Presiden Pastikan NTT Dapat Perlakuan Khusus

JAKARTA, PK -- Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono memastikan Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat perlakuan dan perhatian khusus dari pemerintah pusat guna mempercepat pembangunan di propinsi yang berbatasan dengan dua negara, Australia dan Timor Leste tersebut.

Presiden Yudhoyono menegaskan hal itu saat memimpin rapat paripurna kabinet Indonesia Bersatu di Kantor Kepresidenan RI di Jakarta, Rabu (2/2/2011) petang. Rapat paripurna tersebut digelar dengan agenda tunggal yakni mendengar pemaparan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya tentang program pembangunan strategis di NTT.

"Bapak Presiden memastikan akan memberi perhatian khusus kepada NTT. Beliau dan para menteri merespons dengan baik program yang kami sampaikan karena sejalan dengan program prioritas nasional," kata Gubernur Lebu Raya kepada Pos Kupang usai pertemuan tersebut.

Presiden Yudhoyono akan berkunjung ke NTT selama tiga hari mulai tanggal 8 Februari 2011. Selain menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN), presiden akan berkunjung ke Atambua, Kabupaten Belu. Dalam kunjungannya ke NTT Presiden Yudhoyono ingin melihat langsung kondisi propinsi ini.


Rapat paripurna yang dihadiri Wakil Presiden, Boediono dan tiga menteri koordinator itu berlangsung sekitar dua setengah jam. Gubernur Lebu Raya didampingi Sekda Propinsi NTT, Frans Salem, S.H, M.Si, Kepala Bappeda NTT, Wayan Dharmawan, Kepala Dinas PU NTT, Ir. Andre W Koreh, Direktur Utama Bank NTT, Daniel Tagu Dedo serta pejabat lainnya.

Saat membuka rapat paripurna kabinet itu, Presiden Yudhoyono mengatakan, pemerintah akan merancang program khusus untuk mempercepat pembangunan di NTT. Presiden menyadari, NTT merupakan salah satu propinsi yang tidak dikaruniai sumber daya alam yang melimpah seperti daerah lain di Tanah Air sehingga perlu kebijakan khusus dan langkah khusus, demi keadilan. "Pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan di NTT," kata Presiden Yudhoyono seperti dikutip Gubernur Lebu Raya.

Mengawali pemaparannya di hadapan presiden, wakil presiden serta para menteri, Gubernur Lebu Raya menjelaskan tentang delapan agenda pembangunan daerah dengan empat tekad pembangunan, yakni menjadikan NTT sebagai propinsi jagung, propinsi ternak, propinsi koperasi dan propinsi cendana.
Pemaparan gubernur selanjutnya lebih fokus pada program yang konkret, antara lain pembangunan industri garam serta tambak garam rakyat, semi mekaninisasi untuk jagung, pusat pembibitan ternak, pembangunan infrastruktur dasar, pengembangan rumput laut, pembibitan dan penanaman cendana serta menggenjot sektor pariwisata.

"Program konkret yang kita tawarkan mendapat tanggapan yang baik dari presiden karena sejalan dengan program pemerintah pusat, misalnya untuk memehuni kebutuhan daging dan garam dalam negeri. Sampai sekarang kita masih mengimpor daging dan garam," kata gubernur.

Khusus di bidang pertenakan, Lebu Raya mengatakan Presiden menyetujui untuk membangun pusat pembibitan dan balai inseminasi buatan di NTT. "Ini untuk mendukung peningkatan produksi ternak sapi di NTT karena dari sisi bibit sapi kita masih terbatas," jelas Lebu Raya.

Presiden, lanjutnya, optimis industri garam di NTT dapat dikerjakan dengan teknologi bertaraf internasional. "Namun, kalau ingin menjadikan NTT sebagai salah satu sentra industri garam di Indonesia, saya ingin lihat langsung di mana tempat itu dan bagaimana langkah konkret yang akan diambil," kata presiden.

Presiden berharap setelah kunjungan ke NTT dirinya segera dapat menetapkan kebijakan untuk percepatan pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di NTT.

Menurut gubernur, tiga wilayah di NTT akan menjadi sentra industri garam yaitu Wewaria di Kabupaten Ende, Mbay di Kabupaten Nagekeo dan Teluk Kupang di wilayah Kabupaten Kupang. Luas pengembangan industri garam di NTT kurang lebih 5.000 hektar.

Gubernur Lebu Raya mengucapkan terima kasih kepada
pemerintah pusat yang memberi perhatian kepada NTT.

"Dalam rapat kabinet tadi saya katakan bahwa sayalah orang yang paling berbahagia karena sidang paripurna kabinet secara khusus membahas Nusa Tenggara Timur," ujarnya.

Dia mengharapkan agar seluruh elemen masyarakat NTT menjaga suasana yang kondusif selama kunjungan Presiden Yudhoyono ke NTT.

Lombok Masuk Istana
Ada kado spesial yang diberikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya kepada Presiden Yudhoyono saat sidang paripurna kabinet Rabu lalu. Kado tersebut berupa cabai rawit (lombok padi).

Menurut gubenur, lombok kecil yang pedasnya minta ampun itu sangat disukai Presiden Yudhoyono.
Gubernur memberikan cabai rawit sebanyak 2 kg dan 10 anakan cabe rawit yang akan ditanam presiden di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor-Jawa Barat.
"Dalam berbagai kesempatan kalau bertemu saya, Bapak Presiden selalu ingat cabai rawit dari Kupang. Makanya saya bawa khusus untuk beliau, termasuk anakannya untuk ditanam," kata gubernur.

Menurut gubernur, sejumlah menteri, termasuk Mendagri Gamawan Fauzi juga memesan anakan cabai rawit untuk ditanam.

Selain di Indonesia cabai rawit juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura cabai rawit dinamakan cili padi, di Filipina disebut siling labuyo dan di Thailand phrik khi nu. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama thai pepper atau bird's eye chili pepper.

Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, ia dianggap paling pedas karena kepedasannya mencapai 50.000-100.000 pada skala scoville. Cabai rawit biasa dijual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya. (osi)

Pos Kupang, 4 Februari 2011 halaman 1

Tidak ada komentar: