Istri Wartawan Harus Banyak Baca

SELEMBAR kertas putih HVS itu dilipat-lipat, hampir mirip membentuk mainan pesawat anak-anak. Lalu kertas itu disobek perlahan-lahan dengan arah vertikal. Antara kertas yang satu dan yang lainya tidak terputus-putus. Lembar sobekan kerta itu, kira- kira setengah centi meter saja. Hampir lima menit, Ny. Erny Tallo, menyobek kertas itu hingga selesai.

Kertas yang ada diuraikan satu persatu, membentuk satu tali kertas putih panjang utuh. Tali kertas itu membentuk seperti lingkaran yang mampu menampung empat pengurus IKWI NTT dalam posisi berdiri.

Permainan sekilas selembar kertas itu mengandung makna para ibu harus memiliki kemampuan untuk bisa mengelola pendapatan suami. "Satu kertas bisa mengikat empat ibu rumah tangga, satu sumber pendapatan suami harus bisa memenuhi kebutuhan semua anggota yang berada dalam rumah tangga," ujar Ny. Erny.

Ada banyak kiat yang ditempuh para ibu untuk mengelola keuangan rumah tangga. Ada yang langsung menabung ke bank- bank pilihan, sesekali baru diambil bila kebutuhan mendesak. Ada juga yang menyimpan di lemari di rumah.

Cara menyimpan di lemari itu, kata Ny. Erny, selain mudah dipergunakan, pendapatan bulanan itu tidak bisa ditabung karena akan habis dipakai. Untuk itulah, setiap ibu rumah tangga harus pandai-pandai mengelola keuangan rumah tangga agar tidak defisit setiap bulan.

Itulah kiat-kiat yang dilontarkan Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Ny. Erny Tallo, saat melakukan dialog dengan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) NTT di rumah jabatan Gubernur NTT, Sabtu pagi (10/5/2008). Hari itu, Ibu Gubernur NTT itu dikunjungi Pengurus IKWI NTT dipimpin Ny. Florida E Putra (ketua) dan Ny. Valentina R Boekan Kleden (sekretaris), bersama para pengurus lainnya.

Dialog yang berlangsung dua jam itu berlangsung penuh tawa. Derai tawa itu, berawal dari Ny. Erny, mengisahkan suka dukanya menjadi ibu muda memasuki rumah tangga baru. Bersuamikan Piet A Tallo, SH, ibu tiga anak ini harus mengirit uang untuk bisa makan dan minum selama sebulan.

Meski pendapatan suami pas-pasaan, Ketua Dekranasda NTT itu harus membagi se'i, makanan khas NTT yang terbuat dari daging sapi, itu diukur dengan jari. Cara itu untuk menggenapi kebutuhan gizi anak-anak dan suaminya. Hal-hal kecil, namun sangat terkesan untuk mempertahankan kehidupan rumah tangganya yang kini berusia 42 tahun itu.

Ny. Erny yang lebih banyak menggunakan sistim kerja koordinasi itu memberi contoh lain tentang kiat-kiat sederhana dalam kehidupan rumah tangga. Makaya, dia menyarankan kepada pengurus IKWI sebagai istri seorang wartawan wajib mengetahui lebih awal berita apa yang ditulis oleh para suami.

Sikap ingin tahu tentang berita yang ditulis suami, katanya, bukan merupakan sikap intervensi istri terhadap pekerjaan suami. Paling tidak, istri harus punya wawasan tentang apa saja yang menjadi tanggung jawab suami.

Selain menambah wawasan, istri juga akan lebih memahami seluk beluk pekerjaan suami sebagai seorang wartawan yang bekerja sejak pagi hingga malam hari. Istri seorang wartawan juga dituntut untuk rajin membaca. Bila masih sibuk dan tidak sempat membaca koran, berita yang ada dikliping untuk bisa dibaca kapan saja.

Mantan Ketua Dharma Wanita Kantor Dispenda NTT ini juga membagi pengalamannya dalam mengelola keuangan rumah tangga. Ia menyarankan untuk hidup dengan pendapatan suami yang diperoleh setiap bulan. "Para ibu yang tergabung dalam IKWI harus bisa mengelola pendapatan suami. Jangan mengikuti keinginan saja, tetapi prioritaskan apa yang menjadi kebutuhan," ujar Ny Erny. (osa/nia)
Pos Kupang edisi Selasa, 13 Mei 2008, halaman 3


Tidak ada komentar: