalisme' dilaksanakan selama tiga hari, Kamis- Sabtu (9-11/12/2010). Para pembicara yang tampil pada kegiatan ini, antara lain, Ketua PWI NTT, Dion DB Putra, yang membawakan materi 'Standar Kompetensi Wartawan, Wakil Ketua PWI Bidang Kewirausahaan, Asher Rihi Tugu, Sejarah Pers di Indonesia dan Kode Etik Jurnalistik oleh Kepala LKBN Antara, Lorens Molan dan Kepala TVRI NTT Jani Joseph.

Dion Putra mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 64 jenis profesi yang harus menjalani uji kompetensi. Dan, profesi wartawan pun harus siap menjalani proses tersebut.

Menurutnya, kompetensi wartawan diperlukan untuk melindungi kepentingan publik dan hak pribadi masyarakat. Standar ini juga untuk menjaga kehormatan pekerjaan wartawan dan bukan untuk membatasi hak asasi warga negara menjadi wartawan.

Menurutnya, ada 11 kompetensi kunci yang merupakan kemampuan yang harus dimiliki wartawan untuk mencapai kinerja yang dipersyaratkan, yakni memahami dan menaati etika jurnalistik, mengidentifikasi masalah yang berkaitan dan memiliki nilai berita, membangun dan memelihara jejaring dan lobi, menguasai bahasa, mengumpulkan dan menganalisis fakta dan informasi bahasa berita, menyajikan berita, menyunting berita, merancang rubrik atau kanal halaman pemberitaan dan atau slot program pemberitaan, manajemen redaksi, menentukan kebijakan dan arah pemberitaan dan menggunakan peralatan teknologi pemberitaan.

Ia mengatakan, untuk mencapai standar kompetensi, seorang wartawan harus mengikuti uji kompetensi yang dilakukan oleh lembaga yang telah diverifikasi Dewan Pers, yaitu perusahaan pers, organisasi wartawan, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan jurnalistik. Wartawan yang belum mengikuti uji kompetensi dinilai belum memiliki kompetensi sesuai standar kompetensi ini. Kompetensi wartawan Indonesia yang dibutuhkan saat ini adalah kesadaran yang terdiri dari etika dan hukum, kepekaan jurnalistik dan jejaring dan lobi.

Menurutnya, pembekalan seperti penting dilakukan kepada wartawan agar bekerja sesuai dengan profesinya. PWI mestinya memberikan pada anggotanya pengetahuan dan keterampilan wartawan. Ia mengatakan, untuk terus memupuk kebersamaan dalam organisasi ini, PWI akan terus melakukan kegiatan- kegiatan pembekalan dan pencarahan dan saat ini sudah memiliki Koperasi PWI dengan total aset mencapai Rp 50 juta. Koperasi ini bertujuan untuk kesejahteraan para anggotanya.

"Kegiatan ini dilakukan karena PWI mendapat hibah dari Pemerintah Propinsi NTT yang dilakukan untuk pembekalan dan renovasi gedung PWI," katanya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan PWI NTT, Pieter Amalo, mengatakan, pembekalan kepada wartawan dilakukan agar wartawan bisa lebih meningkatkan pemahaman dan profesionalisme.

Menurutnya, berbicara profesionalisme untuk wartawan di NTT baru mencapai 50 persen karena belum memahami secara baik kode etik jurnalistik dan tidak pernah membaca Undang-Undang Pers. (nia)

Kemenbudpar Siapkan Vote Komodo Bagi Presiden

JAKARTA, PK -- Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) sedang mempersiapkan keperluan teknis untuk mendukung pelaksanaan "Vote Komodo" oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 9 Februari 2011.

"Kami sedang mempersiapkan keperluan teknis untuk mendukung dilakukannya 'Vote Komodo' oleh Presiden SBY," kata Kasubdit Promosi Elektronik Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Ratna Suranti, di Jakarta, Kamis (9/12/2010).

Ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi NTT untuk mendukung pelaksanaan 'Vote Komodo' tersebut.

Menurut dia, pemberian suara oleh orang nomor satu di Indonesia itu akan sangat besar artinya bagi Taman Nasional (TN) Komodo agar dapat terpilih menjadi salah satu keajaiban dunia baru versi alam melalui voting di www.new7wonders.com. "Satu suara saja dari Presiden sangat besar artinya bagi TN Komodo," kata Ratna.
Oleh karena itu, ia sangat berharap rencana dilakukannya 'Vote Komodo' oleh Presiden tersebut terealisasi pada Februari 2011.

Ia mencontohkan, di luar negeri mantan Presiden Gloria Macapagal-Arroyo, ketika masih menjabat beberapa waktu lalu sempat mengkampanyekan Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, Filipina, yang juga menjadi saingan TN Komodo untuk menjadi "new seven wonders of nature."

Sebelumnya, Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya di Kupang, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan panitia nasional dan rencananya Presiden akan memberikan suara untuk komodo pada puncak HPN.

"Saya sudah minta supaya disiapkan secara baik," katanya pada rapat persiapan pelaksanaan HPN.
Gubernur yakin, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan suara maka akan diikuti seluruh anak bangsa di negeri ini, paling tidak, seluruh peserta HPN akan ikut memberikan suara untuk komodo.

Ia menambahkan, pihaknya terus menggalakkan promosi untuk mencari dukungan agar komodo (Varanus Komodoensis) bisa lolos dan masuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia.

Pihaknya terus meminta dukungan dari semua pihak sejak komodo diumumkan pada 21 Juli 2009 melalui situs New7 Wonders Foundation, agar makluk purba terakhir di muka bumi ini masuk sebagai salah satu finalis dari 28 finalis setelah menyisihkan sekitar 440 nominasi dari 220 negara.

Oleh karena itu, pemerintah dan rakyat NTT optimistis komodo akan lolos dan masuk menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia karena komodo yang diyakini sebagai mahluk purba terakhir di muka bumi ini hanya ada di bumi NTT. (ant)

Pos Kupang, Jumat 10 Desember 2010 halaman 6

HPN 2011: Setiap SKPD Tanggung Satu Rombongan

KUPANG, PK -- Seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sepakat menyukseskan Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang, 9 Februari 2011 mendatang.

Komitmen pimpinan SKPD ini mengemuka pada rapat lanjutan persiapan HPN di ruang rapat Sekda NTT, Kamis (2/12/2010). Pada kesempatan itu, Ketua panitia HPN, Ir. Andre W Koreh mengatakan, untuk menyukseskan HPN di Kupang, perlu ada komitmen yang sama antara semua SKPD dan panitia serta semua orang yang terlibat di dalamnya.

Pada kesempatan itu disepakati, semua SKPD bertanggungjawab terhadap satu utusan atau perwakilan dari setiap cabang. Tanggung jawab setiap SKPD dimulai dari penjemputan di bandara hingga berakhirnya HPN.

"Semua SKPD perlu terlibat dan berperan aktif demi suksesnya HPN. Acara ini adalah tanggung jawab kita bersama. Jika acara ini sukses, maka kita juga sukses, tetapi jika acara ini tidak sukses maka kita juga tidak sukses," katanya.

Andre menyinggung soal kehadiran dari setiap SKPD yang mengikuti rapat HPN. Rapat HPN sudah tujuh kali dilaksanakan, tetapi dari setiap utusan SKPD yang hadir selalu berganti-ganti orangnya. Kondisi ini menyebabkan tidak fokusnya perhatian atau setiap SKPD tidak bisa mengikuti secara menyeluruh terkait semua perkembangan yang terjadi dalam rapat.

"Saya mohon agar setiap utusan yang mengikuti rapat HPN supaya ditetapkan satu orang saja. Maksudnya agar orang tersebut lebih fokus dalam mengikuti rapat-rapat HPN," katanya.

Andre menekankan, agar acara ini sukses dilaksanakan, diperlukan kesadaran yang tinggi dari setiap pimpinan SKPD untuk selalu berkomunikasi dan berkoordinasi yang lebih intens antar setiap SKPD dan panitia HPN.
Menurut Andre, setiap SKPD yang mendapat tanggung jawab atau yang terlibat langsung dalam acara HPN harus benar-benar mempersiapkan acaranya dengan baik.

Intinya, jelas Andre, setiap SKPD harus benar-benar mempersiapkan acara yang menjadi tanggungjawabnya dengan baik. Acara itu harus dipersiapkan dari sekarang. Maksudnya ketika memasuki hari pelaksanaannya, tidak disibukan lagi dengan hal-hal yang mengganggu jalannya acara itu. (den)

Pos Kupang, 3 Desember 2010 halaman 6

Gubernur Kepulauan Diundang Hadiri HPN Kupang

KUPANG, PK -- Para gubernur dari enam propinsi kepulauan akan diundang untuk menghadari puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang, NTT, 9 Februari 2001. Enam gubernur kepulauan itu adalah Bangka Belitung, Kepulauan Riau (Kepri), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara.

Demikian dikatakan Ketua Umum Panitia HPN ke-65, Ir. Andre W Koreh, MT, di Kupang, Senin (1/11/2010). Kehadiran enam gubernur kepulauan ini kata dia karena pada tanggal 8 Februari atau satu hari menjelang puncak HPN, akan digelar seminar nasional yang membahas khusus tentang propinsi kepulauan.

"Pada momentum HPN 2011 di Kupang nanti, ada agenda seminar tentang propinsi kepulauan sehingga panitia memandang perlu untuk mengundang para gubernur dari propinsi kepulauan ini untuk ikut sekaligus menghadiri puncak HPN," kata Koreh.

Dia berharap, dalam seminar nanti lahir rekomendasi yang bisa mendukung perjuangan pemerintah dari tujuh propinsi kepulauan itu untuk mendapat pengakuan sebagai provinsi kepulauan. Andre Koreh menambahkan, puncak HPN adalah pesta bersama seluruh rakyat NTT sehingga dukungan dari semua elemen masyarakat daerah ini sangat penting untuk menyukseskan acara ini.

"Pemerintah dan rakyat NTT dipercayakan untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan HPN. Kita harus menjaga kepercayaan yang diberikan ini dengan menyukseskan acara ini secara bersama-sama," katanya.

Dalam kaitan dengan persiapan, dia mengatakan panitia sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyukseskan kegiatan nasional tahunan itu. Persiapan-persiapan yang sudah dilakukan antara lain akomodasi hotel dan lokasi yang akan menjadi puncak kegiatan HPN yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (ant)

Pos Kupang 2 November 2010 halaman 5

HPN Satu Karya Besar

KUPANG, PK--Hari Pers Nasional (HPN) yang akan dilaksanakan di Kupang Februari 2011 merupakan satu karya besar yang harus dilaksanakan dengan sukses.

Demikian Ketua Panitia HPN, Ir. Andre W Koreh, saat menggelar rapat persiapan HPN di sayap kanan Aula El Tari- Kupang, Jumat (5/11/2011).

Hadir dalam rapat ini, Pemimpin Umum Harian Umum Pos Kupang, Damyan Godho, Direktur PT Timor Express Intermedia, perusahaan penerbitan Harian Timor Express, Yusak Riwu Rohi, para wartawan dan beberapa utusan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Propinsi NTT.

Andre mengatakan, HPN adalah satu karya besar. Karena itu perlu ada koordinasi antara semua seksi dan semua SKPD yang ada demi suksesnya acara ini. Semua kreativitas dan inovasi sungguh sangat diharapkan. "Kita perlu berjuang bersama demi suksesnya acara ini,"katanya.

Andre menambahkan, HPN merupakan satu kegiatan yang baru di NTT.Karena itu, segala sumbang saran demi lancarnya acara ini sungguh diharapkan. Seluruh sumber daya yang ada harus difokuskan, termasuk semua insan pers dan semua SKPD yang ada di daerah ini.

"Kita perlu bekerja maksimal dan terfokus untuk mengkolaborasikan semua sumber daya yang ada. Semua kita harus berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik,"katanya.

Dalam kegiatan HPN, jelas Andre, direncanakan ada berbagai kegiatan yang digelar seperti seminar dan konvensi, peresmian monumen pers yang berbentuk pulpen di Taman Nostalgia HPN, ada pentas seni dan festival sasando serta beberapa kegiatan lainnya.

Menurut Andre yang didampingi Ketua PWI NTT, Dion DB Putra dan Wakil Ketua Panitia, Bernadus Tokan, HPN perlu dijadikan hal yang sangat berkesan bagi semua orang. Dengan adanya HPN ini NTT bisa mengekploitasi segala kelebihan dan kekurangannya. Pesiapan HPN ini masih sangat global dan makro.

Kegagalan pelaksanaan HPN, jelas Andre, kegagalan rakyat NTT dan semua insan pers yang ada di daerah ini. Karena itu semua insan pers harus terlibat. "HPN harus semarak. strategi dan gaya harus dibuat dari kita,"katanya. (den)

Pos Kupang 6 November 2010 halaman 6

HPN Harus Ubah Stigma NTT Miskin

KUPANG, POS KUPANG.Com -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya mengharapkan momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-65 tanggal 9 Februari 2011 di Kupang bisa mengubah stigma NTT adalah daerah miskin dan terbelakang.

"Selama ini orang hanya mengenal NTT karena miskin dan terbelakang serta tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan HPN di Kupang nanti saya harap bisa mengubah stigma ini," kata gubernur saat berdialog dengan Panitia Pusat HPN yang dipimpin ketua pelaksana, Priyambodo RH di ruang kerjanya di Kupang, Rabu (10/11/2010) siang. Hadir juga B Soeharto Widjaja dan Yapto dari panitia pusat serta panitia daerah yang dipimpin ketua, Ir. Andre W Koreh.

Kepada gubernur, Priyambodo menyerahkan rancangan jadwal peringatan HPN 2011 di Kupang serta menjelaskan berbagai hal prinsip berkaitan dengan peringatan HPN yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Ibu Ani Yudhoyono.
Momentum HPN, kata gubernur, diharapkan bisa menggugah semua elemen bangsa ini untuk tidak hanya memandang NTT karena miskin dan terbelakang tetapi bagaimana membantu bersama-sama berjuang menghapus kemiskinan dan ketertinggalan daerah tersebut.

Dia mengakui, NTT memang masih membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk membangun masyarakat daerah ini menuju ke arah yang lebih baik. Bantuan sangat berarti karena APBD NTT hanya sekitar satu triliun rupiah sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara optimal untuk membantu membangun masyarakat yang terdiri dari 20 kabupaten/kota ke arah yang lebih maju. "Apalagi NTT terdiri dari 566 pulau dan untuk menjangkau satu pulau saja membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi," kata Lebu Raya.

Dalam konteks ini, kata gubernur, maka NTT mestinya tidak disamakan dengan daerah lain seperti Bali. "Kalau Gubernur Bali mengunjungi masyarakat tidak butuh pesawat dan kapal laut," katanya.

Gubernur menyambut baik rencana Panitia Nasional Hari Pers yang menjadikan materi propinsi kepulauan sebagai salah satu agenda yang akan dibahas dalam Konvensi Nasional Media Massa pada 8 Februari 2011. "Konvensi ini diharapkan mampu melahirkan sesuatu yang berharga bagi perjuangan NTT bersama enam propinsi lainnya untuk mendapat pengakuan dari pemerintah pusat sebagai propinsi kepulauan," ujar Lebu Raya sambil menambahkan, masalah pencemaran Laut Timor agar dibahas juga dalam Konvensi Nasional Media Massa tersebut.
Masalah pencemaran Laut Timor, kata Lebu Raya, menjadi isu penting karena sampai saat ini masyarakat NTT belum mendapat kejelasan mengenai proses penyelesaian menyeluruh.

Bukan Hanya Pers
Pada kesempatan itu, Gubernur Frans Lebu Raya menegaskan, peringatan Hari Pers Nasional (HPN) bukan hanya untuk insan pers tetapi bagi seluruh masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh komponen masyarakat NTT hendaknya mengambil peran demi susksesnya acara tersebut.

Propinsi NTT, jelas gubernur, masih banyak keterbatasan tetapi dalam semangat kebersamaan peringatan HPN 2011 akan bisa dilaksanakan dengan baik. "Kalau ada yang kurang adalah kekurangan kita bersama. Kalau ada yang lebih maka lebih itu milik kita bersama dan kalau ada kebanggaan adalah kebanggaan kita bersama. Kita harus bangga menjadi tuan rumah. Bahwa dalam urusan selanjutnya ada kesulitan atau kendala akan dibicarakan," katanya.

Gubernur menyatakan, mungkin ada yang bertanya mengapa peringatan HPN diurus oleh pemerintah. "Kalau kita kerja dalam kebersamaan, mengapa tidak boleh? Kita kerja untuk kepentingan negeri dan daerah ini. Pers dan pemerintah perlu bersinergi untuk membangun daerah ini," tandasnya.

Lebu Raya mengatakan, pihaknya telah meminta PT. Angkasa Pura yang mengelola Bandara El Tari Kupang membenahi bandara itu. Sebab saat HPN nanti, NTT akan didatangi sekitar 800 tamu dari berbagai daerah di tanah air termasuk dari luar negeri. Selain presiden, HPN 2011 akan dihadiri 12 orang menteri, 10 gubernur serta PM Timor Leste, Xanana Gusmao.
Terkait persiapan HPN, gubernur akan menggelar rapat bersama semua pimpinan SKPD tanggal 19 November 2010.

Kemarin panitia HPN Pusat yang dipimpin Priyambodo melakukan rapat koordinasi dengan panitia daerah di ruang kerja Sekda NTT. Dalam rapat ini panitia Jakarta dan Kupang membahas berbagai masalah teknis persiapan.

Usai rapat dan berdialog dengan gubernur, pada Rabu (10/11/2010) sore, Priyambodo, Ir. Andre W Koreh dan Ketua PWI Cabang NTT, Dion DB Putra melakukan dialog interaktif di Stasiun TVRI NTT dipandu Aser Rihi Tugu. (den/ant)

Agenda HPN 2011
1. Jurnalistik untuk Pelajar dan Mahasiswa
2. Seminar Masa Depan Pertambangan NTT
3. Seminar Kebangsaan, Propinsi Kepulauan dan Perbatasan
4. Seminar Pers Untuk Semua (Masyarakat Melek Media)
5. Jalan Sehat 10.000 Orang
6. Bakti Sosial dan Pengobatan Gratis
7. Gelar Wisata Nusa Tenggara Timur
8. Wisata Belanja dan Wisata Kota
9. Pameran Produk Unggulan NTT
10. Vote Komodo oleh Presiden RI
11. Peresmian Monumen Pers dan Gong Perdamaian oleh Presiden RI
12. Peresmian Rumah, Mobil dan Motor Pintar oleh Ibu Negara
13. Malam Hiburan Rakyat

Pos Kupang, 11 November 2010 halaman 1

Dewan Pers Usut Pemerasan oleh Wartawan

JAKARTA, POS KUPANG.Com — Dewan Pers menelusuri dugaan pemerasan oleh sejumlah wartawan terhadap PT Krakatau Steel terkait penjualan saham perdananya. Jika dugaan tersebut terbukti, wartawan itu tidak hanya melanggar kode etik jurnalistik, tetapi juga bisa dipidanakan.

”Dewan Pers menerima laporan secara informal dari PT Krakatau Steel (KS) terkait adanya sekelompok wartawan yang diduga meminta saham perdana dari PT Krakatau Steel. Selain itu, juga ada seorang wartawan yang diduga meminta sejumlah uang agar berita tentang PT Krakatau Steel (yang negatif, terkait penjualan saham perdananya) tidak lagi muncul di media massa,” ungkap Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Dewan Pers Agus Sudibyo di Jakarta, Kamis (18/11/2010).

Dewan Pers belum bersedia menyebutkan nama dan media mana wartawan yang dilaporkan. Pertimbangannya, Dewan Pers belum bisa mengambil kesimpulan dan mengumumkannya kepada publik hanya didasarkan laporan sepihak.

”Kami bekerja sesuai prosedur. Atas laporan itu, Dewan Pers akan mengusut tuntas kasus ini, mencari fakta yang ada, dan melakukan pengecekan silang kepada pihak terkait. Dewan Pers dalam hal ini berkepentingan menegakkan kode etik dan profesionalitas jurnalistik,” ungkap Agus lagi. (kompas.com)

NTT Harus Jadi Tuan Rumah Yang Baik

KUPANG, POS KUPANG.Com-- Ketua panitia daerah Hari Pers Nasional (HPN) 2011, Ir. Andre W Koreh, mengingatkan panitia memberikan pelayanan dan kesan yang baik kepada tamu yang akan menghadiri acara HPN di Kupang, 11 Februari 2011 mendatang.

"NTT harus menjadi tuan rumah yang baik," kata Andre saat memimpin rapat koordinasi awal panitia HPN di Kupang, Jumat (15/10/2010) malam.

Andre mengatakan, puncak peringatan HPN 2011 akan dihadiri Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. HPN akan diikuti sekitar 700 peserta dari seluruh propinsi di Indonesia, para pemimpin media massa nasional, Dewan Pers, SPS, perwakilan ikatan jurnalis dunia, Asia dan Timor Leste.

Sejumlah agenda telah dibahas dalam rapat tersebut antara lain tentang tempat acara puncak peringatan HPN 2011, pembangunan Monumen Pers, persiapan akomodasi hotel bagi peserta HPN serta hal lainnya.

Khusus tempat acara puncak HPN pada 9 Februari 2011 yang akan dihadiri presiden ada dua pilihan yaitu GOR Flobamora Kupang dan Aula El Tari. Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, akhirnya diputuskan memilih Aula El Tari-Kupang.

"Tentu ada beberapa hal yang harus dibenahi di Aula El Tari, terutama sisi akustiknya agar suara dalam ruangan terdengar jelas dan jernih," kata Andre.

Andre juga menjelaskan tentang rencana membangun Monumen Pers di Taman Nostalgia-Kupang. Monumen ini rencananya diresmikan Presiden Yudhoyono di sela-sela peringatan HPN bulan Februari mendatang.

Tentang penginapan bagi peserta HPN, Andre Koreh meminta panitia seksi akomodasi agar segera menghubungi manajemen hotel di Kota Kupang. "Kita harus booking dari sekarang karena kegiatan HPN sudah jelas yaitu tanggal 6-10 Februari 2011," tandasnya. Rapat panitia selanjutnya dijadwalkan pekan depan yaitu pemantapan persiapan dari setiap seksi. (den)

Pos Kupang, Senin 18 Oktober 2010 hal 14

Anggur Merah B Juara, PWI Posisi Ketiga

KESEBELASAN Anggur Merah B berhasil menjuarai turnamen sepakbola Anggur Merah Cup 2010. Anggur Merah meraih poin sempurna di babak final setelah pada pertandingan di Stadion Oepoi, Kupang, Sabtu (28/8/2010), menang 3-1 atas PWI NTT.

Sebelumnya Anggur Merah menang 2-1 atas kesebelasan TNI/Polri. TNI/Polri yang mengalahkan PWI NTT, 4-2 dalam pertandingan, Jumat (27/8/2010), menempati peringkat kedua sedangkan PWI NTT di posisi ketiga. Atas prestasinya ini, Anggur Merah berhak atas piala bergilir, piala tetap, piagam penghargaan dan bonus Rp 7,5 juta. TNI/Polri menerima piala tetap, piagam penghargaan dan bonus Rp 5 juta. Sedangan PWI NTT menerima piala tetap, piagam penghargaan bonus Rp 2,5 juta.

Kemenangan Anggur Merah B atas PWI NTT diraih dengan susah payah. Disaksikan langsung Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, Wagub NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si, Wakil Ketua DPRD NTT, Drs. LS Foenay, M.S, anggora Muspida NTT dan ratusan suporter, Rama membuka keunggulan Anggur Merah di pertengahan babak pertama. Namun beberapa saat kemudian Benny Dasman berhasil menyamakan kedudukan.

Babak kedua pertandingan menjadi berimbang. Namun, PWI kehabisan stamina. Hal ini membuat Zulkifli Umar, Yus Ressi, Sola Frare, Boncu, Rama, Dorus Rihi, Andre Koreh dkk menguasai permainan. Rama berhasil menambah koleksi golnya ditambah satu gol Yus Ressi.
Frans Lebu Raya saat menutup event tersebut mengatakan kebanggaannya.

"Saya bangga atas inisiatif penyelenggaraan turnamen ini. Memajukan sepakbola di NTT memang perlu kerja keras. Kerja keras ini harus dilakukan semua orang dengan saling mendukung. Turnamen seperti akan mampu membangkitkan semangat kita semua bahwa sepakbola perlu terus dibina agar bisa berprestasi," katanya.

Frans Lebu Raya mengharapkan agar turnamen ini terus digelar secara rutin dengan manajemen penyelenggaraan yang lebih bagus. "Kalau ini Anggur Merah Cup I, berarti harus ada dua dan seterusnya. Gelar lagi pada tahun depan dengan lebih baik. Kalau kali ini Angur Merah B yang juara, mungkin tahun depan TNI/Polri atau PWI yang juara, tapi itu tentu harus lewat latihan yang lebih bagus," katanya. (eko)

Pos Kupang, 29 Agustus 2010 halaman 8

Anggur Merah B Buka Peluang Juara

KESEBELASAN Anggur Merah B membuka peluangnya untuk menjuarai turnamen sepakbola Anggur Merah Cup 2010 setelah dalam pertandingan di Stadion Oepoi, Kamis (26/8/2010), menang 2-1 atas TNI/Polri. Hasil pertandingan petang ini, Jumat (27/8/2010), antara TNI/Polri melawan PWI NTT akan menentukan posisi Anggur Merah B di klasemen akhir.

Kesebelasan TNI/Polri yang tentu tak ingin menyerah begitu saja pasti akan berusaha memenangkan pertandingan melawan PWI NTT. Bila menang, maka pertandingan terakhir antara Anggur Merah B melawan PWI NTT pada, Sabtu (28/8/2010), akan sangat menentukan. Bila TNI/Polri kalah, pertandingan Sabtu akan menjadi final bagi PWI NTT dan Anggur Merah B untuk memperebutkan predikat juara.

Kalau demikian, pertandingan sore ini akan menarik. TNI/Polri yang masih memiliki harapan juara pasti mengincar kemenangan. Sementara PWI NTT yang ingin memelihara peluang juaranya, pasti mengincar minimal hasil seri agar nanti bisa total saat melawan Anggur Merah B pada hari Sabtu.

Jalannya pertandingan antara Anggur Merah B melawan TNI/Polri berlangsung dalam tempo sedang. Menurunkan semua pemain terbaiknya, TNI/Polri berhasil menekan Anggur Merah B yang nampaknya masih malu-malu menurunkan pemain-pemain terbaiknya. Hasilnya, sebuah kesalahan dilakukan lini belakang Anggur Merah B yang dikoordinir mantan libero PSKK, Ima Nanggiang. John Suardi yang lolos dengan skil sempurna melepaskan tendangan silang yang tak dapat dijangkau kiper Anggur Merah B, Thom Hermanus. Ini merupakan gol keenam John dalam turnamen ini.

Sadar kalau lawannya tidak mudah dikalahkan, Anggur Merah B melakukan sejumlah pergantian pemain. Masuknya Zulkifli Umar menjadi awal kebangkitan skuad yang dikoordinir Andre Koreh ini. Disaksikan langsung Wagub NTT, Ir. Esthon Foenay, M.Si dan ratusan penonton, Zulkifli berhasil menyamakan kedudukan sebelum turun minum.

Di babak kedua, pertandingan berlangsung berimbang. Sejumlah pergantian dilakukan kedua kesebelasan. Namun, Anggur Merah yang lebih beruntung karena tendangan bola mati Yus Ressi membuat mereka unggul 2-1. Gol ini menjadi yang terakhir dalam pertandingan ini. (eko)

Pos Kupang, 27 Agustus 2010 halaman 8

PWI NTT Tentukan Nasib

AMBISI kesebelasan PWI NTT untuk menjuarai turnamen sepakbola Anggur Merah Cup 2010 tertunda. Kalah 0-2 dari kesebelasan TNI/Polri dalam pertandingan di Stadion Oepoi, Jumat (27/8/2010), PWI NTT akan menentukan nasib sendiri saat melawan Anggur Merah B dalam final terakhir, Sabtu (28/8/2010).

TNI/Polri saat ini memimpin memimpin klasemen dengan tiga poin sama seperti milik Anggur Merah B. TNI/Polri kalah 1-2 dari Anggur Merah B, namun kemenangan dua gol tanpa balas dari PWI NTT membuat mereka unggul poin memasukan. Artinya, kalau petang ini Anggur Merah B kalah, maka TNI/Polri berpeluang menjadi juara.

Namun, PWI NTT juga berpeluang menjadi juara bila mengalahkan Anggur Merah B dengan selisih gol, empat. Anggur Merah sendiri hanya butuh hasil seri untuk menjuarai turnamen ini. "Lolos ke babak final sudah menjadi prestasi yang membanggakan. Bayangkan saja, dari 12 tim peserta turnamen ini, hanya ada tiga tim yang masuk babak final dimana salah satunya adalah PWI NTT. Melawan Anggur Merah B, kami tetap mengincar kemenangan, karena ini menyangkut gengsi kesebelasan," kata asisten manajer PWI NTT, Albert Vincent.

PWI NTT memang pantas optimis menghadapi Anggur Merah B. Pasalnya, saat melawan TNI/Polri, mereka bermain cukup bagus. Benny Dasman, Oni Modo, Pasi Ta'a, Edi Sely, Ardy Valendra, Dewa, Agus Badja, Erik Seran, Isak Kaesmetan, Oma dan Kristo Embu hanya kalah stamina saja sehingga mudah didikte lawannya.

Bintang TNI/Polri, Agus, membuka keunggulan timnya pada menit ke-24 lewat sebuah tendangan bebas. PWI NTT sempat membuka peluangnya lewat Erik Seran namun empat peluang itu tidak membuahkan gol akibat naluri yang sangat lemah. Babak pertama diakhiri dengan keunggulan TNI/Polri.

Masuknya Hans Lilo di babak kedua, membuat serangan TNI/Polri makin hidup. John, Meki, Agus dan Tupong berhasil memimpin rekan-rekannya untuk menekan PWI NTT. Hasilnya, lima menit sebelum pertandingan usai, Sujatmiko membuat TNI/Polri dengan kemenangan 2-0.

Petang ini, pertandingan antara PWI NTT melawan Anggur Merah B akan dimulai pukul 15.30 Wita. Usai pertandingan akan dilanjutkan dengan penyerahan tropi dan bonus serta upacara penutupan. (eko)

Pos Kupang 28 Agustus 2010 halaman 8

PWI NTT Sabet Tiket Terakhir

KESEBELASAN PWI NTT meraih tiket terakhir babak final turnamen sepakbola Anggur Merah Cup 2010 setelah dalam pertandingan di Stadion Oepoi, Kupang, Rabu (25/8/2010), menang 4-2 atas Bank NTT. Di final, PWI NTT akan bergabung dengan Anggur Merah B dan TNI/Polri yang sudah lebih dahulu lolos.

Petang ini, Kamis (26/8/2010), babak final akan dimulai dimana Anggur Merah B bertemu TNI/Polri. Pada, Jumat (27/8/2010), TNI/Polri melawan PWI NTT dan pada Sabtu (28/8/2010), Anggur Merah B melawan PWI NTT. Peraih poin tertinggi dari tiga tim ini menjadi juara diikuti peringkat dua dan tiga. Total hadiah yang diperebutkan dalam turnamen ini Rp 15 juta.

Tampil percaya diri, Bank NTT yang turun dengan formasi penuh berhasil menekan PWI NTT. Tomy Ndolu, Max Siokain, Alex Riwu Kaho, Fred Benu, Robert Kiuk, Ferdinan Laning dan lainnya menekan PWI NTT dari segala penjuru. Hasilnya, akibat kesalahan komunikasi di lini belakang, Tomy Ndolu berhasil menjebol gawang Agus Badja lewat sundulannya yang indah.

Saat ketinggalan, barulah anak-anak PWI NTT yang dikoordinir Benny Dasman mulai berani menekan. Hawu Riwu Kaho, Oma, Edy Sely, Leo Ritan, Arvan, Oni Modo, Erick Seran, Richardus Wawo dan Isak Kaesmetan, berusaha membalas. Namun, baru pada saat memasuki menit ke-20 tendangan keras Benny Dasman membuat kedudukan imbang 1-1 hingga turun minum.

Kedua tim kemudian melakukan pergantian. Dari PWI, Leo Rithan, Richardus, Oni Modo dan Arvan ditarik oleh menejer PWI, Melkisedek Lado Madi dan asistennya, Klemens Sawu dan Albert Vincent. Masuknya Ardi Falendra, Leo, Kris, Yanto, Nyongki dan Pasi Ta'a berhasil menghidupkan serangan PWI NTT. Ardy Falendra membuat PWI NTT balik unggul setelah tendangannya jarak 20 meter berhasil menjebol gawang Bank NTT. Namun, beberapa saat kemudian, Robert Kiuk membalas juga lewat tendangan bola mati yang indah.

Setelah itu, kalau saja tendangan penalti Tomy Ndolu berhasil menjebol gawang Agus Badja, mungkin hasil pertandingan akan beda. PWI juga mendapat satu hadiah penalti setelah Isak ditarik di kotak penalti, namun Hawu Riwu Kaho gagal. Gol Oma di penghujung babak kedua membuat PWI langsung menguasai permainan. Dan, Erick Seran membuat PWI pulang dengan kemenangan 4-2 lewat gol indahnya. (eko)

Pos Kupang 26 Agustus 2010 halaman 8

Mas Gibol Tersingkir

AMBISI kesebelasan Masyarakat Gila Bola (Mas Gibol) NTT untuk menjuarai turnamen sepakbola Anggur Merah Cup 2010 kandas. Pada pertandingan di Stadion Oepoi, Kupang, Selasa (24/8/2010), mereka disingkirkan secara menyakitkan oleh kesebelasan TNI/Polri, empat gol tanpa balas.

Kesalahan yang dilakukan Umbu Yogar menyentuh bola dengan tangannya di dekat garis 16 meter ketika pertandingan belum genap tiga menit menjadi awal petaka bagi Mas Gibol. Agus Silpeter yang menjadi algojo dengan mudah menaklukkan kiper Mas Gibol, Israel Yala yang tak sanggup menjangkau bola.

Mas Gibol berusaha bangkit. Mathias Bisinglasi, Johni Lumba, Anis Masse, Eki Madi, Sahadewa, Piter Fomeni, Usman Asafah, John Seo, Ngurah dan Umbu Yogar mencoba membalas. Namun, serangan mereka hanya terhenti di garis tengah. Tupong yang menjadi palang pintu TNI/Polri dengan mudah mematahkan serangan yang datang. Keasyikan menyerang, Mas Gibol lupa pertahanannya. Umbu Yogar yang sendirian nampak kesulitan untuk menahan kecepatan John Suardi. Hal ini membuat John Suardi dan Agus masing-masing mencetak satu gol lewat serangan balik membuat mereka mengakhiri babak pertama dengan skor 3-0.

Babak kedua, manejer Mas Gibol, Sipri Seko, menarik Sahadewa, Eki Madi, Anis Mase, Mathias Bisinglasi, Johni Lumba dan Usman Asafah untuk memasukkan, Benny Pao, Edo Bella, Alex, Ali, Mujibu Rahman dan Kiser Mbou. Namun pergantian ini tak berarti. TNI/Polri justru menambah satu gol lagi lewat John Suardi.

Lolos ke babak final, TNI/Polri akan bergabung dengan Anggur Merah B. Satu finalis lainnya akan diperebutkan petang ini, Rabu (25/8/2010), antara Bank NTT melawan PWI NTT. Tiga tim finalis akan saling jajal, dimana peraih poin tertinggi akan menjadi juara. (eko)

Pos Kupang, 25 Agustus 2010 halaman 8

Anggur Merah B ke Final

KESEBELASAN Anggur Merah B menjadi tim pertama yang lolos ke babak final turnamen sepakbola Anggur Merah Cup 2010 setelah dalam pertandingan di Stadion Oepoi, Kupang, Senin (23/8/2010), menang 2-1 atas Kejaksaan Tinggi. Anggur Merah masih menunggu dua tim lagi yang masih diperebutkan antara Mas Gibol vs TNI/Polri dan PWI vs Bank NTT.

Putaran final akan menggunakan sistem setengah kompetisi. Tiga tim pemenang babak penyisihan akan saling berhadapan. Peraih poin tertinggi langsung menjadi juara diikuti peringkat dua dan tiga sebagai juara kedua dan ketiga.

Babak pertama partai antara Anggur Merah B melawan Kejaksaan Tinggi berlangsung imbang. Kedua tim yang menurunkan pemain terbaiknya saling serang secara bergantian. Ima Nanggiang yang menjadi palang pintu Anggur Merah B berhasil meredam striker Kejaksaan Tinggi, Iwan Anshar. Sebaliknya lini belakang Kejaksaan Tinggi juga berhasil mematikan andalan Anggur Merah B, Andre Koreh. Kedua tim mengakhiri babak pertama pertandingan yang dipandu wasit Herman Wila dibantu Yaya Huru dan Abdul Muis, tanpa gol.

Masuknya Zulkifli Umar di babak kedua, membuat serangan Anggur Merah mulai bervariasi. Setelah melakukan sejumlah penetrasi melalui Andre Koreh dan Doris Rihi, keperkasaan Ari di bawah mistar gawangnya berhasil ditaklukkan. Zulkifli, mantan striker PSKK ini dengan aksi individunya berhasil melewati hadangan tiga pemain belakang Kejaksaan Tinggi untuk mencetak gol pertama bagi timnya.

Setelah gol tersebut, Kejaksaan Tinggi mencoba melakukan sejumlah pergantian. Namun itu belum cukup untuk mengejar ketertinggalannya. Satu tendangan salto Andre Koreh juga masih bisa diamankan kiper Kejaksaan Tinggi, Ari. Namun Ari kembali memungut bola dari dalam gawangnya setelah dijebol Rama. Bati sempat membuka harapan Kejaksaan Tinggi setelah berhasil menjebol gawang Anggur Merah yang dikawal Thom Hermanus. Ketika pemain-pemain Kejaksaan mulai bangkit, waktu tidak berkompromi sehingga mereka harus tersingkir.

Petang ini, Selasa (24/8/2010), satu tiket babak final akan diperebutkan antara TNI/Polri melawan Mas Gibol. Pada, Rabu (25/8/2010), tiket terakhir akan diperebutkan antara Bank NTT melawan PWI NTT. (eko)

Pos Kupang, 24 Agustus 2010 halaman 6

PWI NTT Kalahkan Anggur Merah A

KESEBELASAN PWI NTT berhasil mengalahkan tim kuat Anggur Merah A 3-0 dalam lanjutan turnamen sepakbola Anggur Merah Cup di Stadion Oepoi, Kupang, Minggu (22/8/2010). PWI NTT akan bertemu Bank NTT yang sebelumnya menang 3-0 atas DPRD Kota Kupang di putaran kedua, Rabu (25/8/2010).

Dalam pertandingan ini, PWI NTT yang diarsiteki Melkisedek Lado Madi langsung menurunkan skuad terbaiknya. Agus Badja, Hawu Riwu Kaho, Nyongki, Edy Selly, Dewa, Erick Seran, Kristo Embu, Sipri Seko, Richardus Wawo, Johni dan Isakh adalah pilihan utama. Hasilnya cukup bagus. Mereka harus berhadapan dengan skuad yang dimotori Richard Djami, Edu Ghana dan Klementino ini. Beberapa peluang sempat tercipta baik melalui Erick, Richardus maupun Isakh, namun hingga turun minum tak ada gol yang tercipta.

Masuknya Yanto, Oma dan Ardy di babak kedua membuat serangan PWI NTT makin hidup. Isakh membuka keunggulan PWI ketika babak kedua pertandingan yang dipandu Yaya Huru dibantu Herman Willa dan Habel Kadja ini belum genap sepuluh menit. Sempat melemah setelah unggul, PWI NTT nyaris kecolongan.

Sebuah pelanggaran keras dilakukan Hawu di kotak penalti sehingga wasit langsung menunjuk titik putih. Namun kiper PWI, Agus Badja pantas menjadi bintang dalam pertandingan ini. Tampil tenang, Agus dengan mudah menepis tendangan pemain Anggur Merah A. Usai tendangan penalti tersebut, PWI NTT melalui sebuah serangan balik justru mampu mencetak gol keduanya lewat Yanto.

Anggur merah, tim asuhan Andre Koreh ini sempat memiliki sejumlah peluang, namun Agus Badja tampil brilian sehingga mampu menjaga keperawanan gawangnya. PWI NTT menambah satu gol lagi melalui Oma beberapa saat sebelum pertandingan usai.

Petang ini putaran kedua sudah akan dimulai. Tim unggulan juara, Anggur Merah B akan melawan Kejaksaan Tinggi NTT mulai pukul 16.00 Wita. (eko)

Pos Kupang, 23 Agustus 2010 halaman 8

Anggur Merah B Bantai Pengadilan

KESEBELASAN Anggur Merah B mengawali debutnya di turnamen sepakbola Piala Anggur Merah dengan gemilang. Dalam pertandingan di Stadion Oepoi, Kupang, Sabtu (14/8/2010), Anggur Merah B membantai Pengadilan Tinggi NTT, empat gol tanpa balas.

Andre Koreh layak menjadi bintang dalam pertandingan ini. Tampil sebagai striker berduet dengan Bria Johanes, Andre Koreh mampu memporak-porandakan pertahanan Pengadilan Tinggi. Dukungan Oswaldus Toda dari kiri, Dorus Rihi di kanan ditopang oleh Yus Ressi dan Irwan di tengah, membuat permainan menjadi milik Anggur Merah B.

Tim yang diunggulkan untuk menjuarai turnamen dengan total hadiah Rp 15 juta ini membuka keunggulannya lewat Andre Koreh. Menerima umpan lambung Yus Ressi, Andre dengan sundulan yang akurat berhasil menaklukkan kiper Pengadilan Tinggi. Andre seharusnya menambah satu gol lagi namun wasit Herman Willa menganulirnya setelah asisten wasit, Abdul Muis mengangkat bendera off-side. Selain itu, sebuah hadiah penalti juga gagal diselesaikan dengan baik oleh Andre Koreh.

Kuatnya tekanan yang dibangun Anggur Merah B membuat Pengadilan Tinggi harus melakukan beberapa pergantian. Namun, strategi ini tidak efektif, karena sebelum turun minum, Dorus Rihi berhasil mencetak gol kedua bagi Anggur Merah B.

Di babak kedua, Anggur Merah B masih menguasai permainan. Oswaldus Toda mencetak gol ketiga dari sudut yang cukup sempit. Dan, sebuah tendangan Andre Koreh membuat pemain belakang Pengadilan Tinggi yang berusaha menghalaunya justru mengarahkan bola ke gawangnya.

Turnamen ini dibuka oleh Sekda Propinsi NTT, Frans Salem, S.H, M.Si. Frans Salem atas nama Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, berharap semua tum menjunjung tinggi sprotivitas.

"Masalah yang ada dilapangan harus langsung diselesaikan atau jangan dibawa ke luar. Semua unsur bagi dari eksekutif, legislatif, yudikatif, pers dan masyarakat umum ikut dalam turnamen ini sehingga nuansa menjadi sangat unik. Jangan kebersamaan agar semua menjadi puas," ujarnya.

Panitia pelaksana, Lambert Tukan, dalam laporannya mengatakan, turnamen tersebut diikuti 12 tim. Kesebelasn peserta, yakni Anggur Merah A, Anggur Merah B, DPRD NTT dan PWI Cabang NTT, Pemerintah Kabupaten Kupang, Pemerintah Kota Kupang, DPRD Kabupaten Kupang, DPRD Kota Kupang, Gabungan TNI/Polri, Kejaksaan Tinggi NTT dan Masyarakat Gila Bola (Magibol) Kota Kupang. (eko)

Jadwal, Minggu (15/8/2010)
DPRD Propinsi NTT vs Kejaksaan Tinggi NTT

Pos Kupang, 15 Agustus 2010 halaman 8

12 Tim Ikut Piala Anggur Merah

SEBANYAK 12 tim akan ikut berlaga dalam kejuaraan sepakbola Piala Anggur Merah yang akan berlangsung di Kupang, 14-28 Agustus 2010. Kejuaraan ini merupakan turnamen antar- instansi dengan batasan usia pemain minimal 30 tahun.

Penggagas turnamen, Andre Koreh di Kupang, Rabu (11/7/2010), mengatakan, 12 tim tersebut, yakni Anggur Merah A, Anggur Merah B, DPRD NTT dan PWI Cabang NTT, Pemerintah Kabupaten Kupang, Pemerintah Kota Kupang, DPRD Kabupaten Kupang, DPRD Kota Kupang, Gabungan TNI/Polri, Kejaksaan Tinggi NTT dan Masyarakat Gila Bola (Magibol) Kota Kupang.

Kejuaraan ini, kata Andre Koreh, selain untuk memupuk persahabatan antara para pemimpin dan masyarakat di provinsi kepulauan itu, juga dalam rangka memeriahkan HUT ke-65 Republik Indonesia, 17 Agustus 2010. "Ini adalah pertandingan persaudaraan karena kami sadar bahwa dalam arena olahraga tidak ada nilai politik tetapi yang ada hanya nilai persaudaraan," katanya.

Dalam kaitan dengan kejuaraan ini, dia mengatakan, panitia telah menetapkan syarat pemain terutama yang berhubungan dengan usia maksimal dan minimal dan sudah disampaikan kepada masing-masing tim. Syarat pemain adalah 60 persen pemain berusia 40 tahun ke atas dan 40 persen antara usia 30 hingga 40 tahun.

Anggur Merah A berhasil mengalahkan Mas Gibol 2-0 dalam partai ujicoba yang digelar di Stadion Oepoi, Kupang, Rabu petang. Anggur Merah dalam pertandingan ini menurunkan semua pemain terbaiknya seperti Andre Koreh, Thom Hermanus, Fredik Tilman, Dorris, Yus Ressi, Zulkifli Umar, Zola Frare dan lainnya.

Sementara Mas Gibol mengandalkan Melkisedek Madi, Anton Kia, Abdul Muis, Pieter Fomeni, Nyoman Sasputra, Dewa Putu Sahadewa, Helmon Liko, Anis Mase, Mujibu Rahman dan lainnya. Dua gol Anggur Merah dicetak Andre Koreh dan Fredik Tilman. (eko/ant)

Pos Kupang, 12 Agustus 2010 halaman 8

Potret Kekerasan terhadap Jurnalis

Kekerasan terhadap jurnalis sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia terus saja terjadi, bahkan cenderung mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Jika tahun 2009 lalu hanya tercatat 6 kasus kekerasan terhadap Jurnalis (Data AJI Yogyakarta), maka pada tahun 2010 ini antara bulan Januari-Agustus sudah tercatat 14 kasus kekerasan yang menimpa Jurnalis.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua AJI Yogyakarta, Pito Agustin Rudiana saat memberikan sambutan dalam acara Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII berkolaborasi dengan Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta pada hari Senin, 16 Agustus 2010 di Kampus UII Demangan Yogyakarta.

Agenda diskusi yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan 14 tahun kasus pembunuhan terhadap wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin (Udin) tersebut mengangkat tema "Potret Pelanggaran HAM pada Jurnalis 2010" dan dihadiri lebih dari 60 Jurnalis dari berbagai media maupun lembaga/institusi pemerhati media. Hadir sebagai pembicara adalah Komisioner Komnas HAM, HM. Kabul Supriyadhie, SH., M.Hum, budayawan sekaligus pegiat gerakan sosial di Yogyakarta, Angger Jati Wijaya dan Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti.

Angger Jati Wijaya berpendapat bahwa kekerasan terhadap jurnalis sudah saatnya dihentikan. Tentu harus disertai langkah kongkrit dan sejumlah perubahan paradigma seperti perubahan cara pandang terhadap peran dan fungsi jurnalisme sebagai pilar keempat demokrasi (bukan sebagai ancaman), mengkaji ulang produk hukum yang berpeluang sebagai ancaman bagi peran dan fungsi jurnalis dan jurnalisme, menjaga dan meneguhkan komitment moral para jurnalis untuk tetap menjaga integritas personal maupuan kelembagaan dengan mengedepankan profesionalisme jurnalis dan tetap independen, pengubahan cara pandang pengelola/pemilik media/perusahaan pers untuk menempatkan jurnalis sebagai aktor sekaligus faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, serta pengurangan atau bahkan penghapusan tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum kepada para jurnalis.

Senada dengan apa yang disampaikan Angger Jati Wijaya, HM. Kabul Supriyadhie selaku Komisioner HAM mengingatkan kepada Pihak Kepolisian (khususnya Polda DIY) bahwa kasus kematian Udin sudah mendekati batas "kadaluwarsa". Menurutnya hal tersebut akan menjadi preseden buruk terhadap jaminan,perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum jika sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh undang-undang, yakni 18 tahun, pihak Kepolisian belum juga berhasil mengungkap kasus kematian Udin.

HM. Kabul Supriyadhie merekomendasikan agar pihak kepolisian lebih responsif dalam menindaklanjuti dan atau menuntaskan berbagai kasus kekerasan terhadap jurnalis untuk mengurangi dugaan pelanggaran HAM by omission. Sebab kekerasan terhadap wartawan memiliki dampak tidak langsung terhadap terpenuhinya hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang sebenarnya. Keduanya berharap agar kasus terbunuhnya wartawan Bernas (Udin) dapat segera diungkap oleh pihak Kepolisian.

Menanggapi hal tersebut, AKBP Anny Pudjiastuti selaku Ka.Bid Humas Polda DIY meyampaikan perkembangan terakhir atau langkah yang saat ini sedang ditempuh pihak Kepolisian yakni dibentuknya Tim Pencari Fakta Baru bagi pengungkapan kasus pembunuhan wartawan harian Bernas, Udin. Di sisi lain, untuk menghindari terjadinya kasus kekerasan kepada para jurnalis oleh aparat keamanan, para jurnalis diharapkan untuk lebih berhati-hati saat melaksanakan tugas peliputan di daerah kerusuhan/demo yang yang memiliki ekskalasi suhu cukup tinggi. Hal tersebut dikhawatirkan apabila kerusuhan pecah maka pihak aparat terkadang cukup kessulitan untuk membedakan antara jurnalis dan perusuh/pendemo. AKBP Anny berharap agar hubungan yang terjalin antara aparat penegak hukum dengan jurnalis merupakan hubungan yang harmonis, take ande give.

Menanggapi langkap Kepolisian yang telah membentuk Tim Pencari Fakta Baru terkait kasus Udin tersebut, salah seorang peserta yang juga mantan ketua AJI Yogyakarta, Bambang MBK menyampaikan informasi kepada pihak Kepolisian terkait dengan bukti-bukti yang telah dimiliki oleh beebrapa pihak.

Di akhir kegiatan, AJI Yogyakarta menyampaikan petisi "Melawan Lupa, Usut Tuntas Kematian Udin dan Hentikan Kekerasan terhadap Jurnalis" yang berisi tuntutan kepada pihak berwajib (Kepolisian) agar kasus pembunuhan wartawan harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin (Udin), dapat diungkap kembali. AJI meminta agar pihak kepolisian serius untuk mengungkap kasus kematian Udin, seperti halnya menangani kasus pembunuhan terhadap wartawan Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa. (Thursday, 19 August 2010 )

Sumber: Klik Sini

Kasus Udin pun Kedaluwarsa

YOGYAKARTA- Setelah 14 tahun berlalu, kasus pembunuhan wartawan Bernas Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin masih gelap.

Komnas HAM mengingatkan setelah empat belas tahun kasus tersebut kedaluwarsa dan kalau tak terungkap, tidak akan pernah ada pengadilan untuk mengungkap kasus Udin.

Komisioner Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, HM Kabul Supriyadhie SH Mhum mengungkapkan itu dalam diskusi Pelanggaran HAM pada Jurnalis di kampus UII Demangan, Yogyakarta, kemarin. Kasus penganiayaan Udin terjadi pada Selasa, 13 Agustus 1996. Dia minta polisi segera menyelesaikannya agar memperoleh kepercayaan masyarakat.

”Densus 88 saja nangkap orang hanya berdasarkan wajah rekaan bisa dalam waktu begitu cepat, tidak perlu sampai 14 tahun. Ini (kasus Udin) sudah hampir kadaluwarsa belum juga terungkap,” kata Kabul.

Dia tidak tahu kendala polisi untuk mengungkapnya. Yang jelas berdasarkan pengaduan yang dia terima, ada pihak yang merekayasa seperti misalnya membuang barang bukti dengan melarung di laut. Ini menurutnya jelas merupakan upaya penghilangan barang bukti dan ada ancaman hukumannya.

Tindakan aparat yang tidak segera mengungkap kasus sebenarnya menjadi preseden buruk dalam upaya memberikan jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil. Dia minta polisi lebih responsif menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pembunuhan Udin.
Minta Masukan Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiatuti mengatakan, sampai sekarang polisi belum menemukan bukti baru untuk menguak kembali kasus Udin. Dia berharap masyarakat yang memiliki informasi terkait pembunuhan tersebut segera lapor ke polisi.

Pembicara lain, Angger Jati Wijaya malah memberi saran agar polisi menutup kasusnya kalau memang tidak mampu menindaklanjuti. Waktu 14 tahun bukanlah sebentar tapi, menurutnya, polisi lebih baik terus terang mengatakan tidak mampu dan menutup kasus.

Sementara itu Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengirimkan surat dan petisi agar Mabes Polri mengambil alih kasus Udin. Ketua AJI Yogyakarta, Pito Agustin Rudiana mengatakan kasus serupa pernah menimpa wartawan Radar Bali dan dalam waktu singkat terungkap.

”Kami juga menolak penghentian kasus dan minta agar Komnas HAM membentuk tim khusus untuk mengusut kematian Udin,” tandas Pito. (D19-39/Suara Merdeka/18 Agustus 2010)

Wartawan SUN TV Tewas Saat Meliput di Tual

Ambon (ANTARA News) - Ridwan Salamun wartawan sekaligus kontributor SUN TV (group MNC), Wilayah Tual Maluku Tenggara, tewas saat meliput perkelahian du kelompok masyarakat di daerah itu, Sabtu (21/8/2010).

"Ridwan tewas akibat luka tebasan parang di kepalanya. Ia menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 08.00 WIT, dalam perjalanan menuju rumah sakit," kata Rudy Waremra kepada ANTARA melalui telepon.

Menurut Weramra, wartawan rekan korban, Ridwan sedang meliput bentrokan antara warga komplek Banda Eli dan warga dusun Mangun, desa Fiditan, Tual, ketika seorang dari salah satu kelompok warga yang bertikai menyabetkan parang ke kepalanya.

Ridwan Salamun sendiri warga komplek Banda Eli. Waremra menyatakan, kemungkinan besar rekannya diserang karena tinggal di komplek tersebut.

Selain luka tebasan parang, kepala bagian belakang korban juga remuk akibat hantaman benda tumpul.

"Ridwan sempat dilarikan ke rumah sakit namun ditengah perjalanan naywanya tidak tertolong," katanya.

Waremra menyatakan Ridwan sedang berada ditengah-tengah masa yang sedang bentrok dan berusaha mengambil gambar dengan kamera video, ketika tiba-tiba sejumlah orang dari dusun Mangun menyerang dan menganiaya korban.

Menyikapi aksi pembunuhan Salamun, puluhan wartawan yang tergabung dalam Maluku Media Centre (MMC) di Ambon melakukan aksi duka membawa karangan bunga ke Mapolda Maluku.

Mereka juga mendesak Kapolda Maluku, Brigjen Polisi Totoy Herawan Indra, agar secepatnya mengusut tuntas pembunuhan terhadap Ridwan Salamun.

Ketua Maluku Media Center (MMC), Insani Syhbarwati, mengatakan, aksi itu merupakan bentuk keprihatinan sesama rekan se-profesi.

Salamun meninggalkan seorang isteri dan seorang anak laki-laki bernama Dzaki.

Kapolda Maluku Bigjen Polisi Totoy Herawan Indra, juga hadir melayat di rumah korban. Jenazah korban dikebumikan pada pukul 17.00 Wit,

Peristiwa bentrokan tersebut bermula dari ada sekelompok pemuda yang membawa motor dan menimbulkan suara bising dan kemudian ditegur salah satu warga, namun teguran tersebut tidak diterima dan kemudian menimbulkan perkelahian antar kedua warga itu. *

3 Wartawan di Flores Dikeroyok Oknum PNS

RUTENG, FS -- Saat sedang melakukan tugas jurnalistik, tiga orang wartawan, Melky Pantur (Suara Flores), Ferdinan Ambo (TVRI) dan Maksi MD (Sukses Indonesia), dikeroyok beberapa oknum PNS di ruang kerja Kepala Puskesmas Beokina, Kabupaten Manggarai, Senin (2/8/2010).


Selain dipukul, perangkat kerja para wartawan seperti kamera dirusak, tas dan kartu pers pun dirobek para oknum PNS di Puskesmas Beokina di Kecamatan Rahong Utara, sekitar 15 kilometer dari Ruteng, ibukota Kabupaten Maggarai itu.

Para wartawan itu berhasil kabur dari Puskesmas itu, meninggalkan satu unit sepeda motor. Mereka lari masuk hutan kemudian ke jalan raya dan menumpang sepeda motor ojek menuju RSUD Ruteng.

Akibat penganiayaan itu, Pantur menderita lebam dan memar pada bagian wajah, hidung dan teliga. Dia juga mengaku pusing dan sesekali kesulitan bernapas akibat digebuk. Sementara Ambo mengaku sakit di lehernya karena dicekik. Sedangkan Maksi MD hanya dibentak dan langsung kabur meloloskan diri. Pantur dan Ambo sudah divisum di RSUD Ruteng.

Kepada wartawan di IRD RSUD Ruteng, Pantur, Ambo dan Maksi menuturkan, mereka datang ke Puskemas Beokina untuk memantau pelayanan kesehatan masyarakat. Masyarakat mengeluhkan bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas itu, dimana petugas medis di puskesmas itu sering datang terlambat dan pasien harus menunggu.

Hari Senin kemarin, ketiga wartawan itu tiba di Puskesmas Beokina pada pukul 07.09 Wita pagi. Apa yang dikeluhkan warga itu terbukti, dimana pagi itu sudah ada beberapa pasien yang menanti pelayanan kesehatan namun petugas medis belum masuk kantor.

Tiga wartawan itu langsung mewawancarai para pasien yang sedang menanti pelayanan kesehatan. Karena petugas medis belum juga datang, ketiga wartawan itu pergi ke Pustu Nanu --sekitar 4 kilometer arah utara Puskesmas Beokina -- untuk memantau pelayanan kesehatan di sana. Ternyata sama kondisinya. Beberapa pasien sudah menanti namun petugas medis belum masuk kantor.

Setelah mewawancarai para pasien dan warga di sekitar Pustu (puskesmas pembantu) itu, mereka kembali ke Puskesmas Beokina untuk melakukan konfirmasi ke Kepala Puskesmas tentang pelayanan kesehatan di puskesmas itu.

Setibanya di Puskesmas Beokina, petugas medis sudah ada. Kepala Puskesmas Beokina, Albertus Dugis mengajak ketiga wartawan itu ke ruang kerjanya. Sampai di dalam ruang kerjanya, ternyata sudah ada beberapa petugas medis lainnya. Ketiga wartawan itu menyampaikan maksud kedatangan meraka yakni untuk konfirmasi tentang pelayanan kesehatan yang dikeluhkan warga.

Saat itu, kata Ambo, Dugis meminta mereka menunjukkan surat tugas. Ketiga wartawan itu menjelaskan kepadanya bahwa dalam melakukan tugas jurnalistik wartawan tidak biasa membawa surat tugas melainkan kartu pers. Ketiga wartawan itu pun langsung memperlihatkan karu pers masing-masing.

Saat itu, Kepala Puskesmas Beokina, Albertus Dugis mencekik leher Ambo. Sementara pegawai lainnya menyerang Pantur. Sementara Maksi MD berhasil menghindar dari serangan membabi buta para PNS itu. Dia melarikan diri.

Sedangkan rekannya, Ambo dan Pantur dikeroyok di dalam ruang kerja Dugis. Wajah Pantur ditinju berulang kali. Ada PNS yang menendang dadanya dan saat dia terjatuh, dia diinjak-injak. Saat memperoleh kesempatan, keduanya kabur dari ruang kerja Dugis dan melarikan diri. Sempat dikejar namun keduanya berlari masuk hutan dan bersembunyi. Keduanya kemudian berjalan kaki ke jalan raya untuk menumpang ojek menuju Ruteng.

Pantur mengaku kesakitan pada bagian kepala dan dada. Sementara Ambo mengeluh sakit pada leher akibat dicekik Dugis, kepala puskesmas itu.

Keduanya melukiskan bahwa Dugis dan para stafnya itu membabi buta menganiaya mereka di dalam ruang kerja Dugis. Penganiayaan itu tampaknya sudah direncanakan karena saat Dugis mengajak para wartawan itu ke ruang kerjanya, di dalam sudah ada sejumlah staf yang menunggu dengan wajah tidak bersahabat. (lyn)

Ciduk Pelaku

KAPOLRES Manggarai, AKBP Hambali berjanji akan menciduk pelaku yang menganiaya ketiga wartawan itu untuk diproses hukum. Para pelaku akan dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang penganiayaan dan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1990.

Kapolres menyampaikan hal itu ketika ditemui Aliansi Wartawan Manggarai (Awam) di ruang kerjanya, Senin (2/8/2010).

Setelah mendapat laporan dari anggota dan aspirasi dari Awam, Kapolres mengatakan menugasjan anggotanya untuk menangkap dan meminta keterangan para pelaku. "Kita tangkap dan proses secara hukum," katanya.

Kapolres Hambali juga mengatakan sudah menugaskan anggotanya untuk mengikuti perkembangan kesehatan dua orang wartawan yang menjadi korban penganiayaan yang dirawat di RSUD Ruteng.

Kecam Premanisme
Aliansi Wartawan Manggarai (Awan) menyatakan mengecam perilaku premanisme terhadap insan pers yang diduga dilakukan sejumlah oknum PNS di Puskesmas Beokina. Tindakan tersebut mencerminkan kekerdilan aparatur dalam memahami fungsi kontrol media massa. Padahal pers merupakan pilar demokrasi yang memiliki peran penting dalam menjalankan misi kontrol sosial.

Koordinator Awam, Kanis Lina Bana, menyampaikan hal itu saat dikontak dari Borong, Senin (2/8/2010).

Dia mengatakan sudah bertemu Kapolres Manggarai untuk meminta polisi memroses hukum kasus penganiayaan itu. Dua korban penganiayaan, katanya, juga sudah diambil visum di RSUD Ruteng.

Menurut dia, tindakan penganiayaan oleh Kepala Puskesmas Beokina dan stafnya itu merupakan tindakan premanisme yang harus dilawan. Tindakan tersebut mencerminkan sikap mental dan wawasan aparat negara yang tidak kredibel.
Dia meminta Bupati Manggarai, Chris Rotok dan Kepala Dinas Kesehatan setempat menindak tegas stafnya yang bertindak preman terhadap para wartawan itu.

"Awam akan tetap mengawal proses hukum kasus ini untuk menjamin bahwa para wartawan yang dianiaya itu benar-benar memperoleh hak-hak hukumnya," katanya. (gg)

UU Lindungi Wartawan

DALAM melaksanakan tugas jurnalistik, wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun1999 tentang Pers. Barang siapa yang menghalang-halangi tugas jurnalistik, apalagi melakukan penganiayaan dan merusak perangkat kerja wartawan, dapat dipidana.
Berikut beberapa pasal tentang perlindungan hukum kepada wartawan dalam UU tersebut.

Pasal 18 ayat (1):
"Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 500.000.000 (Lima ratus juta rupiah)".

Pasal 4 ayat (3):
"Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi". (amy)

Wartawan Merauke TV Ditemukan Tewas

Jayapura, Kompas - Ardiansyah Matra’is (25), wartawan Merauke TV di Kabupaten Merauke, Papua, Jumat (30/7/2010) pagi, ditemukan tewas terapung di aliran Sungai Marau di kawasan Gudang Arang. Polisi tidak menemukan bekas-bekas penganiayaan pada jenazah, tetapi otopsi tetap dilakukan untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Kejadian ini cukup menimbulkan kegelisahan di antara pekerja pers karena sebelumnya beredar pesan singkat melalui telepon seluler (SMS) yang berisi ancaman pembunuhan terhadap wartawan di Merauke. Ancaman disampaikan terkait proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Merauke yang akan berlangsung Agustus 2010.

Kepala Kepolisian Resor Merauke Ajun Komisaris Besar Djoko Prihadi mengatakan, berdasarkan hasil visum di Rumah Sakit Merauke, tidak ada tanda-tanda penganiayaan. ”Kami masih melakukan otopsi organ dalam jenazah untuk lebih jelasnya,” paparnya.

Hasil otopsi, lanjut Djoko, akan dikeluarkan Pusat Laboratorium Forensik Polri di Makassar, Sulawesi Selatan.

Otopsi, kata Djoko, semula ditolak keluarga Ardiansyah. Alasannya, mereka sudah merelakan kepergian Ardiansyah dan berasumsi almarhum depresi berat sehingga nekat menceburkan diri ke sungai.

Ardiansyah, ujar Djoko, pernah menjadi wartawan tabloid Jubi di Jayapura. Kemudian terkena depresi dan dirawat sebulan di Rumah Sakit Jiwa Abepura, Jayapura, Papua.

Pada Mei 2010 Ardiansyah kembali ke kampung halamannya di Merauke dan bekerja sebagai wartawan Merauke TV (Grup Top TV Jayapura). Namun, dia hanya bertugas beberapa hari dan kemudian beristirahat di rumah karena depresi.

Ancaman

Rabu siang lalu Ardiansyah dilaporkan keluar rumah menggunakan motor, tetapi hingga malam tak kunjung pulang. Pencarian yang dilakukan petugas dan kerabatnya hanya menemukan motor dan sandal Ardiansyah di tepi Jembatan Sungai Marau.

Kemarin pagi warga menemukan jenazah Ardiansyah terapung di kawasan Gudang Arang. Ardiansyah ditemukan dalam keadaan tanpa pakaian.

Tentang merebaknya SMS berisi ancaman kepada wartawan, Djoko mengatakan, hal itu masih diselidiki Polres Merauke.

Pada Rabu lalu, wartawati Bintang Papua di Merauke bernama Lala melaporkan kepada polisi bahwa dia menerima SMS yang berisi ancaman pembunuhan terhadap wartawan di Merauke. Pengirim SMS (dari nomor 081230013XXX) menuliskan bahwa polisi dan TNI tidak akan berbuat apa-apa saat Merauke berlumuran darah.

Polisi, menurut Djoko, masih menyelidiki lebih lanjut apakah kematian Ardiansyah berkaitan dengan ancaman tersebut.

Sejumlah wartawan di Merauke mengaku, hingga kini mereka masih tertekan dengan ancaman dan penemuan jenazah Ardiansyah. ”Kami khawatir mengalami tindakan serupa. Kami minta agar polisi benar-benar mengusut kasus ini dan menyeret pelaku teror SMS ke pengadilan,” kata Adi Muslimin, wartawan koran lokal. (ich)

HPN di NTT Suatu Penghormatan

KUPANG, PK--Dua pimpinan DPRD NTT, Nelson Matara dan LS Foenay menyambut baik penyelenggaraan Hari Pers Nasional (HPN) di NTT, Februari 2011 mendatang. NTT sebagai tuan rumah merupakan penghormatan sehingga semua komponen masyarakat, terutama insan pers harus mampu mengangkat wajah NTT di mata nasional.

Respon dua pimpinan dewan itu dikemukakan saat menerima Ketua PWI NTT, Dion DB Putra bersama sekretaris PWI, Indra Alvian, serta pengurus inti, Toni Kleden, Lorens Molan dan Nadus Tokan di ruang kerja Wakil Ketua DPRD NTT, Nelson Matara, Selasa (13/7/2010). Kehadiran rombongan PWI NTT untuk berdialog soal penyelenggaraan HPN di NTT 2011 mendatang.

Dion Putra mengatakan, melalui seleksi yang ketat, NTT akhirnya dipercayakan sebagai tuan rumah penyelenggaraan HPN yang akan dihadiri Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, para pejabat, dan pimpinan media masa serta utusan insan pers dari 33 propinsi di Indonesia. Diperkirakan tamu yang menghadiri acara itu mencapai 300-500 orang. Untuk menyukseskan hajatan nasional itu dibutuhkan dana kurang lebih Rp 1,4 miliar, dimana panitia penyelenggaranya adalah Pemerintah Propinsi NTT.

PWI, katanya, sangat mengharapkan dukungan dari DPRD NTT. Dia menjelaskan, panitia nasional sudah melakukan survai kondisi riil di Kupang dan memilih GOR Oepoi sebagai tempat acara puncak HPN. Untuk itu, kata Dion, GOR perlu direhab lagi sehingga tidak mengganggu pelaksanaan HPN yang jatuh pada musim hujan tersebut.

Saat bertemu Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, kata Dion, orang nomor satu di NTT itu menitipkan propinsi kepulauan dan masalah perbatasan untuk didiskusikan pada forum HPN tersebut. Gubernur juga mengharapkan ada kegiatan yang dapat dirasakan langsung keuntungannya oleh masyarakat NTT, seperti pameran.

Nelson Matara dan LS Foenay menyatakan, DPRD NTT akan memberikan dukungan penuh atas pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2011 mendatang.
Wujud dukungannya, kata Nelson, pihaknya telah menyetujui dana rehab GOR Oepoi. DPRD NTT juga akan mendukung pengalokasikan anggaran yang diperlukan untuk membiayai kegiatan nasional itu.
Dewan, kata keduanya, akan mengalokasikannya pada APBD murni 2011. Untuk kebutuhan operasional kepanitian lokal, dananya akan dibicarakan dalam perubahan APBD 2010.

"DPRD NTT pasti setuju soal pengalokasian anggaran asal tidak melanggar rambu-rambu. Kami bangga karena PWI NTT sudah berjuang untuk menyelenggarakan kegiatan nasional di NTT. DPRD akan memberikan dukungan penuh agar pelaksanaan HPN di Kupang bisa berjalan lancar dan sukses," kata Nelson.

Menurut Matara, suksesnya pelaksanaan HPN di NTT akan memberikan kesan tersendiri karena selama ini banyak pihak merasa NTT tidak mampu untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan yang bersifat nasional yang menghadirkan presiden.

"Kita harus bisa menghapus kesan bahwa NTT tidak mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan bertaraf nasional. Kita harus tunjukkan bahwa daerah ini bisa," kata Nelson.

Sementara LS Foenay meminta insan pers di NTT menjadikan HPN sebagai momentum untuk mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki daerah ini. Dengan demikian, tamu yang hadir, termasuk presiden tergerak memberikan perhatian lebih sehingga rakyat bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan nasional itu.

Dukungan yang sama disampaikan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Ia mengatakan, pemerintah dan rakyat sangat merindukan kegiatan-kegiatan yang bertaraf nasional untuk bisa dilaksanakan di propinsi kepulauan itu.


"Kami harus menyampaikan terimakasih atas kepercayaan ini. Bagi kami kepercayaan ini adalah suatu kebanggaan dan kami sangat merindukan kegiatan-kegiatan yang bertaraf nasional dengan menghadirkan para undangan dari seluruh Indonesia," katanya.

Dia mengatakan, sekecil apapun suatu kegiatan apalagi bertaraf nasional yang menghadirkan sekitar 1.000 orang dari seluruh Indonesia, sudah pasti akan berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat daerah ini.

Lebu Raya berharap, dengan kegiatan bertaraf nasional ini, NTT bisa dikenal lebih jauh dan ikut bersama-sama berjuang mewujudkan kesejahteraan rakyat di daerah ini. (gem/ant)

Pos Kupang 14 Juli 2010 halaman 1

DPRD NTT Dukung HPN di Kupang

KUPANG, PK -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTT mendukung pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang, Februari 2011. Dewan akan memberikan dukungan politik terhadap rencana anggaran demi suksesnya acara yang bakal dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Ketua DPRD NTT, Ibrahim Agustinus Medah mengatakan hal itu usai jumpa pers di ruang kerjanya, Rabu (16/6/2010). Medah mengatakan, sejauh kegiatan itu untuk masyarakat NTT, Dewan sebagai representasi dari 4,6 juta penduduk mendukungnya.

Secara terpisah Ketua Komisi C DPRD NTT, Stanis Tefa yang membidangi keuangan, juga mendukung NTT menjadi tuan rumah HPN. Komisi C akan memberikan dukungan politik melalui anggaran, jika diajukan.

"Saya belum membicarakan dengan teman-teman di komisi. Tapi secara pribadi ketua komisi, saya yakin teman-teman di Komisi C akan memberikan dukungan penuh agar HPN itu sukses. Untuk menyukseskan hari puncak acara para jurnalis itu, butuh dana yang cukup. Komisi C akan mendukung dalam setiap pembahasan anggaran," kata Tefa.

Ketua Komisi A, Servas Lawang juga berpendapat yang sama. Bagi Lawang, NTT menjadi tuan rumah HPN harus didukung dengan anggaran. "Kita harus bersyukur NTT mendapat penghormatan menjadi tuan rumah HPN. Apalagi banyak praktisi pers nasional berasal dari NTT," kata Lawang.

Lawang menyarankan panitia jangan hanya melibatkan insan pers tapi libatkan juga pemerintah propinsi dan anggota DPRD NTT terutama Komisi A.

"Kita patut berbangga NTT dipercaya menjadi tuan rumah. Saya yakin masih ada teman-teman daerah lain yang punya keinginan menjadi tuan rumah, tapi NTT yang dipilih. Ini satu kehormatan kepada orang NTT dalam dunia jurnalistis. Sudah diakui secara nasional kemampuan putra-putri NTT dalam dunia pers. Banyak putra NTT yang menjadi wartawan terkenal seperti almarhum Valens Doy, Gerson Poyk dan lainnya," kata Lawang. (gem)

Pos Kupang 17 Juni 2010 halaman 6

NTT Siap Selenggarakan HPN 2011

hKUPANG, PK -- Pemerintah Propinsi NTT siap menjadi tuan rumah dan menyelenggarakan Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2011. Kesiapan pemerintah NTT disampaikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya ketika menerima dua utusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, yaitu Ketua Bidang Kedaerahan, Atal Depari dan Wakil Sekjen PWI Pusat, Rita Sri Hastuti di Kupang, Senin (7/6/2010).

Utusan PWI Pusat didampingi Ketua PWI Cabang NTT, Dion DB Putra dan pengurus lainnya. Kedatangan utusan PWI Pusat itu untuk menyampaikan secara resmi hasil pleno PWI Pusat pada akhir April yang telah menetapkan NTT sebagai tuan rumah pelaksanaan HPN. Mereka juga sekaligus melihat dukungan fasilitas seperti penginapan dan tempat yang bisa digunakan pada puncak peringatan HPN yang akan dihadiri Presiden SBY dan utusan wartawan dari seluruh Indonesia.

Frans Lebu Raya, mengatakan, pemerintah dan rakyat sangat merindukan kegiatan-kegiatan yang bertaraf nasional untuk bisa dilaksanakan di propinsi kepulauan itu. "Kami harus menyampaikan terima kasih atas kepercayaan ini. Bagi kami kepercayaan ini adalah suatu kebanggaan dan kami sangat merindukan kegiatan-kegiatan yang bertaraf nasional dengan menghadirkan para undangan dari seluruh Indonesia," katanya.

Dia mengatakan, sekecil apapun suatu kegiatan apalagi bertaraf nasional yang menghadirkan sekitar 1.000 orang dari seluruh Indonesia, sudah pasti akan berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat daerah ini. Lebu Raya juga berharap, lewat event ini NTT bisa di kenal lebih jauh dan ikut bersama-sama berjuang mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Lebu Raya yang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) NTT, Frans Salem , juga meminta panitia nasional untuk terus melakukan koordinasi dengan panitia daerah agar persiapan pelaksanaan HPN bisa lebih baik dan tidak mengecewakan. Koordinasi ini, kata dia, terutama peran panitia nasional dan daerah dalam menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan HPN.

Atal Depari mengatakan, pengalaman selama ini, tuan rumah hanya menyiapkan akomodasi berupa penginapan dan transportasi lokal untuk para undangan serta konsumsi. (ant)

Pos Kupang 8 Juni 2010 halaman 5

Pers Agar Bijak Gunakan Kekuatan

JAKARTA, PK -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap insan pers nasional dapat menggunakan kekuatannya dengan bijak dan turut berkontribusi dalam upaya mensukseskan kehidupan bangsa.

"Pers sekarang ini menjadi salah satu elemen yang powerful di Indonesia. Pastikan power, kekuasaan, dan kekuatan itu digunakan secara kontruktif," kata Presiden dalam peringatan ke-64 Hari Pers Nasional (HPN) di Palembang, Selasa (9/2/2010).

Presiden mengimbau agar insan pers dapat memanfaatkan "power" yang dimilikinya untuk kepentingan rakyat. Sebab demokrasi yang sedang dikembangkan Indonesia adalah demokrasi yang berbasis masyarakat bukan demokrasi yang berbasis pada negara atau media.

"Ingat, demokrasi yang kita inginkan adalah people center democracy bukan atau media center democracy," katanya.

Oleh karena itu, pers hendaknya juga menjaga keseimbangan informasi dan melakukan sensor pribadi.
"Kita juga ingin liputan pers balance, cover both side," ujarnya seraya mencontohkan apabila media mengritik seorang pejabat hendaknya memberi kesempatan sang pejabat untuk memberikan penjelasan sehingga rakyat mengetahui duduk persoalannya.

Kepala Negara juga menegaskan bahwa bangsa Indonesia setidaknya telah mampu melewati dua ujian besar yakni lulus ujian krisis multidimensi tahun 1998 serta mampu melewati krisis ekonomi dunia pada akhir tahun 2008.

"Keduanya merupakan karya anak-anak bangsa yang harus kita syukuri," kata Presiden saat memberikan kuliah perdana dengan judul "Failure Is Not An Option" (gagal bukan pilihan negeri ini) di Sekolah Jurnalistik pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional.

Hadir pada peringatan Hari Pers tersebut, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPR, Marzuki Alie, Ketua MA, Harifin A Tumpa, Menko Kesra, Agung Laksono, Menkominfo, Tifatul Sembiring, Mendiknas, Mohammad Nuh, Ketua Umum PWI Pusat, Margiono, dan Dirut Perum LKBN Antara, Ahmad Mukhlis Yusuf.

Acara puncak Hari Pers Nasional juga dihadiri Dubes Tunisia dan kalangan diplomat negara sahabat, sejumlah gubernur dari seluruh Indonesia, tokoh pers seperti Diah Herawati dan Rosihan Anwar, serta lebih dari 1.000 insan pers dari seluruh daerah.

Presiden menambahkan, setelah negeri ini lulus dari kedua ujian tersebut, maka tantangan selanjutnya adalah mempersiapkan generasi baru kepemimpinan nasional dan melanjutkan pembangunan menuju kesejahteraan rakyat yang dicita-citakan bersama.

"Untuk itu, diperlukan setidaknya tiga pilar, yakni meningkatkan kesejahteraan ekonomi, membangun demokrasi, dan mewujudkan keadilan yang hakiki," kata Presiden.

Presiden juga meminta pers Indonesia menata diri sendiri nilai-nilai dan normanya untuk terciptanya demokrasi Indonesia yang mekar. Pers juga diminta terus mengawal pemberantasan korupsi.

Presiden ingin demokrasi makin matang, kemakmuran dan keadilan hakiki dirasakan semua warga negara tanpa diskriminasi.

Pada Puncak Peringatan Hari Pers tersebut juga dilakukan penyerahan kartu pers kelas satu kepada sejumlah tokoh media terkemuka diantaranya Rosihan Anwar, Jacob Oetama, Ishadi SK, Diah Herawati, Bambang Harymurti, Pia Alisyahbana, Karni Ilyas, Suminta Tobing dan Dahlan Iskan. Kartu pers kelas satu diberitakan kepada 80 insan pers.

Pada Puncak Hari Pers Nasional juga dilakukan penandatanganan ratifikasi perusahaan pers yang meliputi standar kompetensi, perlindungan wartawan yang ditandatangani Kompas Gramedia Group, LKBN Antara, RRI, TVRI, Trans Group, Mahaka Media, Globe, dan Jawa Pos Group. Selain itu dilakukan peresmian Sekolah Jurnalistik Dewan Pers.

Pemenang Anugerah Adinegoro tahun ini diberikan kepada wartawan foto Singgalang, Muhammad Fitrah dan Koran Tempo memperoleh anugerah tajuk terbaik.
Penghargaan Pena Emas diberikan kepada H. Alex Noerdin (Gubernur Sumsel) yang dinilai berjasa medorong kehidupan pers di wilayah Sumatra Selatan dan H. Tarman Azzam (mantan Ketua Umum PWI) yang dinilai berkontribusi besar dalam mendorong kebebasan pers yang bertanggungjawab di tanah air pada saat memimpin PWI selama dua periode. (ant)

Pos Kupang edisi Rabu, 10 Februari 2010 halaman 1