Mendur Bersaudara Diusul Jadi Pahlawan

Proklamasi 17 Agustus 1945
MANADO, TRIBUN - Dua mendiang wartawan asal Sulawesi Utara yang berjuang pada era kemerdekaan Indonesia, Alex Mendur dan Frans Mendur, akan resmi diusulkan menjadi pahlawan nasional tepat pada Hari Pers Nasional (HPN) yang dipusatkan di Manado, 9 Februari 2013.

Hal itu terungkap dalam rapat panitia HPN di ruang WOC Kantor Gubernur, Jumat (2/10/2012). Kedua kakak beradik itu merupakan tokoh yang mengabadikan momen bersejarah proklamasi kemerdekaan RI, hingga kini foto proklamasi kemerdekaan itu menjadi arsip peninggalan bersejarah bangsa. Untuk memantapkan langkah itu akan digelar dialog.

Sebagai satu rangkaian, Berty Mendur, mewakili keluarga Mendur juga mengusulkan panitia menggelar pameran foto saat proklamasi dan sesudah kemerdekaan. Sesuai rencana ada 250 foto yang akan dipajang. "Pembuatan 250 foto dipajang di museum supaya efisien, saat dibuka presiden sudah terpajang," usul dia.

Selain pengusulan Mendur Bersaudara menjadi pahlawan nasional, panitia yang terdiri dari birokrat Pemprov dan insan pers Sulut membahas berbagai hal. Di antaranya pemantapan logo dan maskot HPN, koordinasi pemantapan bidang kerja, monumen HPN.

Ikan Raja Laut atau coelacanth, ikan purba yang ditemukan di perairan Sulut, diputuskan menjadi maskot HPN. Keputusan itu setelah Pemprov Sulut berkoodinasi dengan panitia pusat. Wakil Ketua I Panitia HPN Jooce Kumajas menyebutkan, gambar coelacanth akan muncul di bawah gambar bola dunia, sebagai satu di antara logo HPN.

Sedikit perubahan, rancangan awalnya di bola dunia ada gambar kepualaun Indonesia akan diganti, diperluas dengan gambar benua-benua di dunia. "Supaya posisi letak strategis Sulut di pintu gerbang Pasifik bisa terlihat. Agar juga HPN ini mengglobal," ujarnya.Semua persiapan tersebut diharapkan rampung sebelum Februari 2013. Adapun monumen HPN diharapkan selesai dibangun pada Januari.

Pada kesempatan itu Pemimpin Redaksi Tribun Manado Ribut Raharjo mengusulkan kepada panitia agar pada rapat mendatang setiap bidang kerja sudah menyusun rencana kerja masing-masing dan dipresentasikan. Tak kalah penting, kata Ribut, panitia HPN membuat milis, facebook, dan twitter HPN untuk memudahkan komunikasi. "Di situ dibicarakan agenda-agenda HPN, agar teman-teman dari daerah lain bisa tahu dan bisa ikut bergabung," kata dia.(ryo)

Minim Kehadiran

DALAM
rapat sore kemarin, sangat disayangkan minim kehadiran, terutama koordinator bidang kerja. Hal itu pun sempat membuat Asisten I Pemprov Sulut Mecky Onibala yang memimpin rapat menjadi berang.


Ia memerintahkan agar yang tidak hadir dicatat dan akan dilaporkan ke gubernur. Tercatat  sebagian besar tak hadir dengan berbagai alasan, kebanyakan karena tugas luar.

Rapat yang seharusnya dipimpin Sekprov Ir Rachmat Mokodongan pun harus ditangani Onibala, karena sekprov mendadak tugas luar daerah.

Ketua PWI Jouce Kumajas pun menyesalkan banyaknya panitia yang absen padahal acara itu penting untuk kemajuan Sulut dan akan dihadiri langsung Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono.

"Diharapkan semuanya bisa matang, sayang sekali banyak yang tidak hadir," ujarnya
Ia pun mengharapkan pada pertemuan selanjutnya panitia yang tidak sempat hadir agar dapat hadir. "Tidak hadir bisa dikatakan tidak serius, secara tidak langsung tidak mengindahkan SK Gubernur. Kalau tidak serius sebaiknya mengundurkan diri saja, diganti, supaya HPN berjalan baik," ujar Kumajas.(ryo)

Sumber: Tribun Manado 3 Oktober 2012 hal 9

Tidak ada komentar: