Hii Taba, Kain Terpanjang dari Sabu

ADA hal menarik di Arena Pameran HPN, di Jalan Palapa. Pada stan Dekranasda Kabupaten Sabu Raijua, terdapat hi'i taba atau kain tenun yang panjangnya mencapai 30 meter. Wouw..!!!

Hi'i taba mencatat rekor Muri (Museum Rekor Indonesia) pada tahun 1990-an. Saat itu, Sabu Raijua belum menjadi kabupaten otonom, atau masih bergabung dengan Kabupaten Kupang.
Hi'i taba memiliki kombinasi tiga warna. Warna dasar hitam, dipadu dengan bis merah dan putih pada ujung atas dan bawahnya, menyerupai bendera merah putih. Di tengahnya, ada burung garuda, lambang negara Indonesia. Motif dan warnanya tidak akan pudar karena hasil karya yang terbuat dari bahan alam, diantaranya mengkudu dan nila.

Kain hasil tenunan kelompok ibu-ibu binaan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Propinsi NTT ini, menjadi magnet bagi pengunjung pameran HPN.

Selain hi'i taba, stan Dekranasda Sabu Raijua juga memamerkan aneka kerajinan lain seperti mangkuk, cerek, sendok, anyaman topi petani, geraba. Bahan dasarnya dari lontar dan kelapa.
Wakil Ketua Dekranasda Kabupaten Sabu Raijua, Ny. Katrina Rihi Heke dan Kepala Bidang Pariwisata, Elo Huma Lado, saat ditemui di Arena Pameran HPN, Minggu (6/2/2011), mengatakan, kain tenun itu sebagai simbol orang Sabu menjaga kearifan lokal, yakni budaya tenun.

Menurut Rihi Heke, kain tenun hi'i taba sebenarnya biasa digunakan pada upacara adat Sabu pada saat melakukan ritual kepada Tuhan. Masyarakat Sabu mempercayai, hi'i taba sebagai pelindung karena mampu memagari tempat upacara tersebut dari berbagai ancanaman dan hambatan dari luar.

"Masyarakat Sabu percaya jika kain sebesar ini bisa menutupi dan melindungi mereka dari serangan-serangan jahat yang datang dari luar. Upacara ritual dengan Tuhan diyakini tidak akan gagal jika dipagari atau ditutupi dengan kain ini," kata Rihi Heke.

Dikatakannya, kain tenun ini menurut informasi akan dipakai oleh panitia ketika menjemput kedatangan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara, Ny. Ani Yudhoyono. (nia)

Pos Kupang, 7 Februari 2011 halaman 9

Tidak ada komentar: