Seminar PWI-IAKMI: Kesehatan Masyarakat Harga Mati

KUPANG, PK--Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat adalah harga mati yang harus diperjuangkan oleh para anggota legislatif di semua level dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Kebulatan tekad ini lahir dari seminar sehari bertajuk, "Partai Politik dan Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Berbicara Tentang Kesehatan Masyarakat NTT" di Aula El Tari, Kantor Gubernur NTT, Sabtu (4/4/2009). 

Seminar ini diselenggarakan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). 

Seminar yang dihadiri sekitar 800 peserta itu menampilkan pembicara Gubernur NTT yang diwakili Kepada Dinas Kesehatan, dr. Stef Bria Seran, dan Ketua IAKMI NTT, Dr. dr. Hyron Fernandez, enam calon anggota DPD, dua caleg DPR RI, lima caleg DPRD NTT serta dua orang caleg DPRD Kota Kupang. Acara itu dibuka oleh Gubernur NTT yang didelegasikan kepada Asisten I, Yos Mamulak, S.Ip dilanjutkan dengan pengukuhan badan pengurus IAKMI. 

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Yos Mamulak, gubernur mengatakan, kesehatan merupakan pilar utama indeks pembangunan manusia. Pemerintah Propinsi NTT menempatkan pembangunan bidang kesehatan dalam bingkai Anggur Merah. Berbagai kendala harus diakui, tapi semangat meningkatkan pelayanan merupakan tekad pemerintahan.
Saat memaparkan program pembangunan bidang kesehatan masyarakat, Stef Bria Seran, mengatakan penanganan kesehatan membutuhkan perhatian dan kepekaan. Anggaran kesehatan langsung turun ke masyarakat dengan penguatan institusi. Pembangunan kesehatan, kata gubernur, sifatnya investasi tidak langsung kelihatan. 

"Mengapa kesehatan itu penting? Manusia bisa berfungsi kalau punya kesehatan yang handal. Antara ayam dan telur, kita mau pilih yang mana duluan? Mau yang duluan telur atau ayam?" tantang Stef.

Secara nasional, kata Stef, anggaran untuk kesehatan masyarakat meningkat tapi belum maksimal mengetuk hati untuk memberi perhatian bagi pembangunan manusia bidang kesehatan. 

Dia mengatakan, pendidikan bisa sukses kalau manusianya sehat secara jasmani dan rohani. Stef meminta calon anggota DPD sebagai senator di Senayan nantinya bisa mengedepankan masalah kesehatan. "Mampukah calon anggota DPD berbicara tentang kesehatan? Jika tidak mampu kita kirim SMS memilih atau tidak memilih," kata Stef. 

Ketua IAKMI, Dr. dr. Hyron Fernandez, mengatakan, pembangunan kesehatan difokuskan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan kinerja institusi kesehatan, peningkatan pelayanan dan pembudayaan pola hidup sehat. Semua itu perlu didukung dengan pembangunan bidang ekonomi dan sarana prasarana. Jika tiga bidang pembangunan ini bersinergi, maka pembangunan bidang kesehatan diyakini bisa tercapai. 

Dalam seminar itu, baik para caleg maupun calon anggota DPD sepakat menaikkan anggaran kesehatan mencapai 15 persen jika mereka terpilih duduk di kursi DPR pada semua level maupun DPD. Mereka juga menyarankan pemerintah meningkatkan pelayanan kesehatan, menambah sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga medis. 

Para caleg dan calon anggota DPD berjanji akan melakukan kontrol yang ketat terhadap pengelola anggaran kesehatan masyarakat sehingga meminimalisir kebocoran-kebocoran seperti kasus sarkes dan kasus-kasus lain. 

Usai seminar dilakukan penandatanganan maklumat bersama memberi perhatian pada bidang pembangunan kesehatan masyarakat. (gem)

Caleg dan DPD Bicara Kesehatan 

SETIAP orang mendambakan hidup sehat sehingga pelayanan prima menjadi harapan. Namun, masih banyak onak dan duri terkait pelayanan kesehatan. Ada tiga persoalan pokok yang menjadi kendala yakni anggaran, sarana prasarana dan mutu pelayanan. Kendala itu perlu diatasi agar anak bangsa ini tumbuh menjadi generasi yang sehat, kuat dan cerdas. 
Mengingat pentingnya kesehatan, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang NTT menggelar seminar sehari bertajuk, "Partai Politik dan Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Berbicara Tentang Kesehatan Masyarakat NTT" di Aula El Tari Kupang, Sabtu (4/4/2009). Berikut Komitmen 15 Caleg dan Calon anggota DPD dalam seminar itu.

Rikardus Wawo,MA
Calon Anggota DPD Nomor Urut 34

KALAU saya terpilih menjadi anggota DPD yang perlu dilakukan adalah menata kebijakan kesehatan secara proporsional. Saya akan memberikan perhatian pada kebijakan anggaran. Saya juga memberi perhatian pada masalah kematian ibu dan bayi dengan peningkatan pelayanan. Yang perlu saya lakukan adalah menganalisa kebijakan kesehatan secara matang. Kemudian memperjuangkan regulasinya. Formulasi kebijakan harus melalui evaluasi dan monitoring kebijakan kesehatan itu. Bicara masalah kesehatan di NTT adalah bicara soal RSUD. RSUD perlu mendapat intervensi luas dari pemerintah pusat terutama anggaran, tenaga medis serta sarana dan prasarana. Pengalaman menunjukkan, pelayanan RSUD, baik di Kupang maupun di daerah-daerah masih jauh dari memuaskan. Saya juga memberi perhatian pada pengendalian dampak rokok. Jika saya duduk di DPD, saya perjuangkan regulasi yang menaikkan harga rokok sehingga hanya mereka yang mampu dapat membeli rokok. Saya juga memberi perhatian pada bidang kependudukan dan kesehatan reproduksi serta HIV/AIDS. (gem) 

Ir. Abraham Paul Liyanto
Calon Anggota DPD Nomor Urut 1

SAYA ini punya latar belakang pendidikan teknik. Pengetahuan tentang kesehatan minim tapi saya berusaha masuk melalui aksi konkret. Stigma NTT miskin itu berkaitan erat dengan masalah kesehatan. Jalan keluarnya apa? Menurut saya, mengentaskan pengangguran dan kemiskinan sama dengan mengentaskan masalah kesehatan, gizi buruk dan busung lapar. Mengentaskan pengangguran, orang hidup lebih baik sehingga kesehatannya pun terjamin. Ini merupakan mata rantai. 
Saya peduli terhadap kesehatan sesuai dengan motto iman tanpa perbuatan adalah sia-sia. Jadi, saya membangun lembaga pendidikan kesehatan demi investasi tenaga kesehatan. Itu sudah saya lakukan. Jika saya terpilih sebagai DPD, maka pembangunan kesehatan lebih ditingkatkan. Saya juga tidak hanya mengirim TKI dan TKW tapi mengirim empat orang tenaga kesehatan bekerja di Australia dengan gaji Rp 35 juta/bulan. Gaji Rp 35 juta bagi kita di NTT cukup besar. Jadi saya sudah melakukan, tinggal peningkatan kapasitas.(gem)

Utuh MJ Taedini 
Calon Anggota DPD Nomor Urut 37

PEMBANGUNAN kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama untuk pengembangan manusia, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Kami sebagai calon anggota DPD wajib menjunjung tiga kebijakan ini. DPD tidak punya fungsi anggaran tapi punya kewenangan melakukan pengawasan terhadap ideks pembangunan manusia, terutama bidang kesehatan. Anggur Merah harus dapat dilaksanakan dengan baik. Masalah kesehatan sangat penting. Pembangunan kesehatan harus ada paradigma baru pada bidang pelayanan. Kita harus memulai dari dalam diri sendiri.Kita harus menciptakan diri hidup sehat. Kita sehat dulu baru sakit jangan sakit dulu baru berobat agar sehat. Mendekatkan akses kesehatan untuk masyarakat, antara rumah sakit dengan puskesmas. Yang dekat dengan masyarakat adalah puskesmas. Kita sakit kita bicara bagaimana mengobati. Jadi yang diupayakan adalah hidup sehat, keluarga sehat, anak sehat dan masyarakat sehat. Jika semua orang sehat, pembangunan diyakini berjalan baik. (gem)

Marthen Malo,SE
Calon Anggota DPD Nomor Urut 22

KESEHATAN harus mulai dari dalam diri kita bukan orang lain. Saya 15 tahun bekerja lebih banyak di bidang kesehatan. Persoalan rokok menjadi masalah besar, lembaga internasional juga turun tangan. Siapa yang menciptakan? Pemerintah kan? Rokok itu membawa malapetaka, teman-teman kesehatan pintar mengobati orang yang sakit karena rokok. Saya sebagai seorang calon anggota DPD, saya melihat itu. Ada peluang DPD berbicara anggaran sehingga kita akan upayakan perencanaan dan anggaran untuk kesehatan. DPD bukan wakil rakyat tapi wakil daerah, kita harus bicara dengan para bupati, gubernur membicarakan politik anggaran untuk kesehatan. Dinas kesehatan tidak menganggarkan uang untuk pemberantasan penyakit malaria. Jadi saya akan fokuskan pada perjuangan anggaran. Ke depan kita ubah paradigma ego sektor dengan koordinasi bidang kesehatan. Pendekatannya bukan dengan memperbanyak pembangunan rumah sakit, puskesmas tapi dengan membiasakan rakyat hidup sehat. (gem)

Wihelmus Sodi Manuk,S.H
Calon Anggota DPD Nomor Urut 39

INDEKS Pembangunan Manusia NTT berada pada urutan ke- 30 dari 33 propinsi di Indonesia. Dan, kesehatan adalah salah satu indikatornya. Tolok ukurnya berapa angka kematian ibu, angka kematian bayi, usia harapan hidup dengan sistem manajemen pemerintah. Perjuangkan undang-undang tentang kesehatan dan pengawasan. Perjuangkan kesehatan gratis secara langsung sehingga masyarakat mudah mendapatkan pelayanan. Bangun komunikasi secara langsung dengan masyarakat terhadap berbagai masalah pembangunan, termasuk kesehatan. Bangun masyarakat NTT menuju masyarakat sehat dengan pendekatan peningkatan SDM, bagaimana penempatan tenaga kesehatan. Kesehatan tidak hanya tanggung jawab dinas terkait tapi menjadi tanggung jawab masyarakat. Soal anggaran kesehatan, perlu menggolkan alokasi anggaran 15 persen secara nasional dan 15 persen NTT. Pendekatan pembangunan mengarah pada kesehatan dengan peningkatan pelayanan dan sarana prasarana. Meningkatkan kebijakan bidang kesehatan secara nasional dan lokal NTT. DPD turut memperjuangkan kebijakan pembangunan kesehatan dengan koordinasi ke daerah-daerah.(gem)

Laurensius Piter Lamury, S.H
Calon Anggota DPD Nomor Urut 18

KESEHATAN rakyat perlu menjadi perhatian. Saya beri perhatian terhadap masalah rokok. Sebanyak 85 persen orang Indonesia pernah sindrom sakit jiwa. Jadi saat diundang mengikuti seminar ini, saya berpikir ahli kesehatan mau menyiapkan rumah sakit jiwa untuk calon yang tidak jadi. Bicara kesehatan, kita bicara soal pelayanan. Menjadikan orang sakit bisa senyum sedikit itu sangat susah, jadi ini perlu diubah. Jadi saya lebih menekankan peningkatan pelayanan kesehatan, dengan sarana prasarana, tenaga kesehatan serta alat-alat kesehatan. Tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan dengan tulus sehingga menyembuhkan pasien. (gem)

Ir. Fary Djemi Francis
Caleg DPR RI Partai Gerindra Nomor Urut 1, Dapil NTT 2 (Timor, Sumba, Sabu dan Rote) 

BICARA kesehatan ada keterkaitannya dengan kemiskinan dan gizi buruk. Di Indonesia 106 ribu balita bermasalah dengan gizi. Sebagai caleg kita jangan salahkan dinas kesehatan dan lainnya. Kalau negara ini diibaratkan sebagai tim kesebelasan, jika gawangnya jebol bukan kesalahan pemain tapi manajernya harus bertanggungjawab. Bangsa ini ibarat mobil mercedez, jika mobilnya tidak jalan, siapa yang harus bertanggungjawab, apa montir atau sopirnya? Jadi kalau ada masalah kesehatan yang perlu kita lihat kebijakan pembangunan. Komitmen Partai Gerindra tegas dan jelas. Kesehatan merupakan program utama. 

Arnoldus Thomas 
Caleg DPR RI Partai Patriot Nomor Urut 2, Dapil NTT 2 (Rote, Sabu, Sumba dan Timor)

JIKA saya terpilih sebagai anggota DPR RI, yang pertama saya perhatikan adalah kualitas pelayanan kesehatan. DPR harus punya komitmen menjadi mitra pemerintah dan rakyat membangun kesehatan. Saya setuju kalau anggaran untuk kesehatan ditingkatkan menjadi 15 persen, karena kesehatan terkait dengan sumber daya manusia (SDM). Kesehatan juga menjadi dasar perjuangan Partai Patriot Nomor Urut 30, sehingga seminar hari ini sangat cocok dengan perjuangan partai kami. Jadi kita harus bisa melakukan kontrol yang ketat terhadap pelayanan kesehatan, penanganan gizi buruk dan lain- lain. (gem)

Marry Yumima Abineno Bessi,SE
Caleg DPRD NTT dari Partai Hanura, Nomor Urut 2, Dapil NTT I 

Kenapa kematian ibu dan anak tinggi? Kalau saya terpilih, tidak duduk manis dan dengar apa yang dibicarakan pemerintah. Saya harus melakukan berjuang meningkatkan anggaran untuk kesehatan sebesar 15 persen. Saya sebagai perempuan juga berjuang agar di rumah sakit, disiapkan ruang menyusui anak. Juga melakukan kontrol supaya anggaran kesehatan tidak membias ke bidang lain. Apalagi anggaran itu disalahgunakan oknum pengelolanya. Jika terjadi demikian, saya adalah orang pertama yang menanyakan itu di sidang dewan. Saya juga mengingatkan tenaga medis agar memberikan pelayanan dengan senyum. Kesehatan merupakan pilar utama pembangunan.(gem)

Siprianus Seru 
Caleg DPRD NTT dari Partai Demokrasi Kebangsaan, Nomor Urut 3, Dapil NTT I

Dinas kesehatan kurang kreatif karena ada yang tidak bisa mengajukan anggaran kesehatan ke dewan. Jika saya terpilih sebagai anggota DPRD NTT, saya memberi perhatian terhadap sarana dan prasarana kesehatan yang masih minim. Saya juga memberi perhatian terhadap kesehatan lingkungan sebagai pilar utama pembangunan bidang kesehatan. Anggaran untuk kesehatan perlu dinaikkan dengan mengubah struktur APBD dari 60 persen untuk belanja publik dan 40 persen belanja rutin diciutkan 15 persen untuk kesehatan.(gem)

Merry Roga
Caleg DPRD NTT dari PDI Perjuangan, Nomor Urut 11, Dapil NTT I

Jika saya terpilih, saya akan memperjuangkan keadilan anggaran masyarakat di bidang kesehatan. Saya juga memberi perhatian pada investasi sumber daya manusia (SDM) dan itu harus dimulai dari kesehatan. Sejak dalam janin sudah diberi perhatian dengan nutrisi makanan bergizi bagi ibu hamil. Saya juga mendukung niat teman-teman meningkatkan anggaran kesehatan sebesar 15 persen, meningkatkan kesejahteraan para medis dan meminta pemerintah mengefektifkan puskesmas yang mubazir serta bermitra dengan LSM yang peduli terhadap kesehatan. (gem)

Drs. Wigers Wila Bunga,MS
Caleg DPRD NTT Partai Golkar, Nomor Urut 10, Dapil NTT I

Kesehatan merupakan hak asasi manusia (HAM). Saya tertarik dengan seminar kesehatan ini karena masih ada kesenjangan. Jika saya terpilih sebagai anggota DPRD NTT, saya akan memberi perhatian penuh pada manajemen sumber daya manusia kesehatan (medis dan para medis) yang siap siaga. Saya juga minta pemerintah mengefektifkan polindes, pustu yang ada di desa-desa, karena itu merupakan sarana kesehatan yang langsung diakses masyarakat pedesaan. Saya juga terus memberi perhatian terhadap upaya meningkatkan anggaran kesehatan. (gem)

Tonny Stefanus Bengu,SP
Caleg DPRD NTT dari Partai Gerindra, Nomor Urut 2, Dapil NTT I

Dinkes (Dinas Kesehatan) jangan dijadikan sampah ketika terjadi masalah kesehatan. Selama ini jika ada masalah kesehatan, Dinkes yang disalahkan. Semua persoalan kesehatan ditujukan kepada dinkes. Paradigma ini perlu diubah. Gerindra punya program kesehatan. Selama ini tidak ada sinergi program lintas sektor. Jika saya terpilih saya berusaha supaya Dewan mengingatkan pemerintah melakukan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kesehatan. (gem)

Paulus EL Bolla
Caleg DPRD Kota Kupang dari Partai Perjuangan Indonesia Baru, Nomor Urut 2, Dapil Alak dan Maulafa

Masalah kesehatan juga terletak pada sisi rekruitmen pengelola kesehatan. Jika pengelola tidak sehat, apa yang bisa kita harapkan? Jika saya terpilih yang perlu dilakukan adalah membersihkan kecurangan. Berantas koruptor di bidang kesehatan karena masih banyak kecurangan seperti pengadaan alat kesehatan dan sebagainya. Saya juga memberi perhatian pada kesehatan lingkungan, mendorong adanya ruang terbuka hijau yang masih diabaikan pemerintah Kota Kupang. (gem)

Isidorus Lilijawa,S.Fil
Caleg DPRD Kota Kupang dari Partai Gerindra, Nomor Urut I, Dapil Oebobo

Kesehatan merupakan harga mati untuk diperjuangkan partai kami. Jika saya terpilih, saya akan memberi perhatian pada masalah air bersih karena ini ada keterkaitannya dengan kesehatan. Di Kota Kupang masalah air bersih sudah menjadi persoalan klasik, setiap tahun warga kota ini mengeluh kesulitan air bersih. Saya juga mendorong pemerintah memperhatikan sanitasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan anggaran kesehatan menjadi 15 persen. (gem)

Pos Kupang edisi Minggu, 5 April 2009 halaman 1 dan 9

Tidak ada komentar: