Ibu Deetje Laoh Tambuwun tapis beras |
* Lomba Tumbuk Padi HPN 2013
MANADO, TRIBUN - Lomba tumbuk padi tradisional menjadi satu di antara kearifan lokal yang tampil dalam agenda Hari Pers Nasional (HPN), Kamis (7/2/2013).
Siapa sangka pengunjung Manado Town Square (Mantos) tumpah ruah menyaksikan lomba itu, bahkan Ibu Deetje Laoh Tambuwun, Istri Gubernur Sulut dan Bupati Minut Sompie Singal ikut serta di lomba yang berlangsung seru itu.
Bintik-bintik keringat Yulin Kapo mengalir membahasi dahinya. Wanita petani asal Kumelembuay, Tomohon ini tengah berpacu dengan waktu. Tangannya memegang tumbukan kayu menumbuk padi di lisung kayu. Di hadapanya berdiri Agustin Pangemanan pasangannya menumbuk padi. Hentakan tumbukan kayu terdengar berirama.
Setidaknya ada enam pasangan lainnya melakukan hal sama. Mereka tengah bersaing memenangi lomba tumbuk padi. Bunyi tumbukan padi pun terdengar bersaut-sautan menciptakan irama merdu. Sedikit iseng panitia pun mengharuskan peserta berjoget ikut irama lagu tradisional Minahasa.
Lomba pun berlangsung seru, peserta harus menumbuk habis 5 kilogram padi. Tak hanya sampai disitu, peserta pun harus menapis mengeluarkan gabah padi, hingga yang tersisa tinggal beras. Yang tercepat bakal jadi pemenang.
Hanya sekian menit berselang, Agustin dan Yulin sudah menghabiskan setengah padi bagian mereka. Anggota tim mereka yang lain pun ikut menapis padi. Kemudian mengisi kembali lisung untuk ditumbuk. Begitu seterusnya hingga selesai. Agustin dan Yulin pun mengakui, tumbuk padi merupakan kegiatan keseharian mereka. Di kampungnya tiap hari mereka diupah 100 ribu untuk menumbuk hasil panen padi.
Adegan ini cukup menarik perhatian khalayak umum. Bahkan Ibu Deetje Laoh Tambuwun dan Bupati Sompie Singal seakan tersihir serunya lomba tumbuk Padi.
Deetje duluan nimbrung, ia satu tim bersama Angustin dan Yulin.
Istri Gubernur mengambil bagian menapis beras. Ia bersemangat. Sepertinya pekerjaan itu tak asing bagi Ibu Deetje, dengan lincah first lady Sulut itu menerbangkan gabah padi, dan meninggalkan beras di tapisan.
Di saat yang sama jepretan kamera menjadi kegiatan untuk mengabadikan momen itu. Lomba berlangsung seru pun mengundang Bupati Minut Sompie Singal ambil bagian. Awalnya sang Bupati malu-malu, setelah didesak ia pun turun tangan.
Sompie pun mengambil bagian di tim sebagai penapis beras. Sambil berjongkok, bupati mulai menapis. Keluwesan tangan Sompie rupanya mengundang decak kagum, dan tepuk tangan penonton, tak sampai semenit tapisan beras sudah bersih dari gabah.
Pembukan pameran Hari Pers Nasional (HPN) di Manado Town Square, Kamis (7/2) berlangsung meriah. Sebanyak 55 stand media massa baik media cetak, tv, online nasional dan daerah, serta pemerintah daerah di Sulut ikut ambil bagian. Stand berjejer rapi mengisi penuh lantai dasar Mantos.
Cukup menarik perhatian ikut ditampilkan pula pameran foto karya jurnalistik terbaik negeri. Temanya pun beragam mulai dari perjalanan sejarah pers dan foto arsip nasional proklamator RI Ir Soerkano dan Muhammad Hatta.
Foto karya Ibu Negara Ani Yudhoyono pun turut ambil bagian dipamerkan. Sesuai rencana, 11 Februari mendayang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan hadir melihat foto karya istrinya tersebut. Ada 12 buah foto karya ibu negara yang dipamerkan, hasil karya tersebut antara lain berjudul Pasukan Lintas udara, Berbaris Rapi cheetah, namaku cantik umurku 4 minggu, Numpang lewat bapak presiden, membidik hasil tangkapan nelayan, dan percikan air suci.
Dalam karya berjudul Numpang lewat Bapak presiden, menggambarkan Momen langka kala seekor sapi melintas di mobil dinas presiden. Jepretan foto diambil dari dalam mobil. Ada juga foto berjudul pasukan lintas udara, menggambarkan atraksi Angkatan udara saat bendera merah putih tengah berkibar.
Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang berkesempatan membuka pameran HPN dengan pengguntingan pita. Turut hadir Margiono Ketua PWI Pusat dan rombongan, serta Bupati Boltim Sehan Landjar, dan Fabian Sarundajang Putra SHS
Memulai sambutannya, kota Manado tiba-tiba didera hujan deras, namun Sarundajang mengatakan hal itu merupakan pertanda berkat.
Sarundajang menuturkan, momen HPN kali ini membuka kesempatan pers, masyarakat, pemerintah daerah dan dunia usaha untuk keuntungan bersama. Ia mengungkapkan, tanpa kesepakatan bersama dan sinergisitas, HPN mungkin tak akan diselenggarakan di Manado,
"Saya rasa HPN belum maksimal, namun semampu-mampunya pelaksanaan ini karena ada sinergitas, bagi dunia pers pemerintah dan masyarakat bisa bermanfaat," sebut dia.
Penerima doktor honoris causa ini melanjutkan, pelaksnaan HPN bukan sekedar seremonial," Disini kita, berkumpul wakil -wakil daerah, bisa tukar menukar pengalaman. HPN bukan hanya Sulut tapi seluruh daerah. Kita sukseskan HPN di Sulut dan mudah-mudahan berhasil sesuai dengan kita harapkan," kata dia.
Ketua Umum PWI Pusat Margiono mengungkapkan, pameran karya foto di Mantos bisa dikatakan yang termeriah selama HPN berlangsung. "Inilah pameran karya foto yang barangkali termeriah sepanjang HPN, berbagai kegiatan di Manado diselenggarakan luar biasa. Ditempatkan pameran di lokasi ramai dan mudah dijangkau," ujarnya.
Margiono menyampaikan, masyarakat luas pun bisa menyaksikan karya foto Ibu Ani Yudhoyono. Ia juga memuji hangatnya sambutan warga Manado memeriahkan HPN. Terutama ia meungkapkan kekaguman atas tarian tetongkoreng yang dibawakan Gadis-gadis asal Sulut
"Aplaus untuk permainan kolintang lalu tarian tetengkoreng juga bagus. Tadi saya bisik, tidak usah menari juga sudah bagus," ucapnya sembari tertawa.
Candaan Margiono dimaksudkan memuji kecantikan gadis asal Sulut yang membawakan tari Tetengkoreng. Usai peguntingan pita Gubernur bersama rombongan meninjau lokasi stand pameran. Gubernur pun sempat singgah dan berfoto bersama di stand Kompas, dan Tribun Manado.(ryo)
Sumber: Tribun Manado 8 Februari 2013 hal 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar