NTT tanpa Medali

USAI sudah perjuangan 14 atlet PWI NTT dalam Porwanas X 2010 yang digelar di Palembang, Sumatera Selatan, sejak 4 Februari lalu. Dari lima cabang olahraga yang diikuti, NTT tidak berhasil membawa pulang medali.

Atletik menjadi cabang terakhir yang diikuti NTT. Pada lomba lari 5.000 meter yang berlangsung di Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, Minggu (7/2/2010) pagi, NTT menurunkan Simon Sostones Banoet untuk kategori usia di bawah 40 tahun dan Benny Dasman untuk kategori usia di atas 40 tahun. Dalam lomba ini, Simon tidak masuk finish, sedangkan Benny Dasman berhasil masuk finish di posisi kesebelas.

Sebelumnya dari cabang catur, NTT kalah telah dalam tiga penampilannya melawan Papua, Jambi dan Bangka Belitung. "Mereka bermain lebih bagus. Ada di atlet antara mereka yang bergelar master sedangkan kita, untuk menulis notasi saja tidak tahu," ujar atlet catur NTT, Oscar Praso.

Dari cabang biliar, perjuangan NTT di nomor double yang menurunkan Marsel Ali dan Melky Boymau kandas di babak perempatfinal. Keberuntungan rupanya belum berpihak pada NTT saat melawan Jambi di perempatfinal. Unggul lebih dahulu dalam posisi 3-1, NTT kecolongan di game terakhir. Maksud Melky Boymau memasukkan bola 9, kandas setelah bola hanya berhenti di bibir lubang. Atlet Jambi pun memukul bola untuk memperkecil kedudukan menjadi 2-3. Keadaan ini membuat NTT bermain tertekan, sehingga Jambi bangkit dan memenangkan permainan dengan skor 5-3.

"Perjuangan kita sudah sangat maksimal. Atlet-atlet NTT juga adalah wartawan yang tidak tiap hari berlatih. Daerah lain, atletnya banyaknya yang kulitas nasional bahkan ada yang sudah ikut kejuaraan internasional. Memang banyak protes terhadap keberadaan mereka dari hampir semua kontingen, namun kita tidak bisa membuktikannya, karena semua memiliki kartu pers dan kartu PWI," ujar Ketua Kontingen NTT, Aser Rihi Tugu.

Aser juga menyesalkan kesiapan panitia penyelenggara yang terkesan amburadul. "Penginapan misalnya, kita satu kamar delapan sampai sepuluh orang sehingga bersesakan. Untuk makan, misalnya, makanan yang ada sangat tidak cocok, bahkan terkadang basi, sehingga kami terpaksa harus membeli di luar. Panitia juga tidak tegas terhadap aturan pertandingan dan permainan, sehingga ada yang menggunakan system gugur, tapi ada yang setengah kompetisi. Bagaimana kita mau mencapai tujuan Porwanas, yakni ajang silatirahmi wartawan Indonesia, kalau penyelenggaraannya seperti ini. Kita bicara bukan karena kalah atau menang, tetapi itu kenyataan yang ada," kata Aser. (eko)

Pos Kupang Senin, 8 Februari 2010

Tidak ada komentar: