Empat Cagub Utamakan Kesehatan

Empat pasangan cagub-cawagub NTT periode 2013-2018 (foto Sipri Seko)
KUPANG, PK -- Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT periode 2013-2018, yakni Paket Esthon-Paul, Tunas (Ibrahim Agustinus Medah-Melki Laka Lena), CristAL (Chris Rotok-Abraham Liyanto), Frenly (Frans Lebu Raya-Beny Litelnoni)  berkomitmen mengutamakan sektor kesehatan.

Komitmen ini terlihat dalam pemaparan visi, misi dan program para pasangan calon dalam acara seminar pemaparan visi, misi, kebijakan, strategi dan program pembangunan kesehatan masyarakat NTT, yang diselenggarakan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Wilayah NTT bekerja sama dengan  Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang NTT dan Forum Academia NTT (FAN) di Aula El Tari Kupang, Sabtu (2/2/2013) siang.


Paket Tunas  berkomitmen jika dipercayakan memimpin NTT lima tahun ke depan, akan memperjuangkan sertifikasi tenaga kesehatan layaknya sertifikasi guru. Calon wakil gubernur Paket Tunas, Emanuel Melkiades Laka Lena, menjanjikan, lewat lobi ke kolega di pusat, akan diperjuangkan sertifikasi untuk tenaga kesehatan ini dalam rangka meningkatkan kompetensi sekaligus kesejahteraan tenaga kesehatan agar bisa bekerja secara maksimal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat NTT.

Calon gubernur, Frans Lebu Raya, mengatakan, revolusi KIA yang diluncurkan tahun 2010, telah memberi dampak yang cukup signifikan dengan adanya penurunan angkan kematian ibu dan anak.  Selain itu ada peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas kesehatan, penambahan tenaga medis. Menurutnya, sektor kesehatan berkaitan erat dengan sektor ekonomi.

Chris Rotok dari Paket CristAL mengatakan, untuk bidang kesehatan, yang harus dilakukan adalah menggiatkan promosi dan preventif karena untuk tindakan kuratif dan rehabilitasi sudah dilakukan di kabupaten. Propinsi hanya meningkatkan fungsi koordinasinya dengan kabupaten.
Dirinya tidak menjanjikan insentif kepada para tenaga kesehatan hanya untuk menggaet pemilih. Karena anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sangat kecil. APBD itu tak mungkin dialokasikan untuk memberikan insentif  kepada  tenaga kesehatan.

Esthon Foenay, berbicara soal kesehatan masyarakat, erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan dan perilaku kesehatan. Selain itu, di NTT juga perlu ada penambahan dokter spesialis. Dia mencontohkan dokter spesialis jantung, hanya ada satu di NTT. Esthon Foenay juga menceritakan tentang beberapa program kesehatan yang sudah dilakukan pemerintah propinsi NTT sejak masa kepemimpinan Herman Musakabe hingga Frans Lebu Raya dan dirinya.

Untuk diketahui, seminar pemaparan visi dan misi calon gubernur dan wakil gubernur ini hanya diikuti empat pasangan calon, yakni Paket  Tunas, Paket Esthon-Paul, Paket CristAL dan Paket Frenly. Sedangkan Paket BKH-Nope tidak hadir. Seminar menghadirkan dua panelis, Prof. Dr. dr. Ascobat Gani, M.Ph dan Dr. Agustin Kusumawati, MSC,PHD.

Ketua IAKMI NTT, Dr. dr. H.A. Fernandez, M.Kes dalam sambutannya mengatakan, seminar ini dilakukan untuk mengetahui  sejauh mana komitmen para kandidat terhadap pembangunan bidang kesehatan.

"Kita ingin tahu apa yang ada pada benak dan pikiran calon kita tentang kesehatan," katanya.  Usai pemaparan visi-misi dan program, dilanjutkan dengan deklrasi bersama  dan penandatanganan kontrak politik oleh empat pasangan calon untuk tetap komitmen membangun kesehatan di NTT. (roy)


Pelayanan RSU Johannes Sangat Jelek


KUPANG, PK -- Manajemen pelayanan di RSU Prof. Dr. WZ Johannes, Kupang, harus segera dibenahi. Hal ini karena pelayanan di RSU Johannes sangat jelek.

Hal ini dikatakan calon gubernur NTT, Drs. Ibrahim Medah saat seminar pemaparan visi, misi, kebijakan, strategi dan program pembangunan kesehatan masyarakat NTT, yang diselenggarakan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Wilayah NTT bekerja sama dengan  Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang NTT dan Forum Academia NTT (FAN) di Aula El Tari Kupang, Sabtu (2/2/2013).

Medah menjawab pertanyaan seorang panelis, Prof. Dr. dr. Ascobat Gani, M.Ph. Ascobat Gani yang memberikan pertanyaan kepada para kandidat gubernur dan wakil gubernur NTT tentang apa pendapat tentang RSU Prof. Dr. WZ Johannes, Kupang. Hadir dalam acara ini para ahli kesehatan, tim sukses para kandidat, masyarakat umum, pemerhati kesehatan dan ratusan mahasiswa sekolah kesehatan.

Medah mengatakan, jeleknya pelayanan di RSU Johannes terlihat dari pintu masuk hingga di dalam. Ia mengatakan, agar bisa berubah, manajemen harus dirombak total. Dan bila perlu, kata Medah, harus dibangun rumah sakit baru. "Pelayanan di RSU Johannes sangat jelek. Harus dibenahi dan bila perlu dirombak total. Harus segera bangun gedung baru, karena yang ada sudah tidak layak lagi," kata Medah.

Calon gubernur lainnya, Frans Lebu Raya, mengatakan, agar pelayanan di RSU Johannes berubah, status sebagai rujukan mesti dikembalikan. "RSU Johannes mestinya adalah rumah sakit rujukan. Ini yang kita benahi. Jangan sampai hanya batuk, lalu kita datang untuk berobat di sana," kata Lebu Raya.

Ia mengatakan, agar menjadi rumah sakit rujukan yang pelayanannya bagus, harus diikuti dengan pembenahan rumah sakit di daerah. "Rumah sakit di daerah juga mesti dibenahi untuk mendukung rumah sakit rujukan. Kalau rumah sakit di daerah baik, maka masyarakat pasti akan mau berobat di sana," kata Lebu Raya.

Calon gubernur Esthon Foenay, mengatakan, selain manajemen, sumber daya manusia (SDM) juga mesti dibenahi. Ia mengatakan, pembenahan manajemen akan berjalan dengan baik, kalau SDM yang ada terpenuhi sesuai spesifikasinya. "Bagaimana mau baik, kalau di Propinsi NTT ini kita hanya miliki satu dokter jantung. Pembenahan harus dilakukan menyeluruh," kata Esthon. (eko)

Sumber: Pos Kupang

Tidak ada komentar: