Bangun Indonesia dari Perbatasan

Narasumber bedah buku Merah Putih Tergadai
KUPANG, PK -Indonesia kuat dari perbatasan. Itulah petikan kuat yang ditekankan para pembicara dalam acara bertajuk Launching dan Bedah Buku berjudul Merah Putih Tergadai di Perbatasan, Meneropong Indonesia dari Sudut Pandang Orang Muda. Bedah buku dihelat di Sotis Hotel, Kupang, Jumat (27/10/2017).

Buku tersebut ditulis dua orang penulis muda, masing-masing Jemmy Setiawan, seorang penulis kelahiran Surabaya, dan Winston Neil Rondo putra NTT,  anggota Komisi V DPRD  NTT.

"Ini sebuah refleksi falsafati atas disparitas sosial-ekonomi di daerah perbatasan. Menjadi pesan bagi pemerintah pusat agar  membangun perbatasan. Perbatasan adalah etalase, daerah terdepan dari negara kita," ungkap salah satu pembedah, Kepala Dinas Pariwisata NTT, Dr. Marius Djelamu.


Herman Hery dan Farry Francis yang juga anggota DPR RI sepakat jika membangun Indonesia harus dimulai dari perbatasan. Mulai dari infrastruktur hingga pembangunan ekonomi. Alasannya, karena perbatasan merupakan daerah  potensial. "Di sana banyak potensi. Properti, jasa, industri, itu potensial. Sebab letak perbatasan ada di antara dua negara," ungkap Herman Heri.

Dari sisi media, Ketua PWI NTT, Dion DB Putra menyoroti teknologi yang masih dijajah sebab jaringan di perbatasan masih dikuasai oleh negara tetangga.

Pembedah terakhir, Dr. David Pandie membahas bagaimana menanamkan nasionalisme kepada generasi milenial. Sebab generasi milenial tidak memiliki pengalaman melawan satu musuh bersama, yaitu penjajah.

Maka dari itu yang bisa ditanamkan adalah visi bangsa. "Visi merupakan titik kuat untuk membangun bangsa ini bagi generasi milenial," tutur David.

Buku yang ditulis menceritakan tentang realita-realita yang terjadi pada daerah-daerah perbatasan, menceritakan bagaimana masyarakat harus berjuang bertahan hidup karena kehidupan mereka. (bb)


Sumber: Pos Kupang 28 Oktober 2017 hal 8

Tidak ada komentar: