Persiapan Panitia Semakin Intensif

KUPANG, PK -- Rangkaian kegiatan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2011, 3-9 Februari 2011, makin dekat. Untuk itu, semua persiapan teknis dari panitia harus semakin intens dilakukan. Persiapan yang baik harus didukung dengan komunikasi dan koordinasi yang baik juga. Demikian dikatakan Ketua Panitia Daerah HPN 2011, Ir. Andre Koreh, M.T, di ruang kerjanya, Selasa (10/1/2011).

Koreh menjelaskan, terkait persiapan HPN, panitia daerah dan panitia nasional terus melakukan koordinasi, termasuk koordinasi tentang kedatangan para peserta. Kordinasi ini, menurutnya, dimaksudkan agar semua persiapan yang berkaitan dengan penyelenggaraan HPN bisa berjalan lancar dan terarah. "Kita tidak bisa lagi main-main dengan persiapan. Saya harap rapat konsolidasi setiap seksi terus rutin dilaksanakan. Besok (hari ini), panitia juga akan menggelar rapat lengkap di ruang rapat Sekda Propinsi NTT tepat pukul 10.00 Wita. Kami harapkan semua SKPD bisa hadir untuk mengkoordinasikan semua persiapan terutama yang berhubungan dengan tanggungjawabnya," katanya.

Koreh menambahkan, persiapan yang saat ini dilaksanaan adalah, penyelesaian Monumen Pers dan Gong Perdamaian di Taman Nostalgia. "Kedua monumen dalam proses perampungan. Diperkirakan dua minggu sebelum puncak HPN, kedua monumen ini sudah rampung," katanya.
Persiapan lainnya, jelas Koreh, soal pelaksanaan seminar tentang pertambangan, propinsi kepulauan dan pameran mini yang akan dilaksanakan di aula rumah jabatan gubernur. Dalam pameran ini, katanya, diharapakan setiap daerah dapat memamerkan produk-produk unggulan yang menjadi ciri khas NTT. "Panitia juga akan menggelar jalan sehat dengan menghadirkan sepuluh ribu peserta dari semua sekolah-sekolah yang ada di Kota Kupang, ditambah anggota
TNI, Polri dan PNS," jelasnya.

Untuk menyemarakan kegiatan HPN, katanya, panitia telah berkoordiansi dengan semua SKPD tingkat propinsi untuk memasang baliho di tempat-tempat strategis yang ada di Kota Kupang. Untuk jalan-jalan protokol yang akan dilewati presiden dan rombongan, menurut Andre, akan dibenahi. "Menurut informasi, presiden akan berkunjung ke wilayah perbatasan. Untuk itu jalan menuju wilayah perbatasan juga harus disiapkan," katanya.

Menurut Andre, panitia juga sudah melakukan koordinasi dengan para bupati dan walikota di NTT untuk memberikan dukungan dan berpartisipasi. "Diharapkan para bupati dan walikota memberikan kontribusi aktif, khususnya dalam memamerkan produk-produk unggulan yang menjadi ciri khas daerahnya saat pameran," kata Koreh. (den)

Monumen Pers di Taman Nostalgia

KEHADIRAN Presiden SBY di Kupang, tanggal 9 Februari 2011 tidak hanya untuk menghadiri puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) yang akan digelar di Aula Utama El Tari Kupang. Presiden SBY juga akan meresmikan beberapa proyek atau bangunan.

Salah satu proyek yang akan diresmikan Presiden SBY adalah Taman Nostalgia yang terletak di Jalan El Tari II, Kupang. Di dalam taman tersebut dibangun sebuah Monumen Pers yang juga akan diresmikan oleh Presiden SBY.

Ketua Umum Panitia Daerah HPN 2011, Ir. Andre W Koreh, M.T, yang ditemui beberapa waktu lalu mengatakan, Monumen Pers tersebut akan menjadi bukti bahwa NTT pernah menjadi tuan rumah atau penyelenggara HPN. Bagi Andre, menjadi tuan rumah perayaan HPN menjadi kebanggaan bagi NTT sehingga harus ada tanda mata yang akan menjadi bukti sejarah.

"Kalau semua propinsi di Indonesia digilir menjadi tuan rumah perayaan HPN, mungkin nanti 33 tahun lagi baru NTT menjadi tuan rumah. Untuk itu, Monumen Pers yang dibangun akan menjadi saksi sejarah bahwa NTT juga mampu menyelenggarakan kegiatan berskala nasional yang mana momunen tersebut diresmikan oleh presiden," kata Andre.

Andre mengatakan, alokasi dana yang akan digunakan dalam membangun monumen pers tersebut bersumber dari APBD Propinsi NTT. Menurut dia, pers sebagai salah satu elemen bangsa, hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap kebijakan pelaksanaan pembangunan di negara ini, sehingga patut mendapatkan apresiasi dari pemerintah selaku aparatur. Dengan pers, kata dia, segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan pemerintah baik di tingkat lokal maupun nasional, bisa lebih bermanfaat dengan fungsi kontrol yang diberikan secara lebih berkualitas dan independen.

"Fungis pers sebagai pengontrol pelaksanaan pembangunan patut didukung demi peningkatan kualitas hidup masyarakat," kata dia.

Pantauan Pos Kupang, Minggu (9/1/2011), pembangunan monumen tersebut sudah mencapai 60 persen. Monumen tersebut berbentuk sebuah buku yang terbuka yang di atasnya ditancapi sebuah bolpoin. Beberapa pekerja nampak bekerja membangun monumen setinggi lebih dari sepuluh meter tersebut. (den/eko)

Pos Kupang 10 Januari 2011 halaman 9

Lomba Mading antar-SLTA dan PT

KUPANG, PK---Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan perguruan tinggi (PT) di Kota Kupang akan bertarung menyajikan malajah dinding (mading) memeriahkan Hari Pers Nasional, Februari mendatang. Tiga mading terbaik akan dipamerkan di arena pameran yang juga akan disaksikan Presiden SBY.

Dalam rapat di Kantor Dinas PPO NTT, Jumat (7/1/2011), beberapa tim teknis lomba mading, yakni Rony Fernandez, Meky Berelaka dan Tony Kleden, sepakat agar lomba mading ini dibagi dua kategori peserta, yakni SLTA dan perguruan tinggi. SLTA dan perguruan tinggi yang boleh mengikuti lomba ini hanya untuk untuk sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Kota Kupang saja.

Lomba mading dengan tema "Bersama Membangun NTT" ini, menurut Berelaka, bertujuan antara lain membangkitkan minat dan kecintaan para pelajar dan mahasiswa terhadap dunia tulis menulis, melihat sejauh mana sekolah-sekolah dan kampus memberikan apresiasi dengan mendorong pelajar dan mahasiswa terlibat dalam dunia tulis menulis, dan meramaikan Hari Pers Nasional di Kupang awal Februari 2011.

Isi mading itu (naskah/tulisan (esai, cerpen, puisi) foto/karikatur yang ditampilkan dalam mading itu, jelas Berelaka, harus merujuk pada tema Bersama Membangun NTT.
Tentang kriteria dan aspek penilaian, jelas Berelaka, ada tiga aspek yang dinilai. Pertama, isi (conten) mading. Termasuk dalam kriteria ini: esei, cerpen, puisi, opini, foto, karikatur. Semuanya merujuk pada tema Bersama Membangun NTT. Juga bahasa Indonesia yang digunakan.

Kedua, perwajahan mading. "Bagaimana wajah mading itu menarik mata dan perhatian. Wajah mading sangat menentukan sebuah mading itu menarik untuk dibaca atau tidak," kata Berelaka.

Ketiga, rubrikasi. Yang dimaksudkan di sini adalah bagaimana desain dan tawaran rubrikasi dari sebuah mading.
Mading ini akan dinilai oleh lima tim yuri wakil dari Undana, Dinas PPO dan wartawan. Tiga mading terbaik dari masing- masing kategori akan ditampilkan di arena pameran HPN.

"Mading-mading terbaik ini akan disaksikan juga oleh Presiden SBY dan rombongan peserta HPN dari seluruh Indonesia," kata Berelaka.

Tentang hadiah, jelas Berelaka, panitia menyiapkan hadiah untuk juara 1,2 dan 3 untuk masing-masing kategori. Juara 1 mendapat yang Rp 3 juta, piala dan piagam, juara 2, uang Rp 2,5 juta, piala dan piagam dan juara 3 uang Rp 2 juta, piala dan piagam.

Mading-mading yang dilombakan ini akan dipajang di masing- masing sekolah dan kampus. Tim juri yang akan berkeliling memberi penilaian. "Kita akan segera mengirim surat resmi ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk meminta partisipasi dalam lomba ini," kata Berelaka. (len)
Pos Kupang 8 Januari 2011 halaman 9

LO Harus Berwawasan Luas

LIAISON Officer (LO) harus menjadi tulang punggung dalam menyukseskan pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) 2011. Karena akan langsung berhubungan dengan tamu dan undangan dari luar NTT, seorang LO harus memiliki wawasan yang luas. Demikian dikatakan tim seleksi LO HPN 2011, Jhoni Lumba, Ronny Fernandez, Abdul Muis dan Sipri Seko dalam seleksi LO di Sekretariat KONI NTT, Jumat (7/1/2011).

Jhoni Lumba, mengatakan, LO akan menjadi orang pertama yang menyapa tamu dari luar NTT. Selain itu, kata Jhoni, LO yang akan selalu menemani peserta selama HPN berlangsung sejak berada di Kupang hingga kembali ke daerah asalnya.

"Seorang LO tidak hanya cantik dan ganteng, tetapi dia juga harus memiliki wawasan yang luas. Dia harus tahu tentang NTT terutama Kota Kupang. Semua potensi yang ada harus diketahuinya dengan jelas. Karena yang datang adalah wartawan sehingga untuk keperluan pemberitaan orang pertama yang akan dia tanya adalah pendampingnya, dalam hal ini LO," kata Jhoni.

Ronny menambahkan, tanggungjawab seorang LO adalah membuat para tamu pulang dengan puas dan senang. Selain itu, katanya, LO harus memberikan kesan kepada tamu bahwa stigma NTT miskin, terkebelakang dan lainnya yang selama ini disebut orang, sama sekali tidak benar.

"Karena akan ada utusan dari negara-negara ASEAN maka LO juga harus paham bahasa asing, minimal bahasa Inggris. Semua akan ditest kelayakannya sebelum direkrut," tambah Abdul Muis.

Koordinator LO, Sipri Seko, pada kesempatan tersebut, mengatakan, sebanyak 70 LO akan direkrut untuk membantu kelancaran tugas panitia. LO yang diseleksi, katanya, berasal dari berbagai komunitas seperti mahasiswa, dosen dan lainnya. Para LO, katanya, akan disiapkan untuk mendampingi para tamu, membantu kesekretariatan, seminar, konvensi dan lainnya.

"Kepada mereka akan diberikan bimbingan teknis dari panitia pelaksana tentang tugasnya. Karena akan ada ujian semester di kampusnya, maka bimbingan teknis akan dilaksanakan minggu ketiga bulan ini," jelasnya. (den)

Pos Kupang 8 Januari 2011 halaman 9

Baliho dan Spanduk Mulai Dipasang

KUPANG, PK -- Rencana Panitia Daerah HPN 2011 untuk memasang minimal 100 baliho dan 200 spanduk dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2010 yang akan digelar di Kupang, 5-9 Februari 2011, mulai direalisasikan. Pemasangan baliho dan spanduk diawali dari Sekretariat Panitia Daerah di kompleks Stadion Oepoi, Kupang.

Koordinator Seksi Perlengkapan, Ronny Fernandez, S.E, di sela- sela pemasangan baliho dan spanduk di kompleks Stadion Oepoi, Kupang, Kamis (6/1/2011), mengatakan, pemasangan baliho dan spanduk diawali dari sekretariat panitia, kemudian di semua sudut Kota Kupang juga akan dipasang. Menurut Ronny, titik-titik pemasangan sudah ditetapkan, sehingga dalam satu minggu ke depan diharapkan semua baliho dan spanduk sudah terpasang.

Sebelumnya, Sekretaris Umum Panitia, Drs. Ary Moelyadi, M.Pd, untuk baliho dan spanduk, sesuai instruksi dari Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTT, semua dinas, badan dan instansi tingkat propinsi masing-masing diwajibkan untuk membuat satu baliho. Instruksi tersebut, kata Ary, sudah diteruskan oleh panitia dengan mengirim surat ke semua instansi agar segera menindaklanjutinya.

"Kami harapkan semua instansi segera memasang baliho dan spanduk mereka. Kalau memang mereka butuh desain baliho dan spanduk, bisa menghubungi sekretariat panitia setiap hari kerja di kompleks Stadion Oepoi, Kupang. Keseriusan daerah untuk menyambut event yang besar ini juga ditunjukkan dengan meriahnya sambutan masyarakat. Spanduk dan baliho yang dipasang dimaksudkan agar mengajak masyarakat untuk ambil bagian dalam hari bersejarah ini," kata Ary.

Tingkatkan Koordinasi
Meningkatnya kesibukan persiapan pelaksanaan membuat Ary Moelyadi juga mengingatkan semua seksi agar meningkatkan koordinasi. Ary berharap, semua kebutuhan penyelenggaraan sudah terdata dan dikoordinasikan dengan seksi lain agar ada sinergi.

"Hal-hal teknis sudah harus disiapkan dari sekarang. Kalau ada yang sudah harus dikerjakan, segera selesaikan. Kalau memang butuh koordinasi dengan seksi lain harus dikoordinasikan sehingga semua berjalan searah. Manfaatkan sekretariat panitia yang sudah ada untuk mendiskusikan hal-hal yang belum dikerjakan," kata Ary. (eko)

Mantapkan Seminar Pertambangan

SEKSI konvensi dan seminar panitia Hari Pers Nasional (HPN) menggelar rapat untuk memantapkan acara seminar pertambangan, di ruang kerja sekretaris dinas pertambangan dan energi Propinsi NTT, Kamis (6/1/2011).

Dalam rapat itu, disepakati bahwa panitia lokal akan mengusulkan ke panitia HPN di Jakarta agar pelaku pertambangan di NTT bisa menjadi pembicara dalam seminar nasional dengan tema seminar nasional masa depan pertambangan NTT.

Usulan ini disampaikan koordinator seminar dari dinas pertambangan dan energi propinsi NTT, Ir. Stefanus I Ratoe Oedjoe dalam rapat teknis tersebut.

Ketua Seksi konvensi dan seminar panitia HPN daerah, Aser Rihi Tuga menjelaskan, panitia HPN pusat telah membuat proposal mengenai seminar termasuk pembicara pada seminar tersebut dan jumlah peserta 200 orang.

Pembicara yang diusulkan adalah Drs. Yohanes Bria, Drs. Joachim Lopez, Brigpol Suhardi Alius, Cristo, OFM., Dr, Beny K Harman, Yusuf Merukh dan dari asiosiasi pertambangan.
Mendengar hal tersebut, Ratoe Oedjoe mengusulkan agar panitia daerah bisa mengusulkan ke panitia pusat untuk memberikan kesempatan kepada pengusaha pertambangan yang ada di NTT dan yang sudah berusaha serta memiliki IUP karena pengusaha yang sudah masuk di NTT yang tahu mengenai kondisi NTT. "Kami usulkan agar Yusuf Merukh bisa diganti oleh pengusaha yang sudah memiliki IUP di NTT. Kami usulkan perusahaan SMR," ujar Ratoe Oedjoe.


Sementara mengenai persiapan teknis lainnya, Rihi Tugu menjelaskan, kegiatan dilaksanakan pada (7/2/2011) di aula rujab gubernur NTT. Direncanakan mulai pukul 09.00 Wita hingga 17.30 Wita.

Meskipun jumlah peserta yang diusulkan dari HPN pusat sebanyak 200 orang tetapi panitia daerah khususnya seksi seminar akan mengeluarkan undangan sekitar 250 sampai 300 orang. Persiapan teknis lainnya yang dibicarakan diantaranya kartu identitas, mesin fotocopy dan lainnya

Rapat ini dihadiri juga wakil koordinator, Boni serta notulis, operator dan bagian dokumentasi yang merupakan panitia yang dibentuk dari distamben. (ira)

Pos Kupang 7 Januari 2011 halaman 9

Persiapan Seksi Kesenian Mencapai 80 Persen

KUPANG, PK -- Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Budaya Propinsi NTT selaku koordinator seksi acara dan kesenian telah melakukan persiapan untuk menyambut acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) tanggal 9 Pebruari 2011. Persiapan mencapai 80 persen.

Kepala UPTD Taman Budaya Propinsi NTT, Dra. Yohana Lingu Lango, saat ditemui Rabu (5/1/2011) menjelaskan, pihaknya bersama pengisi acara lainnya seperti musik Sasando dan paduan suara PLN pimpinan Elias Joka berkoordinasi melakukan latihan sejak bulan November 2010, setelah dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur NTT.

Menurut Yohana, UPTD Taman Budaya sudah menyiapkan acara penjemputan Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono. Sesuai dengan keputusan bersama panitia, Presiden akan diterima ketika turun dari pesawat dengan tarian Hegong dari etnis Sikka. Selanjutnya, setelah masuk ke ruang VIP Bandara akan diterima dengan sapaan Natoni. Semua acara ini akan disesuaikan dengan langkah presiden dengan durasi waktu sekitar 3-4 menit. Saat Presiden di ruang VIP akan disuguhkan permainan musik Sasando Biola oleh Tiara Pingak.

Yohana mengatakan, UPTD Taman Budaya akan mengisi acara selam dua hari yakni sejak kedatangan Presiden, selama 8-9 Pebruari 2011.

Dijelaskannya, pada tanggal 8 Pebruari di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT akan dipentaskan fashion show untuk busana tradisional, lagu-lagu daerah dan tarian. Beberapa tarian yang akan dipentaskan, yakni tarian Koteklema dari etnis Lembata dan tarian Te'o Rende. Kedua tarian ini akan dipentaskan pada saat makan malam (dinner). Sedangkan, lagu-lagu daerah juga didendangkan diiringi dengan musik Sasando.

Yohana mengatakan, walau sudah mencapai 80 persen, pihaknya akan terus melakukan latihan dan pemantapan, sehingga bisa tampil dan dipentaskan dengan baik pada tanggal 8-9 Pebruari 2011.

Menurutnya, kesenian dan tari yang ditampilkan ini merupakan bagian dari upaya UPTD Taman Budaya untuk terus mempromosikan budaya daerah masyarakat NTT yang sangat unik dan beraneka ragam. UPTD Taman Budaya, katanya, akan terus mempromosikan dan melestarikan budaya daerah NTT baik yang sangat tradisional maupun yang digarap dengan modifikasi.

"Yah semua ini adalah dukungan dari UPTD Taman Budaya dalam menyongsong HPN di Kupang nanti. Kami berupaya melakukan latihan dengan maskimal sehingga bisa tampil dengan baik," katanya.

UPTD Taman Budaya, ujar Yohana, memanfaatkan momentum ini untuk bagaimana mempromosikan budaya dan pariwisata untuk menarik minat para wisatawan masuk ke daerah ini baik lokal, nasional maupun internasional.

Dikatakannya, UPTD Taman Budaya akan mengisi acara bersama dengan paduan suara dari PLN Kupang pimpinan Elias Djoka, musik sasando serta lagu-lagu daerah NTT oleh Welly Pah. Para kru dari Taman Budaya mulai melakukan latihan memainkan alat-alat musik tradisional khas NTT.

Selain itu, para penari yang merupakan asuhan dari Taman Budaya juga sibuk melakukan latihan. Para kru terlihat serius melakukan latihan yang dipantau langsung oleh Kepala UPTD Taman Budaya, Dra. Yohana Lingu Lango. (nia)

Pos Kupang 6 Januari 2011 halaman 9

Ibu Negara Kunjungi Naikoten 2 dan Airnona

KUPANG, PK -- Ibu Negara, Ani Yudhoyono bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan akan mengunjungi Kelurahan Naikoten 2 dan Kelurahan Airnona, pada saat peringatan Hari Pers Nasional di Kota Kupang, selama 7 - 9 Februari 2011. Naikoten 2 dan Airnona merupakan kelurahan ramah anak.

"Sudah ada surat resmi dari kementrian pemberdayaan perempuan bahwa ibu Ani dan menteri pemberdayaan akan mengunjungi kelurahan Naikoten 2 sebagai kelurahan ramah anak dan Kelurahan Airnona karena membuat sirkuit sepeda untuk anak," ujar Lurah Naikoten 2, Ricardo Therik
Therik bersama Lurah Airnona, Yulianus Willem Pally, S.H, saat ditemui di kantor Walikota Kupang, Rabu (5/1/2010).

Menurutnya, kelurahan ramah anak yang di Kelurahan Naikoten 2 itu sudah sampai pada tingkat RT ramah anak yakni sebagai contoh RT 06.

"Ini yang pertama di Indonesia yakni sampai RT ramah anak sehingga ibu Ani ingin melihat dari dekat kondisi RT ramah anak ini," jelasnya.

Pally menyebutkan Kelurahan Airnona akan dikunjungi karena di Airnona sudah membuat program untuk membuat sirkuit sepeda untuk anak. "Dananya berasal dari pemkot sedangkan lokasinya di tanah milik warga seluas kurang lebih 1.000 meter persegi," ujarnya.

Menurutnya, dengan latihan sepeda itu sudah terbukti bagaimana anak bisa melatih emosional, melatih mengambil keputusan dengan perhitungan secara cermat pada saat kondisi terdesak.

Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe membenarkan adanya rencana kunjungan ibu Ani Yudhoyono dan menteri pemberdayaan perempuan kelurahan Naikoten 2 dan Airnona.

"Kelurahan Naikoten 2 berhasil sebagai kelurahan ramah anak di tingkat nasional sehingga akan dikunjungi oleh ibu Ani dan ibu menteri pemberdayaan perempuan. Keberhasilan ini membuat lurah Naikoten 2 sudah diundang ke mana-mana untuk menjadi pembicara kelurahan ramah anak. Dan pada pertengahan tahun 2011 yakni bulan Juli nanti, lurah Naikoten 2 juga akan menjadi pembicara internasional di Solo dimana yang hadir sekitar 300 peserta dari berbagai negara," jelas Walikota.

Sementara kunjungan di Airnona untuk melihat sirkuit sepeda untuk anak. "Di Indonesia baru dua daerah yang membuat sirkuit sepeda untuk anak. Untuk Kota Kupang, dananya sudah disiapkan oleh pemkot. Ini semua untuk mendukung kelurahan ramah anak. Mudah-mudahan di semua kelurahan di Kota Kupang akan menjadi kelurahan ramah anak," jelasnya. (ira)

Pos Kupang 6 Januari 2011 halaman 9

Sambut Presiden Naioni Berbenah

KUPANG, PK -- Menyambut kunjungan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu negara, Ani Yudhoyono pada bulan Februari 2011, Kelurahan Naioni terus berbenah diri. Warga bergotong royong kerja bhakti, penghijauan serta membudidaya ikan lele.

Lurah Naioni, Lazarus Lusi, menjelaskan, pihak kelurahan telah mengadakan pertemuan dengan para ketua RT/RW dan para tokoh masyarakat untuk mempersiapkan acara penyambutannya. Selain itu, warga memelihara ikan lele di dua lokasi, yaitu di halaman rumah pintar Naioni dan satunya lagi di rumah Ketua LPM, AMS Soleman Nenosaban.

"Kolam ikan lele di rumah pintar di perhatikan oleh semua warga, sedangkan yang di rumah ketua LPM, kami percayakan beliau yang rawat," kata Lusi, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/1/2011).

Menurut Lusi, pada saat Presiden dan Ibu Negara akan meresmikan rumah pintar, akan ada acara penyerahan secara simbolik bibit lele kepada keluarga miskin yang memiliki anak gizi buruk. Selain itu, persiapan yang dilakukan oleh kelurahan adalah mengadakan kerja bakti. Kegiatan kerja bakti ini dilakukan bersama-sama dengan para mahasiswa. Dan, juga dilakukan penghijauan.

Lusi menolak memberi keterangan mengenai keadaan rumah pintar. Menurutnya, saat ini, rumah pintar masih berada dalam tanggung jawab dinas PU Kota Kupang. "Kelurahan belum bisa masuk ke sana karena belum ada serah terima. Rencananya, setelah diresmikan oleh Presiden bulan depan, baru akan diserahterimakan ke pihak kelurahan," ujarnya.

Pantauan Pos Kupang, jalan raya menuju rumah pintar sudah di hotmix. Namun, ruas jalan dari rumah pintar menuju kantor Lurah Naioni, rusak. Aspalnya sudah terkelupas, meninggalkan lubang-lubang di sana sini dan digenangi air.

Sedangkan bangunan rumah pintar, tampak sudah selesai dikerjakan. Juga terlihat jaringan kabel listrik dan lampu sudah terpasang di tiap ruangnya. Rumah pintar memiliki tiga ruangan, yang sampai saat ini masih kosong dan dua water closet (WC). Di belakang bangunan, terdapat sebuah tandon air. (ii)

Pos Kupang 5 Januari 2011 halaman 9

Panitia HPN Konsolidasi

KUPANG, PK -- Sekretaris Panitia Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang, Ary Moelyadi meminta semua seksi segera konsolidasi mengingat waktu pelaksanaan HPN semakin dekat.

Ary Moelyadi mengingatkan hal ini saat memimpin rapat pleno panitia HPN di ruang rapat Sekda NTT, Selasa (4/1/2011). Ary Moelyadi didampingi penangungjawab HPN, Dion DB Putra.
Meski semua sudah diundang, rapat hanya dihadiri beberapa utusan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Propinsi NTT yang duduk dalam kepanitiaan. Agenda rapat, mendengar laporan tentang persiapan seksi-seksi.

Dikatakannya, dari hasil koordinasi, beberapa SKPD telah siap dan sepakat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggungjawab SKPD.

Selain itu, Moelyadi menjelaskan mengenai pengerjaan akuistik Aula El Tari yang sudah dimulai. Menurut rencana, pekerjaan akan selesai minggu ketiga Januari 2011.

Dia juga menginformasikan, mulai hari ini Rabu (5/1/2011), dibuka website HPN, atas kerjasama bagian PDE dan panitia HPN.

Pada bagian lainnya, Moelyadi menjelaskan tentang pakaian tenun untuk peserta dan panitia HPN. Awalnya, pakaian tenun ditanggung Novanto Center sebanyak 500 lembar. Dari hasil konfirmasi, namun karena keterbatasan waktu, 500 pakian tenun tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Novanto Center hanya menanggung pakaian tenun untuk presiden, menteri dan para gubernur.

Moelyadi juga mengatakan, dari hasil pertemuan dengan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, pemerintah Kota Kupang, siap menjamu para peserta HPN dalam acara wellcome party.
Menurutnya, panitia HPN pusat menanyakan tentang kesiapan panitia HPN di Kupang, tentang acara-acara yang akan dilaksanakan, misalnya acara seminar dan pameran.

Anggota panitia dari Dinas Pertambangan NTT, Stefanus menjelaskan, terkait dengan agenda seminar tentang pertambangan secara prinsip dinas pertambangan sudah siap.
Stefanus juga menanyakan tentang tema dari baliho yang akan dipasang dititik-titik strategis yang ada di Kota Kupang.
Sementara, anggota panitia dari Dinas Kominfo, Welly Pah mengatakan, perlu adanya sistim pengaturan waktu yang tepat saat pelaksanaan waktu puncak acara HPN dan acara-acara lainnya, termasuk penangungjawab setiap seksi untuk mengawal acara-acara tersebut. Pengaturan waktu ini sangat penting, agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dan penempatan orang-orang pada saat dan sebelum acara itu berlangsung.
Anggota panitia dari dinas Koperasi NTT, mengatakan dinas koperasi juga sudah siap menanggung satu kendaraan untuk tamu HPN, selama berada di Kupang.

Kepala Bagian Humas Setda NTT, Doris Rihi mengatakan, dari semua acara yang telah disiapkan panitia, semuanya sangat bagus untuk memeriahkan HPN.
Doris mengingatkan, dalam acara-acara nasional seperti ini, perlu ada jiwa besar dari semua orang karena ada acara-acara yang dianggap tidak begitu penting akan dipotong.

"Semua ini, hanya untuk menghemat waktu pelaksanaan acara. Kita tidak usah pesimis, soal pemotongan acara ini. Yang terpenting adalah kita perlu mempersiapkan secara matang semua acara yang telah di rencanakan," katanya.

Dion DB Putra mengatakan, perlu komitmen dan kesadaran bersama untuk menyukseskan kegiatan HPN.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang NTT ini juga mengharapkan partispasi semua media massa yang ada di Kota Kupang dan daerah lainnya di NTT, untuk terus menginformasikan semua kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan HPN di Kupang. (den)

Pos Kupang 5 Januari 2010 halaman 9

Pameran Tenun Meriahkan HPN

KUPANG, PK -- Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang berlangsung di Kota Kupang, selama 5 - 9 Februari 2011, dimeriahkan dengan pameran tenun ikat, kuliner (makanan khas daerah), mutiara serta aneka kerajinan tradisional sebagai souvenir khas NTT.

"Panitia merencanakan akan menggelar kegiatan pameran di dua tempat sekaligus. Pertama di Aula El Tari, tempat kegiatan HPN dipusatkan dan kedua di halaman rumah jabatan Gubernur NTT," jelas Ari Moelyadi, Sekretaris Panitia HPN 2011, Ari Moelyadi, saat memimpin rapat di ruang redaksi Pos Kupang, Senin (3/1/2011). Ari Moelyadi didampingi Koordinator Seksi Pameran, Benny Dasman.

Pihak panitia, tambah Ari, masih berkoordinasi dengan Dekranasda Propinsi NTT untuk rencana kegiatan pameran dimaksud. "Panitia mengusulkan untuk digelar pameran tenun ikat, kuliner (makanan khas daerah), mutiara dan aneka kerajinan tradisional sebagai souvenir. Namun ini harus dikoordinasikan dengan pihak Dekranasda, seperti apa setting pameran yang diinginkan dan pas dengan kegiatan perayaan HPN 2011 nanti," katanya.

Ari Moelyadi berharap tiap SKPD dan sponsor agar segera menyiapkan baliho untuk keperluan sosialisasi kegiatan HPN di Kupang. "Panitia harus membuatkan surat pemberitahuan kepada SKPD dan sponsor untuk menyiapkan baliho," usul A. Irianto, anggota panitia dari Disperindag Propinsi NTT.
Sementara Mohamad Ansor dari Novanto Center meminta ketegasan panitia soal pakaian tenun ikat yang akan dikenakan Presiden SBY dan para anggota Kabinet Bersatu II, saat menghadiri acara puncak perayaan HPN 2011 di Kupang, tanggal 9 Februari 2011 nanti.

"Soal mode pakaian akan dikerjakan oleh perancang mode nasional Oscar Lawata. Namun sampai sekarang belum diputuskan corak tenun ikat mana yang harus dipakai?," tanya Ansor.

Ia sempat meragukan apakah 500 potong baju tenun ikat dapat dijahit dan selesai tepat waktu sebelum tanggal 9 Februari 2011 yang akan datang. Ada anggota panitia mengusulkan keseragaman corak tenun ikat dengan menggunakan bahan tenun ikat buatan pabrik, namun dibantah panitia lainnya. "Bapak Gubernur NTT menyarankan menggunakan bahan tenun ikat asli untuk memberdayakan para pengrajin tenun ikat NTT," tukas Sekretaris Panitia HPN 2011, Ari Moelyadi, didukung Wakil Sekretaris PWI NTT, Zacky W. Fagih. (ade)

Seleksi Liaison Officer

Sementara itu, panitia daerah juga mulai menyeleksi calon liaison officer (LO) atau penghubung di Sekretariat KONI NTT, Senin (3/1/2011). Menurut koordinator seksi LO, Sipri Seko, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang LO seperti wawasan, penampilan, komunikasi dan lainnya. Menurutnya, paling tidak, akan ada 70 LO yang digunakan untuk membantu kelancaran tugas panitia.


"Pertemuan tadi dengan para LO hanya sebatas pendataan dan pengisian biodata dan keluasan dari orang tua. Selanjutnya akan ada lagi pertemuan dimana kami akan menyeleksi mana yang layak dan tidak serta menempatkan di pos-pos yang sudah ditentukan. Kepada mereka akan diberi pembekalan mengenai apa itu HPN, jenis dan ragam kegiatannya, wawasan tentang NTT baik pariwisata, adat istiadat, pemerintahan dan lainnya termasuk Kota Kupang," jelasnya. (eko)

Pos Kupang 4 Januari 2010 halaman 9

Perlindungan Terhadap Jurnalis Sekadar Lip Service

Dion DB Putra
Kupang, 2/1/2011 (ANTARA) - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Nusa Tenggara Timur Dion DB Putra menilai perlindungan terhadap profesi jurnalis di Indonesia hanya sekadar pemanis di bibir (lip service) belaka, karena belum jadi agenda nasional.

Hal ini terlihat dari kecenderungan meningkatnya kekerasan terhadap wartawan di Indonesia dari 37 kasus pada 2009, naik menjadi 47 kasus pada 2010, kata Dion DB Putra yang juga pemimpin redaksi Harian Umum Pos Kupang itu di Kupang, Minggu.

Ia mengemukakan pandangannya tersebut berkaitan dengan gejala meningkatnya kasus kekerasan terhadap wartawan, dan yang terakhir dialami para jurnalis di Palu, Sulawesi Tengah.

Kasus ini berawal dari aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang ke kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, Sulawesi Tengah pada Kamis (30/12) sekitar pukul 10.30 Wita.


Akibat dari penyerangan tersebut, dua orang jurnalis masing-masing Ketua AJI Palu M Ridwan Lapasere dan kontributor TV One Muhammad Sharfin, menderita luka memar di bagian kepala dan kepala bagian belakang.

Dua jurnalis lainnya yang juga kena serangan adalah wartawan Perum LKBN ANTARA Biro Sulawesi Tengah, Riski Maruto dan kontributor Trans TV Jafar G Bua.

Penyerangan di Sekretariat AJI Palu itu berawal dari pemberitaan di portal www.beritapalu.com tanggal 28 Desember 2010 pukul 19.10 Wita yang memuat informasi tentang pengrusakan Graha KNPI menyusul kekalahan salah satu tokoh pemuda untuk menjadi ketua KNPI dalam Musda, Selasa (28/12).
Kelompok pemuda merasa pemberitaan itu merugikan sehingga mendatangi Kantor AJI yang juga dipakai sebagai kantor redaksi portal tersebut.


Kekerasan terhadap para jurnalis ini, menurut Ketua AJI Kota Kupang Jemris Fontuna, menandakan bahwa kebebasan pers masih terancam. "Negara gagal memberikan jaminan keamanan bagi warga negaranya, termasuk di antaranya wartawan," kata Jemris yang juga wartawan The Jakarta Post itu ketika dihubungi secara terpisah terkait dengan kasus kekerasan terhadap wartawan di Indonesia.

Menurut Dion Putra ,adanya kecenderungan meningkatnya kasus kekerasan terhadap wartawan dewasa ini, karena apatisme terhadap penegakan hukum yang adil, sehingga sikap main hakim sendiri makin menguat di masyarakat dan barbarisme pun terjadi.

Dalam pengamatannya, ia menilai pers profesional masih jauh dari harapan dan kerja jurnalis masih asal-asalan menabrak kode etik jurnalistik (KEJ), norma hukum dan sebagainya.

"Perlindungan terhadap profesi jurnalis baru sekadar lip service, karena perlindungan profesi jurnalis di negara ini belum menjadi agenda nasional," katanya.

"Saya juga melihat banyak wartawan tidak mau bergabung dengan tiga organisasi profesi jurnalis yang diakui Dewan Pers, yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)," ujarnya.

Dion Putra menambahkan "mereka adalah kelompok yang paling tidak berdaya manakala ada kasus kekerasan yang menimpa".

"Hak jawab itu masih kontrovesi. Sebagai hak maka bisa dipakai atau tidak dipakai. Ini masih jadi perdebatan di ranah praksis hukum," katanya menambahkan.

Menurut dia, harus lebih gencar adanya desiminasi dan advokasi tentang penggunaan hak jawab, sehingga masyarakat awam bisa memahami dengan benar apa sesungguhnya yang disebut dengan hak jawab itu. ***1***(T.L003/B/A011/A011) 02-01-2011 07:42:03

Ibu Negara Akan Resmikan Rumah Pintar di Kupang

Kupang, POS KUPANG.Com - Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono akan meresmikan Rumah Pintar di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9 Februari mendatang atau bertepatan dengan puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) ke-65.

Rumah pintar tersebut terletak di Jalan SIKIB di wilayah Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak, Kota Kupang, kata Walikota Kupang, Daniel Adoe, di Kupang, Senin (3/1/2011) terkait rencana peresmian Rumah Pintar di Kupang.

"Kami sudah menugaskan staf untuk melakukan koordinasi dengan Setneg dan Kantor Kepresidenan RI di Jakarta untuk memperoleh kepastian mengenai rencana peresmian Rumah Pintar tersebut," katanya.

Dia mengatakan, pembangunan Rumah Pintar itu sudah selesai dan beberapa kelengkapan yang dikirim dari Jakarta juga sudah tiba di Kupang.

Hanya saja, ada beberapa peralatan lainnya yang digunakan untuk kebutuhan Rumah Pintar yang masih dalam perjalanan dari Jakarta, katanya.

Dia berharap, dalam bulan Januari ini, semua peralatan sudah ada di lokasi sehingga panitia bisa melakukan persiapan secara matang sebelum acara peresmian.

Selain meresmikan Rumah Pintar, Ibu Negara Ani Yudhoyono juga akan mengunjungi beberapa pusat kerajinan tenun ikat untuk melihat berbagai hasil tenunan khas daerah NTT.

"Kami masih melakukan koordinasi, apakah hasil-hasil kerajinan itu akan disiapkan pada pameran mini di arena hari puncak HPN atau ditempat terpisah," katanya.

Dia berharap, koordinasi antara Pemerintah Kota Kupang dan Panitia Hari Pers Nasional terus dilakukan untuk memantapkan jadwal acara ibu negara selama di Kupang.

Ketua PWI NTT Dion DB Putra mengatakan, Ibu Negara HJ Ani Yudhoyono akan mendampingi Presiden ke Kupang untuk menghadiri Puncak Hari Pers Nasional di Kupang pada 9 Februari 2011 mendatang.(ant)

Walikota Kupang Siap Menjamu Peserta HPN

KUPANG, POS KUPANG.Com -- Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe menyatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang siap menjamu para peserta Hari Pers Nasional (HPN) pada acara Selamat Datang tanggal 7 Februari 2011.

"Kami siap menjamu peserta HPN dalam acara Welcome Party tanggal 7 Februari nanti," kata Daniel Adoe saat menerima panitia HPN di ruang kerjanya, Jumat (31/12/2010). Hadir saat itu, Kepala Dinas Kominfo Kota Kupang, Otniel J Pello, Ketua PWI Cabang NTT, Dion DB Putra, Wakil Ketua Panitia HPN 2011, Bernardus Tokan, Sekretaris Panitia, Ari Moelyadi, Wakil Sekretaris PWI NTT, Zacky W Fagih dan beberapa anggota panitia HPN 2011.

Panitia HPN beraudiens dengan Walikota Kupang untuk meminta kesediaan menjamu peserta HPN serta berkoordinasi tentang kesiapan pemerintah Kota Kupang terkait rangkaian agenda penting saat peringatan HPN bulan Februari mendatang.
Dalam pertemuan sekitar satu jam itu, Daniel Adoe juga mengatakan, pemerintah Kota Kupang Pemkot sedang mempersiapkan Gong Perdamaian serta Rumah Pintar. Gong Perdamaian di Taman Nostalgia Kupang akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedangkan Rumah Pintar akan diresmikan oleh Ibu Negara, Ani Yudhoyono.

Berkaitan dengan Gong Perdamaian dan Rumah Pintar, lanjut walikota, pihaknya sudah menugaskan staf untuk berkoordinasi dengan Setneg dan Kantor Kepresidenan RI di Jakarta.

"Rumah Pintar sudah siap di Jalan SIKIB di wilayah Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak. Kami juga persiapkan obyek-obyek wisata di Kota Kupang, termasuk pusat kerajinan tangan. Kami harapkan wisata belanja peserta HPN nanti berdampak langsung kepada masyarakat Kota Kupang," kata walikota.

Walikota Daniel Adoe menambahkan, pihaknya juga akan menyiapkan sejumlah baliho dan spanduk untuk menyemarakkan HPN yang puncaknya jatuh pada tanggal 9 Februari 2011. Puncak peringatan HPN 2011 di Kupang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani, 12 menteri kabinet Indonesia Bersatu jilid II dan sedikitnya enam gubernur dari berbagai propinsi di Indonesia. (den)

Pos Kupang 3 Januari 2011 halaman 1

Indonesian Journalist Not Yet Properly Protected

Dion DB Putra
Kupang, E Nusa Tenggara, Jan 2, 2011 (ANTARA) - Protecting journalists remained a lip service because it had yet to become part of the government's concrete agenda items, a senior journalist said.

Instead of decreasing, the number of cases of violence against journalists in Indonesia tended to increase, Chairman of the Association of Indonesian Journalists (PWI)-East Nusa Tenggara provincial chapter, Dion DB Putra, said here Sunday.

He referred to the fact that the number of violence cases increased from 37 in 2009 to 47 in 2010.
The last act of violence that a number of working journalists in the country underwent was the attack on the Alliance of Independent Journalists (AJI) office in Palu, Central Sulawesi, on December 30.


Dion, currently editor-in-chief of Pos Kupang Daily, further said that the increasing acts of violence against media workers reflected the growing disrespect to law and outlaw mentality in society.

"The protection of journalists in the country is only a lip service because it is not part of the nation's agenda," he said.

However, a number of journalists in the country had yet to work professionally by ignoring the code of ethics and law, he said. For those whose credibility might have been damaged by media reports, Dion suggested that they use their rights to reply.

Therefore, it was necessary to support a sustainable campaign to enable the people to know their rights to complain and reply to media reports that might have damaged their credibility, he said. The attack on the AJI office in the Central Sulawesi city of Palu happened about 38 hours ahead of the new year 2011.

A group of unidentified men stormed the AJI office on Thursday at 10.30 AM local time and beat up two journalists who were in the building. They were the chairman of AJI-Palu Chapter M.Ridwan Lapasere and TV-One contributor Muhammad Sharfin. Ridwan was hurt in the head and Mohammad in the back of his head.

Two other journalists named Riski Maruto of ANTARA News Agency and Jafar G.Bua of Trans TV were kicked by the attackers but they did not sustain injuries.

The attack was believed to have been triggered by a news story titled "FPK Serang Graha KNPI Sulteng" (FPK Attacks Central Sulawesi's KNPI office) the AJI-Palu Chapter's secretariat had released in its online media www.beritapalu.com on December 28, 2010.

The news item was about damages of the National Indonesian Youth Committee (KNPI) building following the defeat of a youth figure in the organization's leadership election at a congress on December 28.

The youth figure and his men of the Kaili Youth Front (FPK) might have been disturbed by that news item but, instead of filing their complaint through legal means, they chose the violent way by attacking the AJI office.

As revealed in its official website, AJI condemned the incident and urged the police to immediately arrest and bring all suspects to court. "The police's immediate actions are so important that the journalist attackers are not able to perish evidence or escape," AJI said.
The attack was a sort of pressure on the press and potentially terrorized media workers who attempted to serve the public with information under the protection of Law Number 40/1990 on the press, AJI said.(T.SYS/A/R013/A011) 02-01-2011 09:31:50