Dari kiri: Dion DB Putra, Dr Hamka dan Viktur Murin (foto Hermina) |
Demikian ditegaskan Ketua PWI NTT, Dion DB Putra dan Kabid Organisasi Kemahasiswaan, Asisten Deputi Organisasi Kepemudaan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Dr. Hamka Hendra Noer, pada pembukaan Pelatihan Jurnalistik untuk Organisasi Kepemudaan yang diselenggarakan atas kerjasama Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan, Deputi Organisasi Kepemudan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PWI NTT di Sekretariat PWI NTT, di Kupang, Selasa (25/6/2013).
Kegiatan pelatihan ini diikuti 50 orang dari berbagai organasasi kepemudaan, yakni GMNI, PMKRI, HMI, GMKI, PMII, KMHDI, IMM, LMND, FMNm Permada, API REINHA, Permata, Ipelmen, Hipmatim, Permasi, Ipmastim, Immala, Kemanuri, Imattu, Permasa, Lembaga Perjuangan Rakyat, KNPIO, Formadda, GP Anshor, SRMI dan dari Rote Ndao. Tema dari kegiatan ini adalah merajut Indonesia dengan semangat jurnalisme damai.
Pamateri dari pelatihan ini adalah Hamka Noer, Dion DB Putra, Damianus Ola (PWI NTT/Harian Victory News) dan Benny Dasman (Pelaksana Pemred SKH Pos Kupang). Materi yang disajikan, yakni etika jurnalistik, teknik wawancara dan teknik menulis berita.
"Sekarang ini minat kaum muda untuk menjadi wartawan menurun tajam, ada penurunan yang luar biasa sehingga sehingga sulit mendapatkan wartawan muda karena mereka lebih senang menjadi PNS atau anggota DPRD," kata Dion.
Kegiatan seperti ini, lanjutnya, diharapkan bisa dilanjutkan dimasa yang akan datang. Bagi PWI, lanjutnya, ini merupakan hal yang luar biasa. Apalagi kegiatan ini memilih moment yang tepat, bertepatan dengan event Merajut Indonesia di Pulau Rote karena diikuti oleh kader-kader yang muda yang luar biasa
Dr. Hamka berharap, sekitar tujuh tahun yang akan datang, ada dari para peserta yang mengikuti pelatihan saat ini yang menjadi wartawan yang handal di NTT. "Profesi wartawan sangat mengasyikan karena wartawan bisa menjadi apa saja tetapi sekarang ini banyak yang lebih memilih menjadi politisi. Saya pikir perlu ada stimulan baru sehingga orang mau menjadi wartawan. Profesi wartawan sangat mengasyikan," katanya.
Menurutnya, dari Kementerian Pemuda dan Olahraga sangat memberikan respon terhadap kegiatan seperti ini. "Kegiatan ini termasuk kegiatan kewirausahaan pemuda. Saat ini dari kementerian sudah tidak bergerak pada areal yang sifatnya seminar-seminar karena tidak ada dampaknya secara langsung sebab habis seminar, pulang dan tidak ada hasil sama sekali," katanya.
Sementara Viktus Murin, mengungkapkan, kegiatan ini bukan hanya mengenalkan pemahaman pemuda mengenai etika jurnalistik dan kaidah-kaidahnya tetapi lebih dari itu kegiatan ini merupakan langkah strategis dan fungsional kepada para aktivis dimana pada suatu saat mau terjun sebagai wartawan. Menurutnya, wartawan dan pemuda sejalan karena sama-sama melakukan fungsinya kontrol sosial dan diharapkan pemuda tidak boleh diam dalam realitas sosial.
Mengenai kegiatan pelatihan, Viktus mengatakan setelah kegiatan pelatihan di gedung PWI maka para peserta akan melakukan praktek di Pulau Rote secara langsung. Di Rote, peserta akan meliput berbagai kegiatan Merajut Indonesia termasuk kehidupan sosial kemasyarakatan di sana. (ira)
Sumber: Pos Kupang 26 Juni 2013 hal 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar