Gubernur Kepulauan Diundang Hadiri HPN Kupang

KUPANG, PK -- Para gubernur dari enam propinsi kepulauan akan diundang untuk menghadari puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang, NTT, 9 Februari 2001. Enam gubernur kepulauan itu adalah Bangka Belitung, Kepulauan Riau (Kepri), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara.

Demikian dikatakan Ketua Umum Panitia HPN ke-65, Ir. Andre W Koreh, MT, di Kupang, Senin (1/11/2010). Kehadiran enam gubernur kepulauan ini kata dia karena pada tanggal 8 Februari atau satu hari menjelang puncak HPN, akan digelar seminar nasional yang membahas khusus tentang propinsi kepulauan.

"Pada momentum HPN 2011 di Kupang nanti, ada agenda seminar tentang propinsi kepulauan sehingga panitia memandang perlu untuk mengundang para gubernur dari propinsi kepulauan ini untuk ikut sekaligus menghadiri puncak HPN," kata Koreh.

Dia berharap, dalam seminar nanti lahir rekomendasi yang bisa mendukung perjuangan pemerintah dari tujuh propinsi kepulauan itu untuk mendapat pengakuan sebagai provinsi kepulauan. Andre Koreh menambahkan, puncak HPN adalah pesta bersama seluruh rakyat NTT sehingga dukungan dari semua elemen masyarakat daerah ini sangat penting untuk menyukseskan acara ini.

"Pemerintah dan rakyat NTT dipercayakan untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan HPN. Kita harus menjaga kepercayaan yang diberikan ini dengan menyukseskan acara ini secara bersama-sama," katanya.

Dalam kaitan dengan persiapan, dia mengatakan panitia sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyukseskan kegiatan nasional tahunan itu. Persiapan-persiapan yang sudah dilakukan antara lain akomodasi hotel dan lokasi yang akan menjadi puncak kegiatan HPN yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (ant)

Pos Kupang 2 November 2010 halaman 5

HPN Satu Karya Besar

KUPANG, PK--Hari Pers Nasional (HPN) yang akan dilaksanakan di Kupang Februari 2011 merupakan satu karya besar yang harus dilaksanakan dengan sukses.

Demikian Ketua Panitia HPN, Ir. Andre W Koreh, saat menggelar rapat persiapan HPN di sayap kanan Aula El Tari- Kupang, Jumat (5/11/2011).

Hadir dalam rapat ini, Pemimpin Umum Harian Umum Pos Kupang, Damyan Godho, Direktur PT Timor Express Intermedia, perusahaan penerbitan Harian Timor Express, Yusak Riwu Rohi, para wartawan dan beberapa utusan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Propinsi NTT.

Andre mengatakan, HPN adalah satu karya besar. Karena itu perlu ada koordinasi antara semua seksi dan semua SKPD yang ada demi suksesnya acara ini. Semua kreativitas dan inovasi sungguh sangat diharapkan. "Kita perlu berjuang bersama demi suksesnya acara ini,"katanya.

Andre menambahkan, HPN merupakan satu kegiatan yang baru di NTT.Karena itu, segala sumbang saran demi lancarnya acara ini sungguh diharapkan. Seluruh sumber daya yang ada harus difokuskan, termasuk semua insan pers dan semua SKPD yang ada di daerah ini.

"Kita perlu bekerja maksimal dan terfokus untuk mengkolaborasikan semua sumber daya yang ada. Semua kita harus berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik,"katanya.

Dalam kegiatan HPN, jelas Andre, direncanakan ada berbagai kegiatan yang digelar seperti seminar dan konvensi, peresmian monumen pers yang berbentuk pulpen di Taman Nostalgia HPN, ada pentas seni dan festival sasando serta beberapa kegiatan lainnya.

Menurut Andre yang didampingi Ketua PWI NTT, Dion DB Putra dan Wakil Ketua Panitia, Bernadus Tokan, HPN perlu dijadikan hal yang sangat berkesan bagi semua orang. Dengan adanya HPN ini NTT bisa mengekploitasi segala kelebihan dan kekurangannya. Pesiapan HPN ini masih sangat global dan makro.

Kegagalan pelaksanaan HPN, jelas Andre, kegagalan rakyat NTT dan semua insan pers yang ada di daerah ini. Karena itu semua insan pers harus terlibat. "HPN harus semarak. strategi dan gaya harus dibuat dari kita,"katanya. (den)

Pos Kupang 6 November 2010 halaman 6

HPN Harus Ubah Stigma NTT Miskin

KUPANG, POS KUPANG.Com -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya mengharapkan momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-65 tanggal 9 Februari 2011 di Kupang bisa mengubah stigma NTT adalah daerah miskin dan terbelakang.

"Selama ini orang hanya mengenal NTT karena miskin dan terbelakang serta tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan HPN di Kupang nanti saya harap bisa mengubah stigma ini," kata gubernur saat berdialog dengan Panitia Pusat HPN yang dipimpin ketua pelaksana, Priyambodo RH di ruang kerjanya di Kupang, Rabu (10/11/2010) siang. Hadir juga B Soeharto Widjaja dan Yapto dari panitia pusat serta panitia daerah yang dipimpin ketua, Ir. Andre W Koreh.

Kepada gubernur, Priyambodo menyerahkan rancangan jadwal peringatan HPN 2011 di Kupang serta menjelaskan berbagai hal prinsip berkaitan dengan peringatan HPN yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Ibu Ani Yudhoyono.
Momentum HPN, kata gubernur, diharapkan bisa menggugah semua elemen bangsa ini untuk tidak hanya memandang NTT karena miskin dan terbelakang tetapi bagaimana membantu bersama-sama berjuang menghapus kemiskinan dan ketertinggalan daerah tersebut.

Dia mengakui, NTT memang masih membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk membangun masyarakat daerah ini menuju ke arah yang lebih baik. Bantuan sangat berarti karena APBD NTT hanya sekitar satu triliun rupiah sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara optimal untuk membantu membangun masyarakat yang terdiri dari 20 kabupaten/kota ke arah yang lebih maju. "Apalagi NTT terdiri dari 566 pulau dan untuk menjangkau satu pulau saja membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi," kata Lebu Raya.

Dalam konteks ini, kata gubernur, maka NTT mestinya tidak disamakan dengan daerah lain seperti Bali. "Kalau Gubernur Bali mengunjungi masyarakat tidak butuh pesawat dan kapal laut," katanya.

Gubernur menyambut baik rencana Panitia Nasional Hari Pers yang menjadikan materi propinsi kepulauan sebagai salah satu agenda yang akan dibahas dalam Konvensi Nasional Media Massa pada 8 Februari 2011. "Konvensi ini diharapkan mampu melahirkan sesuatu yang berharga bagi perjuangan NTT bersama enam propinsi lainnya untuk mendapat pengakuan dari pemerintah pusat sebagai propinsi kepulauan," ujar Lebu Raya sambil menambahkan, masalah pencemaran Laut Timor agar dibahas juga dalam Konvensi Nasional Media Massa tersebut.
Masalah pencemaran Laut Timor, kata Lebu Raya, menjadi isu penting karena sampai saat ini masyarakat NTT belum mendapat kejelasan mengenai proses penyelesaian menyeluruh.

Bukan Hanya Pers
Pada kesempatan itu, Gubernur Frans Lebu Raya menegaskan, peringatan Hari Pers Nasional (HPN) bukan hanya untuk insan pers tetapi bagi seluruh masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh komponen masyarakat NTT hendaknya mengambil peran demi susksesnya acara tersebut.

Propinsi NTT, jelas gubernur, masih banyak keterbatasan tetapi dalam semangat kebersamaan peringatan HPN 2011 akan bisa dilaksanakan dengan baik. "Kalau ada yang kurang adalah kekurangan kita bersama. Kalau ada yang lebih maka lebih itu milik kita bersama dan kalau ada kebanggaan adalah kebanggaan kita bersama. Kita harus bangga menjadi tuan rumah. Bahwa dalam urusan selanjutnya ada kesulitan atau kendala akan dibicarakan," katanya.

Gubernur menyatakan, mungkin ada yang bertanya mengapa peringatan HPN diurus oleh pemerintah. "Kalau kita kerja dalam kebersamaan, mengapa tidak boleh? Kita kerja untuk kepentingan negeri dan daerah ini. Pers dan pemerintah perlu bersinergi untuk membangun daerah ini," tandasnya.

Lebu Raya mengatakan, pihaknya telah meminta PT. Angkasa Pura yang mengelola Bandara El Tari Kupang membenahi bandara itu. Sebab saat HPN nanti, NTT akan didatangi sekitar 800 tamu dari berbagai daerah di tanah air termasuk dari luar negeri. Selain presiden, HPN 2011 akan dihadiri 12 orang menteri, 10 gubernur serta PM Timor Leste, Xanana Gusmao.
Terkait persiapan HPN, gubernur akan menggelar rapat bersama semua pimpinan SKPD tanggal 19 November 2010.

Kemarin panitia HPN Pusat yang dipimpin Priyambodo melakukan rapat koordinasi dengan panitia daerah di ruang kerja Sekda NTT. Dalam rapat ini panitia Jakarta dan Kupang membahas berbagai masalah teknis persiapan.

Usai rapat dan berdialog dengan gubernur, pada Rabu (10/11/2010) sore, Priyambodo, Ir. Andre W Koreh dan Ketua PWI Cabang NTT, Dion DB Putra melakukan dialog interaktif di Stasiun TVRI NTT dipandu Aser Rihi Tugu. (den/ant)

Agenda HPN 2011
1. Jurnalistik untuk Pelajar dan Mahasiswa
2. Seminar Masa Depan Pertambangan NTT
3. Seminar Kebangsaan, Propinsi Kepulauan dan Perbatasan
4. Seminar Pers Untuk Semua (Masyarakat Melek Media)
5. Jalan Sehat 10.000 Orang
6. Bakti Sosial dan Pengobatan Gratis
7. Gelar Wisata Nusa Tenggara Timur
8. Wisata Belanja dan Wisata Kota
9. Pameran Produk Unggulan NTT
10. Vote Komodo oleh Presiden RI
11. Peresmian Monumen Pers dan Gong Perdamaian oleh Presiden RI
12. Peresmian Rumah, Mobil dan Motor Pintar oleh Ibu Negara
13. Malam Hiburan Rakyat

Pos Kupang, 11 November 2010 halaman 1

Dewan Pers Usut Pemerasan oleh Wartawan

JAKARTA, POS KUPANG.Com — Dewan Pers menelusuri dugaan pemerasan oleh sejumlah wartawan terhadap PT Krakatau Steel terkait penjualan saham perdananya. Jika dugaan tersebut terbukti, wartawan itu tidak hanya melanggar kode etik jurnalistik, tetapi juga bisa dipidanakan.

”Dewan Pers menerima laporan secara informal dari PT Krakatau Steel (KS) terkait adanya sekelompok wartawan yang diduga meminta saham perdana dari PT Krakatau Steel. Selain itu, juga ada seorang wartawan yang diduga meminta sejumlah uang agar berita tentang PT Krakatau Steel (yang negatif, terkait penjualan saham perdananya) tidak lagi muncul di media massa,” ungkap Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Dewan Pers Agus Sudibyo di Jakarta, Kamis (18/11/2010).

Dewan Pers belum bersedia menyebutkan nama dan media mana wartawan yang dilaporkan. Pertimbangannya, Dewan Pers belum bisa mengambil kesimpulan dan mengumumkannya kepada publik hanya didasarkan laporan sepihak.

”Kami bekerja sesuai prosedur. Atas laporan itu, Dewan Pers akan mengusut tuntas kasus ini, mencari fakta yang ada, dan melakukan pengecekan silang kepada pihak terkait. Dewan Pers dalam hal ini berkepentingan menegakkan kode etik dan profesionalitas jurnalistik,” ungkap Agus lagi. (kompas.com)