17 Wartawan Terima Anugerah Adiwarta Sampoerna

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 17 wartawan Indonesia yang bertugas di beberapa daerah dan ibukota menerima penghargaan Anugerah Adiwarta Sampoerna 2008 yang diumumkan Kamis malam.

Untuk tulisan dengan kategori Humaniora Seni Budaya diraih oleh Silvia Galikano dari Majalah Cocktail dengan "Misinya Menulis". Sedang kategori foto berita seni dan budaya dimenangkan Priyambodo dari Harian Kompas dengan judul "Terbakar".

Pemenang kategori berita humaniora bidang olahraga adalah Lasti Kurnia (Kompas) dengan judul "Berprestasi untuk Mengubah Dunia". Marta Nurfaidah (Surya) berhasil merebut juara kategori berita sosial dengan tulisan berjudul "Kehidupan Pengungsi Sampit di Pasar Keputran". Muhlis Suhaeri (Borneo Tribune Pontianak) dengan judul tulisan "The Lost Generation". 

Fotografer Reuters, Crack Palinggi meraih dua gelar di ajang tahunan itu, yakni foto berjudul "Untuk Indonesia" untuk kategori foto olahraga dan "Polusi" untuk kategori foto sosial. 

Tak ketinggalan fotografer LKBN ANTARA, Prasetyo Utomo memenangi kategori foto bidang hukum dengan judul "Sumpah Al Amin". Foto karya Wahyu Setiawan (Koran Tempo) berjudul "Tekanan Politik" menjadi foto terbaik kategori politik. Demikian juga dengan A. Ibrahim (AP) yang mengirimkan foto berjudul "Hancur" menjadi pemenang kategori foto bidang ekonomi.

Tulisan wartawan Modus Aceh, Arsadi Laksamana berjudul "Tiga Tahun MoU, Adakah Yang Berubah" memenangi katagori reportase investigatif politik. Tjipta Lesmana (Majalah Telstra) dengan membuat tulisan berjudul "Pers Nasional, Antara Ruh dan Kinerja" menjadi yang terbaik dalam kategori bidang humaniora politik.

Tulisan berjudul "Nelayan Asing Menjarah Laut, Menebar HIV/AIDS" karya Hendri Firzani (Gatra) menjadi pemenang kategori reportase investigatif bidang hukum.

Irawan Santoso (Majalan Mahkamah) memenangi kategori humaniora bidang hukum dengan tulisan berjudul "Merindukan Advokat Pejuang". Yeni Simanjuntak (Bisnis Indonesia) yang menurunkan tulisan "Menyoal Dana Investasi" menjadi tulisan terbaik kategori reportase investigasi ekonomi.

Marlini Hasan Pontoh (Femina) yang mengirimkan tulisan terbaik berjudul "Meraup Triliunan Rupiah Lewat Gagasan". Liputan berjudul "Salomina Berjuang untuk Meraih Pendidikan" yang dilakukan Anastasya Putri dan Anto Sukma (SCTV) meraih penghargaan untuk kategori berita televisi.

Selain Prasetyo Utomo, dua fotografer LKBN ANTARA, Andika Wahyu dan Musyawir menjadi nominator di ajang tersebut. Satu pewarta tulis LKBN ANTARA lainnya, Masuki M. Astro juga menjadi nominator untuk kategori humaniora ekonomi dengan judul tulisan "1001 Cara Petani Tembakau Madura Kejar Harga".

Untuk tahun ini kategori reportase investigatif olahraga dan seni budaya tidak ada pemenangnya.

"Meskipun karya-karya yang masuk untuk kategori ini sudah cukup baik secara keseluruhan, masih ada beberapa elemen yang belum lengkap, seperti kekuatan dan akurasi data dalam karya tersebut. Mudah-mudahan hal ini dapat memotivasi para jurnalis untuk meningkatkan kualitas karya-karyanya," kata pakar komunikasi, Effendi Gazali, yang menjadi salah satu juri di ajang tersebut. (*)

Tidak ada komentar: