Ketua PWI Prov NTT, Dion DB Putra (kiri) |
Mewaliki Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Margiono, Ketua Bidang Daerah PWI Pusat, Atal S Depari saaat menutup UKW di aula Kantor Balai Monitor Radio Kelas II Kupang, Jumat (13/11/2015), mengatakan wartawan adalah sebuah profesi karena itu wartawan harus kompeten.
Ia memuji PWI NTT yang sudah menyiapkan para wartawan sehingga semua yang ikut dinyatakan lulus.
"Tanpa kompeten, jurnalis akan mati. Kita selalu pesan agar wartawan harus kompeten. Hari ini ada yang sudah menjadi wartawan yang kompeten karena itu harus mewakili wartawan kompeten dan perilaku harus profesional," ujarnya.
Atal Depari (kedua dari kiri) dan wartawan kelompok utama |
Wartawan, pesannya, harus membaca dan terus belajar untuk meningkatkan diri. "Tadi ada yang mendapat nilai 85. Saya sangat happy karena peserta UKW ini berasal dari media yang diyakini," katanya.
Menurut Atal S Depari, hasil dari UKW yang diselenggarakan PWI NTT ini adalah 100 persen dan ini merupakan yang kedua kalinya semua peserta lulus 100 persen. "Dulu, di Yogya semua peserta UKW lulus 100 persen dan ini yang kedua kalinya. Kalau di daerah lainnya, lebih banyak tidak lulusnya," ujarnya sambil menambahkan PWI tidak akan berhenti untuk sertifikasi wartawan.
Direktur UKW PWI, Dr. Usman Yatim, M,Pd, M.Sc, saat memberikan pengumuman kelulusan mengungkapkan, UKW kali ini dibagi dengan tiga kelompok, yakni tiga peserta kelompok utama, delapan pesertan madya dan tujuh peserta muda. Ia mengucapkan terima kasih kepada peserta dan PWI NTT yang telah sukses menggelar UKW ini.
Ketua PWI Provinsi NTT, Dion DB Putra, pada kesempatan tersebut, mengungkapkan, peserta UKW berasal dari Harian Pagi Timex, LKBN Antara, LPP TVRI, LPP RRI, Harian Pagi Pos Kupang dan Kabar NTT. Dion, mengatakan, UKW akan diselenggarakan lagi oleh PWI Cabang NTT dan mudah-mudahan pesertanya lebih banyak.
Sebagian peserta UKW 2015 |
"Ada beberapa media yang kita ajak, tapi belum mau ikut. Saya apresiasi untuk Timex dan TVRI karena mengirimkan peserta yang banyak," katanya.
Mewakili peserta, Kristo Embu yang mengikuti UKW kelompok Utama mengakui kalau dia patut berbangga menjadi wartawan dan dinyatakan sebagai wartawan yang berkompeten.
"Setelah dinyatakan kompeten, tidak boleh boleh merasa cukup tapi harus belajar terus. Saya dengar Pak Atal susah sekali meluluskan peserta, tapi kali ini kami lulus semua, itu sesuatu yang sangat mengenangkan," ucapnya. (ira)
Apa Kata Mereka
Thomy Mirulewan (TVRI/Madya)
Saya Kira Bayar
TERIMA kasih kepada PWI NTT yang sudah menggelar UKW ini. Semula saya kira kalau mau ikut harus bayar, ternyata gratis. Ini sesuatu yang luar biasa. Saya dengar dari teman di daerah lain, kalau mau ikut UKW, harus bayar. (eko)
Babby Nailius (TVRI/Madya)
Kita Sudah Kompeten
MENGIKUTI UKW merupakan sebuah keharusan bagi wartawan. Dinyatakan lulus, berarti kita sudah kompeten. Setelah ini kita harus naik lagi dari madya ke wartawan utama. Terima kasih kepada PWI NTT yang sudah menyelenggarakan UKW ini. (vel)
Rudy Mandalling (Timex/Madya)
Sukar-sukar Gampang
TERNYATA sukar-sukar gampang mengikuti UKW ini. Banyak ilmu baru yang kita peroleh di sini. Sebenarnya materi yang diajukan seperti hari-hari kita buat, tapi mereka kemas sedemikian rupa sehingga kita menjadi tegang. Tapi syukur, semua sudah lulus. (yon)
Sumber: Pos Kupang 14 November 2015 halaman 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar