ATAMBUA, PK -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ibu Ani Yudhoyono, Kamis (10/2/2011) malam, menginap di tenda yang dibangun di lapangan Markas Komando Batalyon Infanteri (Yonif) 744/Satria Yudha Bakti (SYB) Atambua, Kabupaten Belu.
Hal ini merupakan bagian dari nostalgia Presiden SBY sebagai mantan Danyon 744/SYB di wilayah bekas Propinsi Timor Timur (sekarang Negara Timor Leste) sekaligus memberi motivasi kepada prajurit untuk tetap berjuang mempertahankan keutuhan NKRI.
Menurut pantauan Pos Kupang, kedatangan Presiden SBY bersama rombongan di Atambua disambut lautan manusia. Warga berdiri membentuk pagar betis dari perbatasan Belu-TTU di Nurobo sambil melambaikan bendera merah putih yang terbuat dari kertas.
Presiden yang menggunakan jalur darat dari Kefamenanu, TTU, tiba di Atambua sekitar pukul 15.30 Wita. Dia ke Atambua untuk menyaksikan peresmian rumah pintar oleh Ibu Ani Yudhoyono. Rumah-rumah itu dibangun di kompleks Makodim 1605 Belu. Didampingi Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan ibu, Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez dan ibu, Presiden meninjau semua ruangan di rumah pintar.
Presiden dan Ibu Ani pun sempat berdialog dengan para siswa yang sudah disiagakan di setiap ruangan. Sekitar 30 menit rombongan berada di rumah pintar lalu menuju Markas Yonif 744/SYB di Tobir, sekitar 8 kilometer dari Atambua.
Sebelum memberikan arahan kepada para prajurit, Presiden memantau tenda-tenda yang sudah disiapkan untuk Presiden dan rombongan bermalam.
Dalam arahannya, Presiden SBY menyatakan kegembiraannya bisa hadir bersama istri di batalyon yang pernah dipimpinnya. Batalyon 744/SYB, kata SBY, memiliki keunikan dan kekhasan dibandingkan dengan batalyon lainnya di republik ini.
Ketika batalyon ini masih ada di Timor Timur, kata SBY, yang melekat di dada para prajurit adalah mempertahankan sang Saka Merah Putih. Namun, dalam perjalanan, katanya, sejarah itu pun berubah. Timtim menjadi negara berdaulat dan lepas dari NKRI.
Batalyon 744/SYB pun kembali ke pangkuan NKRI dan bermarkas di NTT.
"Sejarah khas itu tidak sekadar memori dan nostalgia yang penuh kenangan, tetapi memiliki kebanggaan luar biasa. Tidak ada batalyon di Indonesia yang memiliki keunikan sejarah seperti batalyon 744/SYB. Batalyon yang dulu berada di Timtim kini sudah dilikuidasi, tapi Batalyon 744/SYB tetap berdiri hingga saat ini. Saya mendoakan semoga batalyon ini tetap jaya di masa mendatang," kata Presiden SBY.
Selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, SBY mengingatkan para prajurit TNI untuk menjalankan tugas dengan tetap berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Pasalnya, sudah diatur bahwa tugas TNI adalah menegakkan kedaulatan RI dan menjaga Sang Saka Merah Putih, menghindarkan gangguan dari negara lain terhadap NKRI.
"Ada dua tugas militer yang tidak boleh dilupakan, yakni operasi militer untuk perang dalam mempertahankan negara dan operasi militer selain perang, seperti operasi menanggulangi bencana alam, operasi teroris, operasi pemeliharaan keamanan dunia dan sejenisnya. Prajurit TNI di Yonif 744/SYB harus mendalami dua tugas ini dengan terus berlatih dan bersiap melaksanakan perang. Ini wajib hukumnya," kata SBY.
Kepada pimpinan TNI, SBY meminta agar memimpin prajurit dengan baik. Menurut SBY, ada dua tugas seorang komandan/pimpinan, yakni memastikan prajuritnya dalam menjalankan tugas agar berhasil serta memperhatikan kesejahteraan prajurit dan keluarganya.
Pimpinan perlu menjalin hubungan yang harmonis dengan prajurit di mana prajurit menghormati atasannya dan atasan menyayangi bawahannya.
Presiden juga meminta prajurit TNI untuk selalu dekat dengan rakyat. Tanpa dukungan rakyat, TNI tidak berhasil dalam menjalankan tugasnya. TNI harus mencintai rakyat dan membantu rakyat dalam semua aspek kehidupan. Gerakan TNI masuk desa perlu ditingkatkan. Prajurit TNI, kata SBY, harus menghormati hukum dan etika keprajuritan.
Di Kefamenanu
Kunjungan singkat Presiden di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kamis (10/2/2011), disambut antusias puluhan ribu warga setempat. Mereka mengelu-elukan SBY sambil melambaikan bendera merah putih saat iring-iringan Presiden membela Kota Kefamenanu.
Rombongan SBY memasuki Kota Kefamenanu sekitar pukul 11.30 Wita dan diterima Bupati TTU, Raymundus Fernandes, S.Pt di Km 9. Di tempat ini SBY menyalami beberapa warga yang sudah menanti sejak pagi. SBY dan rombongan juga menyempatkan diri melihat-lihat cekdam yang ada di tempat itu.
Setelah bertemu masyarakat, SBY melanjutkan perjalanan ke Kota Kefamenanu. Di sepanjang jalan protokol, warga yang terdiri dari para siswa dan masyarakat biasa sudah menunggu sejak pukul 07.30 Wita. Mereka langsung melambaikan bendera merah-putih dan mengelu-elukan SBY. Presiden SBY pun menyambut dengan melambaikan tangan kepada masyarakat.
Suasana begitu meriah, bahkan lambaian tangan pun diberikan kepada sekitar 30 mobil dalam rombongan protokoler kepresidenan.
Beberapa warga yang ditemui mengatakan sangat senang bisa melihat Presiden secara langsung. Margareta Humau, warga Kefamenanu, mengaku sangat senang bisa melihat Presiden RI. Wanita berusia 54 ini mengatakan, selama ini ia hanya melihat Presiden di televisi, namun kali ini Presiden bisa datang ke Kefamenanu. "Baru kali ini Presiden RI datang di TTU, jadi kami senang," jelasnya.
Merry, siswi SMP I Kefamenanu, juga menyatakan sangat senang. Ia mengatakan, dirinya rela kepanasan dan terlambat makan agar tidak melewatkan kesempatan melihat Presiden SBY. "Yang jelas kita senang, Presiden bisa datang ke TTU," jelasnya.
Antusiasme warga juga nampak di pintu masuk Kantor Bupati TTU. Presiden bersama Ibu Ani Yudhoyono yang baru selesai makan siang di kantor bupati tersebut kembali disambut ratusan warga yang sudah menunggu di pintu keluar gedung itu. SBY pun menyempatkan diri menyalami ibu-ibu yang sangat antusias menunggunya.
Perjalanan SBY dan rombongan ke Atambua juga disambut antusias warga di sepanjang jalan Trans Kefamenanu-Atambua.
SBY menyempatkan diri singgah di Balai Pertanian Raimanuk-Belu, sebelum terus ke Belu.
Alo Rikoni, warga Kota Kefamenanu, mengatakan sangat kagum dengan antusiasme masyarakat. Baru kali ini seorang presiden datang ke Kefamenanu. Dan, sejak Indonesia Merdeka baru pertama kali Presiden RI menginjakkan kaki di Timor Tengah Utara (TTU).
"Ini juga merupakan tantangan bagi Bupati dan Wakil Bupati TTU untuk berkunjung ke desa-desa dan tidur di sana. Saya yakin ada desa yang belum dikunjungi bupati sejak TTU berdiri," jelas Alo.
Alo yang juga tokoh masyarakat di TTU ini menjelaskan, Presiden SBY bermalam di SoE dan Atambua merupakan peristiwa langka. Hal ini mestinya menjadi motivasi bagi pejabat di Kabupaten TTU untuk mau tidur bersama masyarakat di desa agar mengetahui persis permasalahan di desa.
Bupati TTU, Raymundus Fernandes, S.Pt, yang ditemui usai melepas SBY dan rombongan, mengatakan, kunjungan SBY ini memberikan manfaat langsung bagi pembangunan di Kabupaten TTU.
Menurutnya, SBY sudah menyatakan langsung akan mendukung program pembangunan di TTU. "Presiden akan membantu kita dengan memberikan anggaran yang berlipat-lipat untuk program pembangunan lima tahun di TTU," jelasnya.
Salah satu program yang mendapat perhatian Presiden, menurut Fernandes, adalah program embungnisasi. Dan, presiden akan mendukung pembangunan embung-embung hingga tahun 2014. (alf)
Pos Kupang, 11 Februari 2011 halaman 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar