Kebutuhan Tenaga ICT Andal Sangat Besar

KEBUTUHAN akan tenaga-tenaga di bidang teknologi informasi dan komunikasi atau ICT (information and communication technology) sangat besar, dan terbuka luas. Tantangan ekonomi global terutama membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, dan disertai dengan kemampuan multimedia.

Dunia bisnis umumnya, dan industri pers secara khusus banyak membutuhkan tenaga ICT. Di Indonesia, ICT yang lahir dari revolusi ideologi informasi datang bersamaan dengan industri media massa dengan iklim kebebasan pers.

Demikian disampaikan Presiden Komisaris Kompas Gramedia (KKG) Jacob Oetama saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di kampus UMN kawasan Summarecon Jalan Boulevard Gading Serpong, Tanggerang, Provinsi Banten, Jumat (5/9/2009).

Menurut Jacob, pendirian UMN untuk menjawab tantangan era teknologi informasi dan menyiapkan indikator bisnis yang kondusif. "Kekuatan utama terletak pada kemampuan seseorang untuk berbuat dan berkreativitas. Kekuatan ini sebagai modal dasar membangun bisnis skala besar seperti halnya Kompas Gramedia. Butuh pula kemampuan di bidang multimedia agar dapat bersaing di dalam industri media baik di tingkat nasional, Asia hingga Eropa," kata Jacob.

Pendiri harian Kompas ini menambahkan nilai-nilai budaya lokal perlu dikembangkan melalui ekonomi kreatif. Salah satu dari sumber kekuatan untuk mengelola itu adalah tenaga manusia yang dilengkapi dengan kemampuan technopreneur yang sanggup dan mandiri. "Sehingga tidak hanya terampil tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja. Program-program unggulan dan fasilitas yang kita bangun di lahan seluas 8 hektar menjadi awal untuk mewujudkan UMN menjadi perguruan tinggi unggulan khusus di bidang multimedia," kata Jacob.

Senada dengan Jacob, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga mengatakan UMN merupakan salah satu perguruan tinggi yang khusus memersiapkan mahasiwanya menjadi sarjana yang andal di bidang multimedia. Pada era teknologi informasi, berbicara masalah perdagangan dunia maka Indonesia khususnya perguruan tinggi tidak hanya terjebak dalam masalah ekonomi secara umum tetapi harus lebih spesifik. Sebab prospek ekonomi untuk meningkatkan daya saing di era modern lebih tepatnya kepada ekonomi yang kreatif salah satunya Multimedia. Ekonomi kreatif itu adalah kreatifitas artistik dan sains engineering.

Jika kreativitas artistik lebih kepada kerajinan dan seni, maka bagaimana mewujudkannya dalam bentuk sains engineering. Artinya dewasa ini bisnis multimedia sangat menjanjikan dan banyak menciptakan lapangan kerja. "Seperti kita lihat dunia perfilman, animasi, dan multi media jurnalis. Khusus di bidang ini mencapai 35 persen tenaga kerja. Dengan berdirinya UMN akan menjawab tantangan itu," kata Mari Pangestu menutup pembicaraannya.

Kampus UMN berdiri di atas lahan seluas 8 hektar yang akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti ruang kuliah, laboratorium dan penelitian, dan perpustakaan berstandard internasional. Selain itu dilengkapi pula dengan gedung convention center bagi mahasiswa. Menurut Ketua Yayasan UMN, Teddy Suryadi target pembangunan seluruh fasilitas akan diselesaikan dalam waktu satu tahun. (persda network/ndr)

Progarm Studi Ilmu Komunikasi UMN
* Prodi Ilmu Komunikasi
- Multimedia Journalism
- Multimedia Public Relation
* Program Studi Komunikasi Visual
* Program Studi DKV
- Artand Design
- Animation
- Digital Cinematography
* Program Studi Teknik Informatika
Menghasilkan lulusan
- Aplikasi Mobile
- Multimedia dan Web
- Sistem Database

* Program Studi Sistem Komputer
Menghasilkan lulusan
- Sistem Telekomunikasi Mobile
- Embedded System
- Jaringan Komputer Internet

* Program Studi Sistem Informasi

* Program Studi Manajemen
- Manajemen Pemasaran
- Manajeman Keuangan

* Program Studi Akuntansi
- Auditing
- Taxation

Bukan Bekerja, Tetapi Ciptakan Lapangan Kerja

RATA-RATA motivasi dari para mahasiwa yang masuk ke Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bukannya ingin mencari pekerjaan tetapi ingin menciptakan lapangan pekerjaan dengan kemampuan yang didapatkannya selama mengikuti kuliah di UMN. "Bukan untuk bekerja tetapi menciptakan lapangan pekerjaan. Sebab di UMN kita dituntut untuk menjadi seorang technopreneur yang handal dan keinginan kami ya menjadi seorang sarjana yang multi media ujar," Alvin mahasiswa jurusan Sistem Informasi UMN di sela-sela kuliah umum di UMN, Jumat (5/9/2008).

Menurut Alvin selain diajari kemampuan multi media juga dibimbing bagaimana menjadi seorang yang memiliki jiwa interpreneurship. "Tentunya harus diimbangi dengan sikap (akhlaq) yang baik," kata Alvin.

Sementara itu Sinta yang mewakili 385 mahasiswa baru UMN mengaku sangat termotivasi setelah mendapatkan arahan dan materi yang disampaikan Menteri Pedagangan Marie Pangestu yang kini menantang para mahasiwa UMN agar dapat berkreativitas di bidang animasi yang kini tengah menjadi program Departeman Pedagangan. Seperti diketahui bidang animasi di bidang perfileman sangat menjanjikan.

Lihat saja flem kartun yang ditonton hampir seluruh anak-anak di Indonesia. Namun sayangnya film animasi dikuasai pihak luar seperti Jepang dan Amerika."Tentunya kami tertantang dan ingin berkreasi dengan membuat film kartun khas Indonesia. Untuk itu kami berharap di UMN ini memberikan bekal untuk menjawab tantangan dan siap memberikan karya," kata Sinta.

Menanggapi ini Rektor UMN, Prof Yohanes Surya PhD mengatakan di era globalisasi yang dinamis ini yang menyatukan warga bumi sebagai satu komunitas, UMN menempatkan diri sebagai sebuah center of excellence suatu kawah candradimuka bagi pengembangan manusia yang handal dalam bidang ICT Indonesia," kata Yohanes. (persda network/ndr)

Pos Kupang Minggu 7 September 2008, halaman 11

Tidak ada komentar: