Peserta Kongres XXII PWI Mulai Tiba Di Banda Aceh

Banda Aceh (ANTARA News) - Para peserta Kongres XXII Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dari berbagai provinsi di Indonesia, Sabtu, mulai tiba di ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Kota Banda Aceh.

Wartawan ANTARA di Banda Aceh, melaporkan sejumlah peserta terutama pengurus PWI pusat mulai tiba di kota Banda Aceh, diantaranya Ketua Umum PWI Pusat Tarman Azzam, Asro Kamal Rokan, dan Bob Iskandar.

Sejumlah pimpinan pusat juga sempat menemui Gubernur NAD Irwandi Yusuf, sekaligus meminta kesediannya untuk membuka Kongres XXII PWI 2008 yang berlangsung pada 28-29 Juli 2008 itu.

Ketua PWI Cabang NAD, A Dahlan TH, menyebutkan sekitar 600 peserta dan peninjau dipastikan akan menghadiri perhelatan akbar organisasi kewartawanan tertua di Indonesia itu.

Ia menyebutkan, selain untuk memilih Ketua Umum dan para pengurus PWI Pusat, rangkaian kongres juga akan digelar sebuah seminar yang bertajuk "upaya percepatan pembangunan Aceh", dengan menghadirkan sejumlah Menteri kabinet Indonesia Bersatu.

Direktur Komunikasi Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias, Juanda Djamal, mengatakan bahwa lembaganya mendukung suksesnya pelaksanaan Kongres XXII PWI di Banda Aceh.

Sebagai rangkaian kongres, BRR akan memfasilitasi peserta dan peninjau untuk melakukan tsunami tour ke daerah yang luluhlantak akibat tsunami tiga setengah tahun silam.

Tsunami tour akan diadakan pada Minggu (27/7). Peserta atau peninjau Kongres PWI akan dibagi dalam dua tim. Tim pertama mengunjungi Desa Lambung, kuburan massal Ulee Lheue, PasarAceh, Masjid Raya Baiturrahman dan PLTD Apung.

Tim kedua akan mengunjungi Perumahan Tiongkok di Neuheuen (Aceh Besar), Mapolda Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, PLTD Apung.

"Tsunami tour bertujuan untuk memperlihatkan kemajuan yang telah dicapai selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami. Kita berharap, dengan kunjungan ini bisa memberikan gambaran utuh tentang pemulihan pascatsunami," kata Juanda Djamal.

Ia berharap, kongres XXII PWI, bisa menghasilkan sebuah pemikiran yang konstruktif untuk membangun internal PWI, khususnya dan membangun kehidupan Aceh dan Indonesia pada umumnya.(*)

Tidak ada komentar: